Sistem Baru Jepang: Cuti Belajar Tetap Dapat 80 Persen Gaji

Posted on

Sistem Cuti Pendidikan dan Pelatihan di Jepang Mulai Berlaku Tahun 2025

Mulai bulan Oktober 2025, Jepang akan menerapkan sistem cuti pendidikan dan pelatihan yang memberikan tunjangan sebesar 5 hingga 80 persen dari upah sebelumnya. Tujuan dari sistem ini adalah untuk membantu pekerja yang ingin mengambil cuti untuk fokus pada belajar kembali atau mengikuti pelatihan kerja tanpa khawatir kehilangan penghasilan.

Sistem ini merupakan bagian dari asuransi ketenagakerjaan. Jika seseorang mengambil cuti untuk mengikuti pendidikan atau pelatihan, mereka akan menerima tunjangan serupa dengan tunjangan pengangguran agar dapat memenuhi kebutuhan hidup selama masa cuti tersebut.

Untuk memenuhi syarat, pekerja harus telah bekerja dan membayar premi asuransi ketenagakerjaan selama lebih dari 12 bulan dalam dua tahun terakhir, serta terdaftar dalam asuransi ketenagakerjaan selama minimal 5 tahun. Selain itu, mereka harus mengambil cuti tanpa gaji selama minimal 30 hari sesuai aturan perusahaan.

Jumlah tunjangan dihitung berdasarkan upah selama enam bulan sebelumnya, seperti tunjangan pengangguran. Misalnya, jika upah bulanan sebesar 350.000 yen, maka tunjangan yang diterima sekitar 195.000 yen per bulan.

Batas waktu manfaat tergantung pada periode asuransi ketenagakerjaan. Untuk 5 hingga kurang dari 10 tahun, batas waktu adalah 90 hari; untuk 10 hingga kurang dari 20 tahun, 120 hari; dan untuk 20 tahun atau lebih, 150 hari.

Pendidikan dan pelatihan yang diperbolehkan mencakup kursus di universitas, sekolah pascasarjana, sekolah kejuruan, maupun kursus yang disediakan oleh perusahaan yang telah ditetapkan sebagai program pendidikan dan pelatihan. Studi bahasa di luar negeri dan gelar master di luar negeri juga bisa diakui.

Manfaat pendidikan dan pelatihan ini adalah sistem asuransi ketenagakerjaan yang mendukung pengembangan karier. Setelah menyelesaikan kursus yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang, sebagian biaya kursus akan dibayarkan oleh perusahaan.

Terdapat tiga jenis manfaat: praktik khusus, umum khusus, dan umum. Manfaat maksimum untuk praktik profesional adalah 80 persen dari biaya kursus (hingga 640.000 yen per tahun).

Tunjangan pendidikan dan pelatihan serta tunjangan cuti pendidikan dan pelatihan adalah dua sistem yang terpisah, tetapi bisa digunakan bersama. Misalnya, seorang pekerja yang mengambil cuti untuk mengikuti sekolah yang memenuhi syarat akan dibiayai oleh tunjangan pendidikan, sedangkan hilangnya pendapatan selama cuti akan ditanggung oleh tunjangan cuti.

Ada beberapa kasus spesifik di mana manfaat cuti pendidikan dan pelatihan bisa digunakan. Contohnya, seorang karyawan yang ingin dipindahkan ke departemen global dan mengikuti kursus bahasa selama 40 hari di luar negeri. Atau seorang insinyur TI yang mengikuti kursus pengembangan AI selama enam minggu.

Setelah perusahaan menyetujui cuti, pekerja harus mengisi formulir konfirmasi dan mengirimkannya ke perusahaan. Selanjutnya, formulir pembayaran akan dikeluarkan oleh perusahaan dan dikirim ke Hello Work. Setelah memasuki pendidikan, pekerja harus menunjukkan formulir deklarasi sertifikasi ke Hello Work setiap 30 hari.

Beberapa peringatan penting perlu diperhatikan. Cuti hanya boleh sesuai aturan perusahaan, bukan pesanan bisnis. Jika pekerja mengambil cuti berbayar atau cuti penitipan anak selama periode tersebut, maka tidak akan mendapatkan manfaat. Selain itu, jika seseorang menerima tunjangan cuti pendidikan dan pelatihan, masa asuransi ketenagakerjaan akan diatur ulang, sehingga tidak bisa menerima tunjangan pengangguran untuk jangka waktu tertentu.

Menurut survei, lebih dari 80% responden mengatakan mereka tidak memiliki rencana untuk memperkenalkan sistem ini. Alasan utamanya adalah kesulitan dalam mengamankan personel pengganti. Dengan demikian, meskipun sistem baru sudah ada, jumlah orang yang bisa memanfaatkannya tetap terbatas.

Dalam beberapa tahun terakhir, tren “pendidikan berulang” dan “keterampilan ulang” menjadi kata kunci dalam pengembangan kapasitas tenaga kerja. Pemerintahan Fumio Kishida berkomitmen untuk meningkatkan upah melalui reformasi pasar tenaga kerja, termasuk dukungan untuk pelatihan ulang.

Meskipun sistem ini dirancang untuk mendukung kemauan belajar, efektivitasnya masih dipertanyakan. Hanya sedikit perusahaan yang telah memperkenalkan sistem cuti pendidikan dan pelatihan 30 hari atau lebih, terutama perusahaan besar dan asing.

Sebagai respons, Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang berharap adanya subsidi nasional untuk biaya pengenalan sistem baru. Namun, jika perusahaan tidak melihatnya sebagai prioritas manajemen, sistem ini bisa menjadi “kue beras dalam gambar”.

Apakah sistem baru akan berhasil bergantung pada pemahaman perusahaan tentang pentingnya desain sistem yang mendukung pergerakan independen karyawan. Diskusi tenaga kerja di Jepang dilakukan oleh kelompok Pencinta Jepang. Gabung gratis dengan mengirimkan nama, alamat, dan nomor WhatsApp ke email tkyjepang@gmail.com.