Rahasia Kreatif di Balik Gerakan Garuda: Dibalik Aksi Timnas Indonesia vs Bahrain di GBK

Posted on





,


Jakarta


– Menjelang

kick-off

pertandingan
timnas Indonesia
Dalam pertandingan babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia melawan Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta pada hari Selasa, tanggal 25 Maret 2025, terdapat tata letak penampilan burung garuda dengan tulisan “Show Your Dignity”, yang bermakna “Tunjukkan Kemuliaanmu” di tribun bagian utara.

Pesan yang pendek namun berhasil menghadirkan suasana sangat dalam bagi pemain-pemain tim nasional Indonesia yang sedang mempersiapkan diri untuk pertandingan penting ini. Pasalnya, jika mereka kalah pada pertandingan kelima grup C tersebut, kans melaju ke babak selanjutnya menjadi tipis; kemungkinan besar malah tereliminasi secara langsung.

Dalam durasi 90 menit, Jay Idzes bersama timnya melawan Bahrain dengan sengit. Gol oleh Ole Romeny di menit ke-24, yang berasal dari umpan Marselino Ferdinan, memastikan kemenangan untuk Indonesia. Bertahan secara kuat pun turut berperan besar dalam pertandingan tersebut.

Biaya koreografinya juga telah tertutup saat wasit dari Tajikistan, Sadullo Gulmurodi, membunyikan peluit panjang berakhirnya pertandingan. Tim tuan rumah unggul dengan skor 1-0 dalam laga tersebut. Sekira 60 ribu penggemar yang mengisi stadion turut serta mendukung timnas Garuda secara langsung dan berebut histeris menyambut kemenangan mereka pada pertandingan kali ini.

Tambahkan tiga angka tersebut menjadikan Indonesia berada di urutan keempat dalam tabel grup C dengan total sembilan poin, setara dengan Uni Emirat Arab yang memiliki perbedaan gol lebih baik, tertinggal empat poin dari Australia yang menduduki posisi kedua. Timnas Indonesia mengungguli Bahrain dan China yang masing-masing terdapat satu tingkatan dibawanya. Di samping itu, negara tuan rumah yakni Jepang telah pasti melaju ke babak akhir Piala Dunia 2026.

Riwayat Di Belakang Pembuatan Gerakan Tari



Ketika tim nasional Indonesia berhadapan dengan Bahrain dalam pertandingan grup C putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta pada tanggal 25 Maret 2025, bendera besar “La Grande Indonesia” berkibar-kibar menandai dukungan para pendukung setianya. Antara/Muhammad Adimaja

Suporter sepak bola La Grande Indonesia berkolaborasi dengan desainer Sultan Desain serta seniman Nabil Muhdor berhasil mengubah Stadion GBK agar mirip seperti Museum Louvre di Paris, Prancis, melalui pertunjukan koreografi yang bernama “Garuda”, yakni “Perlihatkan Kemuliaanmu”.

Koreografi di lapangan sepak bola sebenarnya merupakan bentuk seni yang membawa pesan mendukung hingga mencerminkan identitas suporter. Dengan tampilan ini, mereka umumnya berusaha menimbulkan perasaan tidak nyaman serta tekanan mental pada tim lawan.

Pesan ini pun sampai ke setiap sudut bumi, mengungkapkan bahwa para pemain Timnas Indonesia dapat membuktikan kelayakan mereka dan bertekad mencapai prestasi baru dengan lolos ke Piala Dunia untuk kali pertama.

Febru Danar Surya, sang pendiri Sultan Desain, mengungkapkan tentang proses kreatif yang ada dibalik penataan gerak tarian Garuda saat berbicara dengan seorang jurnalis.

ANTARA

Dia menyatakan bahwa prosesnya sangat lama dan diisi dengan pengkajian mendalam.

Rancangan ini sudah dipersiapkan melalui serangkaian diskusi diantara La Grande Indonesia dan Sultan Design yang dimulai pada tanggal 7 Januari sampai dengan dua minggu kedepan. Selanjutnya, fase peninjauan desain untuk membuat rancangan kasar akan dilaksanakan hingga 24 Januari.

Total durasi selama 23 hari digunakan untuk merevisi gambar hingga mencapai versi akhir yang nantinya dipertunjukkan pada perlombaan tersebut. Proses pengerjaan detail digital membutuhkan masa kurang lebih empat hari, yaitu dari tanggal 29 Januari hingga 2 Februari,” jelas Aru atau sering disebut Febru.

