Gerakan AI Gotong Royong: 12 Buku Gratis untuk Siswa SMP dan SMA
Pada pertengahan Agustus 2025, di tengah semangat kemerdekaan RI ke-80, seorang pakar teknologi sekaligus Rektor ITTS, Onno W. Purbo, mengumumkan kabar mengejutkan melalui akun media sosialnya. Ia menyampaikan bahwa 12 buku gratis tentang Artificial Intelligence (AI) telah resmi dirilis dan bisa diakses oleh siswa SMP dan SMA. Inisiatif ini disebut sebagai “Gerakan AI Gotong Royong”, yang bertujuan untuk memperluas akses pendidikan teknologi bagi seluruh masyarakat.
Inisiatif ini mendapat perhatian luas dari berbagai media nasional. Mulai dari Pikiran Rakyat, JPNN, RMOL, Medcom hingga RM.id, semua memberitakan langkah besar ini. Hal ini menunjukkan bahwa gerakan ini tidak hanya menjadi bentuk pengabdian kepada bangsa, tetapi juga menjadi contoh nyata dari pemanfaatan ilmu pengetahuan untuk kesejahteraan bersama.
Isi dan Struktur Buku
Buku-buku yang dirilis ini tidak sekadar modul kaku yang membosankan. Mereka dirancang dengan pendekatan yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh para siswa. Setiap buku dilengkapi dengan peta konsep dan tujuan pembelajaran, ilustrasi sehari-hari, serta contoh kasus yang relevan. Selain itu, terdapat fun facts, tips, dan trik belajar cepat yang bisa membantu siswa dalam memahami materi secara lebih efektif.
Terdapat latihan soal, tugas proyek, dan jawaban pembahasan yang bisa digunakan sebagai bahan evaluasi. Tidak ketinggalan, buku ini juga menyentuh aspek etika penggunaan AI dengan bahasa yang sopan dan mudah dipahami. Tujuannya jelas: menjadikan AI dan coding tidak lagi menakutkan, tetapi justru menjadi sesuatu yang menarik dan mudah dipelajari.
Format dan Akses
Semua buku dapat diunduh secara gratis melalui situs intechpress.itts.ac.id/buku-gratis. Terdapat 12 judul utama yang mencakup berbagai tingkat kelas:
- SMP kelas VII–IX (semester 1 dan 2)
- SMA/SMK kelas X–XII (semester 1 dan 2)
- Buku pegangan guru untuk semua jenjang
Dengan format flipbook interaktif maupun PDF, siswa dan guru dapat membacanya dengan mudah, baik secara online maupun offline. Hal ini sangat memudahkan aksesibilitas, terlebih bagi mereka yang tidak memiliki koneksi internet stabil.
Tujuan dan Makna Sosial
Menurut Onno W. Purbo, inisiatif ini merupakan bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi dan pengabdian kepada masyarakat. Ada tiga makna penting dari gerakan ini:
- Meningkatkan literasi digital siswa sejak dini, agar siap menghadapi revolusi teknologi.
- Menghapus hambatan biaya, sehingga pembelajaran AI tidak lagi eksklusif dan mahal.
- Menguatkan gotong royong pendidikan dengan melibatkan guru, dinas pendidikan, hingga komunitas belajar.
Komentar Omjay
Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd., yang akrab disapa Omjay, memberikan apresiasi atas langkah besar ini. Sebagai Guru Blogger Indonesia yang konsisten memperjuangkan literasi, ia menyampaikan:
“Apa yang dilakukan Pak Onno W. Purbo adalah teladan nyata dari seorang ilmuwan yang mengabdikan ilmunya untuk bangsa. Membagikan 12 buku AI gratis bagi siswa SMP dan SMA adalah bentuk sedekah ilmu yang tak ternilai. Ini bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal keikhlasan. Semoga para guru dan siswa di seluruh Indonesia memanfaatkan kesempatan emas ini.”
Lebih lanjut, Omjay menambahkan:
“Saya yakin, dengan gerakan AI gotong royong, anak-anak kita tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta teknologi. Mari kita dorong sekolah-sekolah, guru, dan siswa untuk memanfaatkan buku ini, lalu berani bereksperimen dan berinovasi. Inilah cara kita mempersiapkan generasi emas 2045.”
Dampak dan Harapan
Inisiatif ini memiliki potensi besar dalam meningkatkan minat siswa terhadap STEM (Science, Technology, Engineering, Math). Selain itu, buku ini memberi bekal keterampilan digital yang nyata, serta mempersiapkan guru dalam mengajar AI dengan pendekatan yang sederhana dan efektif. Dengan demikian, inisiatif ini bisa mempercepat lahirnya generasi inovator Indonesia.
Penutup
Gerakan AI Gotong Royong untuk Bangsa Indonesia adalah bukti bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil tapi tulus. Onno W. Purbo memberi contoh bahwa ilmu seharusnya dibagikan, bukan diperdagangkan semata. Mari kita dukung gerakan ini dengan cara:
- Mengunduh dan menyebarkan buku ke sekolah-sekolah.
- Mengajak guru menggunakan sebagai bahan ajar.
- Mendorong siswa untuk belajar, bereksperimen, dan berkarya.
Seperti pesan Omjay: “Menulislah dengan hati, belajarlah dengan hati, dan gunakan teknologi dengan hati. Maka pendidikan kita akan melahirkan manusia berakhlak dan berdaya saing.”
