Warga Kebon Pala Kewalahan, Banjir 3 Kali dalam 10 Hari

Posted on

Wilayah Kebon Pala Kembali Terendam Banjir, Warga Menuntut Normalisasi Kali Ciliwung

Wilayah Kebon Pala, Jatinegara, Jakarta Timur kembali mengalami banjir pada akhir pekan lalu. Kejadian ini terjadi mulai dari Sabtu (9/8/2025) malam hingga Minggu (10/8/2025) pagi, menjadi yang ketiga dalam waktu sepuluh hari terakhir. Masyarakat setempat menyebutkan bahwa banjir ini disebabkan oleh air kiriman dari arah Depok dan Bogor yang menyebabkan Kali Ciliwung meluap.

Penyebab Banjir dan Peringatan Awal

Ketua RT 13 RW 04 Kebon Pala, Sanusi (58), menjelaskan bahwa banjir ini kembali dipicu oleh aliran air dari daerah sekitar. Tinggi muka air di Pos Angke Depok mencatat peningkatan signifikan, yaitu mencapai 250 sentimeter dengan status Siaga 3. Hal ini memberikan sinyal awal bagi warga setempat untuk mempersiapkan diri.

Menurut Sanusi, warga biasanya mendapatkan informasi tentang potensi banjir melalui komunikasi antar sesama warga atau melalui pemantauan data tinggi muka air secara mandiri melalui situs resmi Pemprov DKI Jakarta. “Kita biasanya pantau sendiri lewat SDH dan info teman-teman. Jadi ya mandiri,” katanya.

Dampak Banjir dan Respons Warga

Banjir yang terjadi pada akhir pekan lalu mencapai ketinggian sekitar 75 sentimeter di beberapa rumah warga. Namun, tidak ada warga yang mengungsi karena kebanyakan rumah dibangun dua lantai. Sanusi menjelaskan bahwa warga hanya akan mengungsi jika status banjir meningkat.

“Enggak ada yang ngungsi selama tiga kali banjir ini, karena masih siaga tiga. Kalau statusnya naik, baru mungkin mengungsi,” ujarnya. Banjir mulai surut pada Minggu sekitar pukul 07.00 WIB. Setelah air surut, warga langsung melakukan pembersihan lumpur sisa banjir.

Frekuensi Banjir yang Meningkat

Sanusi menyampaikan rasa prihatin terhadap frekuensi banjir yang semakin sering terjadi. Ia mengatakan bahwa dulu banjir hanya terjadi lima tahun sekali, tetapi kini bisa terjadi setiap bulan. Bahkan, pada Juli saja terjadi dua kali banjir, dan Agustus baru tanggal 10 sudah tiga kali.

Menurutnya, banjir yang terjadi kini lebih singkat namun lebih intens. Ini menunjukkan adanya perubahan dalam pola curah hujan dan sistem drainase yang kurang optimal.

Tuntutan Warga terhadap Normalisasi Kali Ciliwung

Menyusul kejadian berulang ini, warga Kebon Pala menuntut agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera menormalisasi Kali Ciliwung di wilayah mereka. Sanusi mengatakan bahwa janji pemerintah untuk melakukan pengerukan kali belum benar-benar menyentuh kawasan yang sering terdampak banjir.

“Katanya mau dikeruk, tapi yang dikeruk itu malah bagian yang jauh dari sini. Wilayah sini belum tersentuh,” ujarnya. Ia menilai bahwa normalisasi kali di sekitar Kebon Pala sangat mendesak dilakukan mengingat banjir yang semakin sering dan durasi yang pendek.

Warga berharap pemerintah tidak hanya melakukan pemantauan, tetapi juga mempercepat pengerjaan infrastruktur pengendali banjir di wilayah mereka. Mereka berharap kejadian banjir seperti ini tidak lagi terulang dan dapat segera diatasi dengan solusi yang nyata dan efektif.