Lelaki yang sekarang aktif dalam seni di Yogyakarta menyatakan bahwa makna tersembunyi pada rancangan itu melukiskan seekor Garuda yang ingin terbang tinggi. Aru menjelaskan elemen-elemen dalam gerakan tarian itu mencampurkannya dengan aspek geografis, kebudayaan, sejarah serta pesan yang menceritakan situasi sepak bola Indonesia saat ini.

Ikon pegunungan berasal dari Cartenz Pyramid, yang merupakan puncak tertinggi Gunung Jayawijaya di Papua dan juga titik tertinggi di Indonesia. Menurut Aru, Cartenz Pyramid dipilih sebagai simbol karena mewakili ambisi tim nasional sepak bola Indonesia dalam mengejar prestasi terbaiknya.

Selanjutnya, pada sayap si GarUDA ditampilkan pola batik unik yang mencerminkan keberagaman dari Sabang sampai Merauke. “Batik tersebut mengandung makna bahwa tim nasional Indonesia tidak berdiri sendiri; dibelakang mereka terus ada dukungan dari rakyat Indonesia yang direpresentasikan melalui desain ini,” jelasnya.

Di samping itu, dada dari Burung Garuda yang berisi angka 45 mencerminkan filosofi tentang sejarah perjuangan para pahlawam Indonesia yang telah membebaskan negara ini di tahun 1945.

Lainnya yang menarik adalah adanya bulan biru yang melambangkan suatu peristiwa penting dan amat langka dalam sejarah. Dia menjelaskan, “Sebab tema kami tentang puncak, sehingga bulan biru tersebut yang letaknya tinggi pun mencerminkan makna dari kejadian-kejadian istimewa atau berkesan.”Dia menyampaikan demikian.

Pesan yang jelas tertulis “Perlihatkan Kehormatanmu” mengindikasikan bahwa situasi tim nasional Indonesia sekarang sedang berusaha untuk melestarikan kehormatannya di lapangan dengan tujuan meraih impian mereka yaitu terwujudkannya kualifikasi Piala Dunia.

Sekarang, penata gerak untuk Garuda “Gundala bertarung dengan Godzilla” telah disiapkan.



Rende Indonesia yang terletak di tribun utara SUGBK menampilkan koreografi besar bertuliskan “Beruntungnya Aku Tidak Memilih untuk Menyerah” saat tim nasional Indonesia bersua dengan Jepang dalam laga grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, tanggal 15 November 2024. TEMBOH/M Taufan Rengganis

Sultan Desain, sebelumnya juga telah ditugaskan oleh La Grande Indonesia untuk menyusun gerak tarian Burung Garuda ketika berhadapan dengan Jepang pada tanggal 15 November 2024. Pesannya waktu itu adalah “Beruntunglah aku tidak memutuskan untuk menyerah.”

Desain itu pun dikembangkan oleh Aru beserta teman-temannya yang saat ini beroperasi di sebuah studio desain di Pranti RT 06, Branguntapan, Bantul, Yogyakarta. Dia menyatakan bahwa setiap kreasi yang mereka buat mencerminkan apresiasi mereka kepada tim nasional Indonesia yang sedang bertarung meraih tempat dalam Piala Dunia 2026.

Setelah kisah Gundala bertarung dengan Godzilla menjadi pembicaraan terhangat di kalangan publik global, Aru menyebut telah memperoleh tawaran dari tim sepak bola asal Qatar, Al Ahli SC, untuk menangani proyek desain koreografinya. Klub ini memiliki markas di Stadion Hamad bin Khalifa yang berlokasi di Doha.

Dia menjelaskan bahwa pesanan tersebut tidak berasal langsung dari ofisial Al Ahli SC, melainkan dari agen mereka yang berada di Indonesia. “Agen tersebut lah yang menyambangi kita untuk membuat desain dari koreografi ini,” jelas Aru tentang proses penawaran yang ia terima dari Al Ahli SC.

Aru yang awalnya tidak memiliki pengalaman dalam mendesain koreografi sepak bola mengungkapkan rasa syukurnya karena kreasi-kreasinya seperti Gundala lawan Godzilla serta Garuda telah disambut positif oleh publik secara umum terlebih lagi para pendukung sepak bola.

Melalui karya seni yang terwujud dalam koreografi sepak bola ini, Aru juga bermaksud dapat memperjuangkan negaranya melalui ketertarikannya saat ini. “Untuk masa depan, hal ini dibuat bagi sahabat-sahabat seniman agar kita semua bisa membela tanah air namun dengan gaya kita sendiri serta sesuai hobi masing-masing, tidak perlu seperti misalkan saya kurang pandai menggambar.”

nih

enggak harus

gitu

,” ujar Aru.



ANTARA