Pengakuan Syahrama yang Diragukan dan Kehidupan Sevi Ayu Claudia
Pengakuan Syahrama, pelaku pembunuhan terhadap driver ojek online (ojol) Sevi Ayu Claudia, mengenai motif pembunuhan korban mendapat banyak pertanyaan dari berbagai pihak. Salah satu orang yang cukup mengenal Sevi adalah Risma, teman sekaligus rekan saat kuliah di salah satu kampus negeri di Surabaya. Menurutnya, alibi Syahrama bahwa ia membunuh Sevi karena uang Rp 5 juta hanya untuk menutupi motif yang sebenarnya.
“Menurutku, Sevi itu kategori orang mampu. Pelaku bilang 5 juta? Aku yakin dia punya tabungan sebesar itu,” ujar Risma saat dihubungi melalui DM Instagram. Ia juga menyebut bahwa Sevi tidak mudah meminjam uang kepada orang lain. “Dia tidak akan meminjam uang kalau benar-benar butuh dan nominalnya sesuai kemampuannya.”
Selain itu, Risma menyoroti perubahan pengakuan Syahrama. Awalnya, Syahrama mengaku ditipu oleh Sevi karena dijanjikan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), namun kini ia mengubah pernyataannya dengan mengatakan bahwa Sevi menawarkan pekerjaan sebagai customer service (CS). “Kalau emang nipu, harusnya korbannya tidak cuma dia aja dong?” tanya Risma.
Kehidupan Sevi yang Rajin Menabung
Risma juga menceritakan sifat Sevi yang rajin menabung. Saat masih mahasiswa, Sevi pernah membeli ponsel baru meski harganya mencapai Rp 3 jutaan. “Saat itu aku belum bisa beli, tapi dia bisa karena sudah menabung lama,” katanya. Dari sini terlihat bahwa Sevi memiliki kebiasaan hemat dan disiplin dalam mengatur keuangan.
Sevi juga dikenal bertanggung jawab dalam membayar utang. Risma mengingat bahwa Sevi pernah meminjam uang untuk membeli nasi saat uangnya habis. “Uang itu dibalikin besoknya,” tambahnya.
Perkembangan Kasus Pembunuhan
Di awal penangkapan, Syahrama mengaku nekat membunuh Sevi karena korban mengingkari janji untuk memasukkannya sebagai PNS. Namun, penyidik Satreskrim Polres Gresik menemukan fakta yang berbeda. Ternyata, Sevi tidak menawarkan pekerjaan sebagai PNS, melainkan sebagai cleaning service. Hal ini diungkapkan oleh Kasatreskrim Polres Gresik AKP Abid Uais Al-Qarni Aziz Abid.
Selain itu, uang Rp 5 juta yang disebut Syahrama diberikan kepada Sevi juga sedang didalami. Hasil laboratorium forensik Polda Jatim menunjukkan bahwa cairan putih yang ditemukan di tubuh korban bukan sperma pelaku, melainkan cairan dari alat vital korban. Ini menepis adanya tindakan kekerasan seksual.
Mekanisme Pembunuhan dan Penyembunyian Mayat
Dugaan pembunuhan direncanakan oleh Syahrama terbukti dari fakta bahwa ia memancing korban dengan alasan pekerjaan lepas di tempat usaha fotokopi miliknya. Pada Sabtu sore (26/7/2025), Sevi datang ke lokasi sesuai janji. Di ruang kerja, Syahrama menagih uang Rp 5 juta yang sudah diberikan, tetapi tidak dapat dipenuhi. Akibatnya, Syahrama melakukan aksi brutal dengan menggunakan alat pemotong kertas ke bagian kepala korban.
Setelah korban meninggal, Syahrama membungkus jasad Sevi dengan plastik hitam dan kardus, lalu mengikatnya dengan tali rafia dan lakban. Selanjutnya, ia menghubungi temannya untuk menemani pergi ke daerah Kedamean, Gresik. Jasad Sevi dibuang di pinggir jalan raya Kedamean setelah diangkut dengan motor milik korban.
Penyelidikan Terus Berlangsung
Kasatreskrim Polres Gresik, AKP Abid Uais Al-Qarni Aziz Abid, menyatakan bahwa pelaku bekerja sendiri dalam melakukan pembunuhan. “Sejauh ini tunggal, kami dalami apakah murni atau direncanakan,” ujarnya. Penyidik juga sedang melakukan rekonstruksi keterangan saksi dan fakta di TKP.
Hasil toksikologi pada tubuh korban masih menunggu hasil akhir. Sementara itu, press release resmi akan disampaikan langsung oleh Kapolres Gresik dalam waktu dekat.
