PasarModern.com
– Langit Emirates tampaknya kembali cerah menjelang musim 2025/2026. Di tengah upaya Mikel Arteta meracik ulang komposisi skuad Arsenal demi ambisi besar musim depan, muncul kabar yang bisa menjadi batu loncatan besar. Salah satu talenta terbaik Premier League, Eberechi Eze, kini disebut-sebut lebih dekat ke pelukan Meriam London, setelah rival sekota, Tottenham Hotspur, dikabarkan mundur dari perburuan.
Kabar ini datang di waktu yang sangat strategis. Arsenal yang tengah berburu sosok baru di sektor sayap kiri, sempat dibuat bimbang oleh terbatasnya opsi usai target utama mereka, Nico Williams, lebih memilih Barcelona. Kini, pintu menuju pemain Crystal Palace itu terbuka lebih lebar.
Ketika rival mundur, peluang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Itulah filosofi yang tengah dimainkan oleh Arsenal dalam bursa transfer kali ini. Mundurnya Tottenham Hotspur dari negosiasi Eze tak hanya jadi pukulan bagi tim asuhan Thomas Frank, tapi juga sinyal bahwa Arsenal punya jalur yang lebih lapang untuk mewujudkan ambisinya.
Tottenham sebelumnya sangat serius memburu tanda tangan Eze. Pelatih anyar mereka, Thomas Frank, memang ingin memperkuat lini sayap agar bisa lebih eksplosif musim depan. Nama Eze muncul sebagai alternatif utama setelah upaya merekrut Bryan Mbeumo dari Brentford menemui jalan buntu. Mbeumo, yang merupakan pemain favorit Frank saat di Brentford, disebut telah memberikan komitmennya kepada Manchester United.
Dengan Mbeumo makin menjauh, Spurs beralih ke Eze—pemain berusia 26 tahun yang musim lalu mencatatkan 14 gol dan 11 assist dalam 43 penampilan di semua kompetisi bersama Crystal Palace. Tak hanya produktif, Eze juga dikenal fleksibel karena bisa bermain sebagai winger maupun gelandang serang.
Namun, seperti dilaporkan jurnalis Ben Jacobs, minat Spurs kini mulai mendingin. “Pemahaman saya adalah Tottenham sudah mundur dalam beberapa jam terakhir. Meski ketertarikan itu nyata, tapi tidak ada kelanjutan berarti,” ujar Jacobs seperti dikutip dari The Spurs Web.
Tak jelas apa alasan di balik langkah mundur Spurs. Namun, ada spekulasi bahwa transfer Mathys Tel dari Bayern Munich secara permanen telah memberi cukup kedalaman di lini depan. Tel memang tampil menjanjikan musim lalu dan bisa bermain di sisi kiri, posisi yang selama ini dihuni oleh sang kapten, Son Heung-min.
Situasi kontrak Son juga menjadi pertimbangan. Pemain asal Korea Selatan itu tinggal memiliki sisa kontrak satu tahun. Jika sang kapten benar-benar hengkang sebelum tenggat transfer 1 September, Spurs tentu membutuhkan pengganti. Tapi seandainya tidak, kehadiran Tel bisa membuat mereka berpikir ulang untuk merekrut pemain seperti Eze.
Inilah momen yang bisa dimanfaatkan Arsenal. Dengan Tottenham mundur, Arsenal punya jalur lebih terbuka untuk bergerak cepat. Klub asal London Utara itu memang tengah mencari pemain baru untuk memperkuat sisi kiri serangan. Gabriel Martinelli dan Leandro Trossard dinilai belum konsisten, dan kepergian Nico Williams ke Barcelona membuat mereka harus mencari opsi lain.
Eze dianggap cocok secara gaya bermain dengan sistem Mikel Arteta. Ia lincah, mampu membuka ruang, punya visi tajam dalam mengalirkan bola, serta mampu mencetak gol dari lini kedua. Hal ini menjadikannya aset berharga bagi tim yang ingin mendominasi permainan seperti Arsenal.
Nilai transfer Eze pun tergolong “terjangkau” untuk pemain kelas Premier League: 68 juta Pounds. Menariknya, dalam kontraknya bersama Crystal Palace, tercantum klausul pelepasan yang bisa dibayar dalam tiga kali cicilan. Arsenal dipastikan tidak akan kesulitan secara finansial karena tetap dalam jalur aman Financial Fair Play maupun aturan Profit and Sustainability.
Dengan performa yang stabil dan kemampuan bermain di berbagai posisi lini serang, Eze bisa jadi solusi jangka panjang. Ia tak hanya melapis pemain utama, tapi bahkan berpeluang besar menjadi starter di musim baru nanti.
Persaingan di bursa transfer bukan sekadar soal harga dan minat, tapi juga momentum. Ketika rival melangkah mundur, itulah saatnya membuat langkah maju. Arsenal tampaknya menyadari betul bahwa peluang tak datang dua kali, apalagi ketika pemain seperti Eze tersedia dengan kondisi yang relatif mudah didapatkan.
Jika Arsenal mampu bergerak cepat dan menyelesaikan transfer ini, Eze bisa menjadi pembelian cerdas musim panas mereka. Ia bisa menambah kreativitas di lini depan, memperkuat kedalaman skuad, dan menjadi kunci dalam rotasi sepanjang musim.
Lebih dari itu, mendatangkan Eze juga punya nilai simbolis: merebut incaran rival sekota Tottenham. Dalam pertarungan sengit dua klub London Utara, kemenangan di luar lapangan tak kalah pentingnya dengan kemenangan di atas lapangan.
Kini, semua mata tertuju pada langkah Arsenal selanjutnya. Akankah mereka menyelesaikan kesepakatan ini dan memperkenalkan Eze di Emirates dalam beberapa pekan ke depan? Atau justru akan ada kejutan lain dalam drama transfer musim panas ini? Satu hal yang pasti: angin sedang bertiup ke arah Arsenal.
