JAKARTA,
Sidang isbat untuk menetapkan tanggal Idul Fitri 2025 dijadwalkan berlangsung pada Sabtu (29/3/2025) petang.
Sekitar pukul 16:00 WIB pada hari Sabtu, 29 Maret 2025,” demikian informasi yang disampaikan oleh Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad ketika dihubungi lewat pesan singkat pada Jumat, 28 Maret 2025.
Abu menyatakan bahwa sidang isbat akan dimuali dengan seminar hisab rukyat pada jam 16.00 WIB, disusul dengan berbuka puasa dan salat maghrib.
“Sidang isbat dimulai pukul 18.30 WIB dan pada pukul 19.00 WIB akan diadakan konferensi pers,” tambahnya.
Sidang isbat akan dilaksanakan dalam suasana tertutup dan informasinya disampaikan kepada publik lewat konferensi pers yang dipimpin oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar.
Pada kesempatan lain, Abu menyatakan bahwa menggunakan metode hisab dan rukyat untuk menetapkan awal Syawal adalah implementasi dari ajaran Islam.
Menurut Abu Rokhmad, pernyataan tersebut sesuai dengan Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2024 mengenai Penentuan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah.
Fatwa tersebut menyatakan bahwa penentuan awal bulan Ramadhan, Syawal, serta Dzulhijjah akan dijalankan dengan menggunakan metode hisab dan rukyah yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Agama dan memiliki keberlakuan di seluruh negeri.
Dengan metode penghitungan astronomis, fenomena ijtima’ atau konjungsi akan berlangsung pada tanggal 29 Maret 2025 pukul 17:57:58 Waktu Indonesia Barat.
Oleh karena itu, menurut data astronomi, ketika matahari terbenam, posisi hilal diperkirakan ada sekitar tiga derajat di bawah garis horison Papua dan satu derajat di bawah garis horison Aceh.
“Data-data astronomi tersebut selanjutnya kami periksa menggunakan metode rukyat,” tambah Abu.
Rencananya, proses pemantauan atau rukyatul hilal akan dilakukan di 33 lokasi. Abu mengatakan terdapat satu tempat untuk melaksanakan rukyatul hilal di masing-masing provinsi, kecuali Bali yang jatuh pada hari perayaan Nyepi.
