Gunung Lewotobi Diguncang 4 Kali Gempa Guguran dan 12 Kali Gempa Hembusan

Posted on

Aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki Terus Dikawal dengan Tingkat Awas

Petugas Pos Pengamat Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, melaporkan aktivitas gunung api tersebut selama 24 jam terakhir, dari pukul 00:00 hingga 24:00 Wita. Saat ini, status gunung api berada pada level IV atau AWAS.

Gunung Api Lewotobi Laki-laki terletak di wilayah Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, dengan posisi geografis di Latitude -8.5389°LU dan Longitude 122.7682°BT, serta memiliki ketinggian sekitar 1584 mdpl. Dalam laporan yang dikeluarkan oleh petugas, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut dengan intensitas rendah hingga sedang. Asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal, tinggi sekitar 50-500 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah ke arah utara dan timur laut. Suhu udara berkisar antara 16.9°C hingga 32.7°C.

Berdasarkan pengamatan kegempaan, gunung Lewotobi Laki-laki mengalami beberapa jenis gempa. Antara lain:

  • 4 kali gempa Guguran dengan amplitudo 2.9-14.8 mm dan lama gempa 28-66 detik.
  • 12 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 2.9-14.8 mm dan lama gempa 30-56 detik.
  • 40 kali Tremor Non-Harmonik dengan amplitudo 2.3-10.5 mm dan lama gempa 61-161 detik.
  • 14 kali gempa Low Frequency dengan amplitudo 2.2-7.4 mm dan lama gempa 20-30 detik.
  • 3 kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 2.9-7.1 mm, S-P 2.1-2.9 detik, dan lama gempa 12-19 detik.
  • 8 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 2.9-22.2 mm, S-P 14.2-63 detik, dan lama gempa 29-237 detik.

Rekomendasi untuk Masyarakat dan Pengunjung

Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dan pengunjung/wisatawan diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 6 km dari pusat erupsi. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk tetap tenang dan mengikuti arahan pemerintah setempat. Jangan mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya.

Potensi banjir lahar hujan harus diwaspadai, terutama di daerah aliran sungai yang berhulu di puncak gunung, seperti Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote. Jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, risiko banjir lahar sangat besar.

Bagi warga yang terdampak hujan abu, disarankan menggunakan masker atau penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernapasan. Pemerintah Daerah terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung.

Selain itu, PVMBG akan selalu berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Satlak PB setempat dalam memberikan informasi tentang kegiatan Gunung Lewotobi Laki-laki. Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki atau menghubungi PVMBG melalui nomor telepon 022-7272606.

Status Awas dan Penyebabnya

Sebelumnya, aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki meningkat, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status gunung dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas), mulai tanggal 16 Agustus 2025 pukul 08.00 Wita.

Dalam laporan khusus, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut dengan intensitas sedang. Asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga tebal, tinggi sekitar 50-1000 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut, barat daya, barat, dan barat laut. Suhu udara sekitar 15-32°C.

Data kegempaan dari tanggal 8-15 Agustus 2025 menunjukkan peningkatan bertahap di kedalaman dangkal, terutama dari naiknya aktivitas gempa tremor non-harmonik. Erupsi terakhir terjadi pada 9 Agustus 2025, dan hingga saat ini belum ada erupsi susulan. Kondisi ini mengindikasikan adanya tekanan yang tertahan di dalam gunung, yang jika tekanannya tinggi dapat memicu erupsi eksplosif.

Peringatan untuk Masyarakat

Berdasarkan catatan sebelumnya, erupsi eksplosif biasanya diawali oleh peningkatan aktivitas dalam waktu singkat. Oleh karena itu, perlu diwaspadai jika terjadi kenaikan gempa vulkanik dalam dan tremor non-harmonik, karena hal ini bisa menjadi tanda tekanan gas yang sangat tinggi di dalam gunung, meskipun data kegempaan belum menunjukkan lonjakan besar.

Dalam seminggu terakhir, pemantauan deformasi dengan tiltmeter menunjukkan pengembungan yang cukup besar pada tubuh gunung, yang berpotensi memicu erupsi eksplosif. Data GNSS juga mulai menunjukkan kenaikan dari rata-rata posisi vertikalnya, menandakan suplai magma dari kedalaman perlahan bergerak menuju bagian yang lebih dangkal.

Masyarakat dan wisatawan diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 6 km dan sektoral barat daya-timur laut 7 km dari pusat erupsi. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah. Mereka juga diminta untuk tidak mempercayai informasi yang tidak jelas sumbernya.

Selain itu, masyarakat di sekitar wilayah rawan bencana agar mewaspadai potensi banjir lahar apabila terjadi hujan lebat, terutama pada daerah aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki, seperti di Nawakote, Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, hingga Nurabelen.

Warga yang terdampak hujan abu dianjurkan menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk melindungi saluran pernapasan. Abu vulkanik erupsi juga dapat mengganggu operasional bandara dan jalur penerbangan apabila sebarannya mengarah ke area bandara dan jalur perlintasan pesawat.

Pemerintah daerah diharapkan terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Informasi terkini mengenai aktivitas gunungapi dapat diakses melalui situs resmi Magma Indonesia maupun media sosial resmi Badan Geologi.