Perayaan Hari Jadi Jawa Tengah ke 80 Berlangsung Meriah Meski Diguyur Hujan
Prosesi kirab budaya dalam rangka memperingati hari jadi Jawa Tengah yang ke-80 berlangsung dengan penuh semangat di Jalan Pahlawan Kota Semarang, Kamis (21/8/2025). Acara ini menjadi momen penting untuk menampilkan kekayaan budaya dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, turut hadir dan bahkan rela menghadapi hujan deras agar bisa menyaksikan langsung perayaan tersebut.
Acara ini tidak hanya sekadar tontonan, tetapi juga bertujuan untuk memperkenalkan budaya masing-masing kabupaten dan kota. Menurut Taj Yasin, melalui kegiatan seperti ini, masyarakat dapat menciptakan produk wisata yang diminati oleh para pengunjung. “Dengan kegiatan ini kita bisa membuat produk yang dibutuhkan wisatawan saat berkunjung di Jawa Tengah,” ujarnya.
Taj Yasin berharap kegiatan ini dapat masuk dalam kalender event Jawa Tengah agar wisatawan lebih tertarik untuk berkunjung. “Tujuannya agar wisatawan betah di Jawa Tengah. Adanya kirab budaya kita menghormati bagaimana pemikiran leluhur kita dan budaya itu bisa dinikmati,” tambahnya.
Selain itu, acara ini juga berhasil merangkul generasi muda dengan memadukan budaya tradisional dan modern. Antusiasme peserta dan masyarakat terlihat sangat tinggi meskipun cuaca tidak bersahabat. Bahkan, beberapa mobil karnaval ditutup terpal agar tidak rusak akibat percikan air hujan. Tamu VIP yang berada di tribun juga bergegas berteduh ketika hujan turun.
Meski sempat dihentikan sementara karena hujan lebat, arak-arakan kembali dilanjutkan setelah beberapa menit. Masyarakat dan peserta karnaval tetap antusias menonton meski dalam kondisi hujan. Joko, salah satu penonton, mengaku senang bisa menyaksikan langsung prosesi tersebut. Ia datang bersama keluarga dan mengatakan acara ini sangat menarik.
“Ya acaranya bagus sih menarik,” kata Joko. Meski sedikit kecewa karena hujan mengguyur, ia tetap senang bisa melihat langsung kirab budaya tersebut. “Ya sayang hujan. Pawang hujannya kurang bagus,” ujarnya.
Sejumlah pejabat tetap berada di podium untuk memberikan dukungan kepada peserta. Mobil-mobil yang dihias dengan berbagai ornamen dan perangkat audio mulai bergerak sejak pagi hari. Suara musik yang diputar menggetarkan kaca gedung kantor pemerintah provinsi.
Tampan Rahma, peserta dari Demak, mengatakan bahwa mobil karnavalnya disiapkan sejak sebulan lalu. Ia bersama paguyuban seni lainnya menghias mobil dengan berbagai rebana. “Tema mobil karnaval adalah tarian rebana kota wali. Karena Demak terkenal dengan rebananya,” jelasnya.
Selain mobil, ada juga penari yang mengiringi karnaval. Penarinya berasal dari 14 sanggar di Kabupaten Demak. “Kami ini di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Demak,” tambahnya.
Sri Raharjo, peserta asal Sukoharjo, juga menyampaikan bahwa mobil karnavalnya disiapkan sejak sebulan lalu. Tema yang diusung adalah Pendadaran Untung Suropati. “Tema ini menceritakan perjuangan Untung Suropati melawan VOC di Benteng Bangil,” ujarnya. Dalam karnaval ini, terlibat sebanyak 50 orang, termasuk penari.


