Putri Karlina Menangis di Hadapan Ibu Vania Aprilia

Posted on

Wabup Garut Menangis Minta Maaf Atas Tragedi Pesta Pernikahan

Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, menunjukkan rasa belas kasih yang mendalam setelah insiden tragis terjadi dalam acara makan gratis pernikahan di Pendopo Kabupaten Garut. Dalam kejadian tersebut, seorang anak bernama Vania Aprilia meninggal dunia akibat desakan warga yang memadati lokasi acara.

Putri Karlina terlihat berlutut di hadapan ibu dari Vania, Mela Putri, sambil menangis tersedu-sedu. Ia memohon maaf atas kejadian yang tidak terduga ini. Dalam video yang beredar di media sosial, ia mengucapkan, “Hapunten abdi (maafkan saya), Ibu.” Tangisan Putri Karlina terus mengalir saat ia meminta maaf kepada keluarga korban.

Sementara itu, istri Putri Karlina, Maula Akbar, tampak berada di sampingnya, mencoba memberikan dukungan dengan mengusap punggung istrinya. Kedua pasangan ini secara konsisten menunjukkan kesedihan dan rasa tanggung jawab atas kejadian tersebut.

Mela Putri, ibu dari Vania, menyampaikan permintaan agar tragedi ini menjadi pelajaran penting untuk masa depan. Ia berharap kejadian serupa tidak akan terulang lagi. “Jantenkeun pelajaran kanggo ka payunna, ulah dugikeun pesta teh jadikeun duka,” ucap Mela, yang artinya, “Jadikan pelajaran untuk ke depannya, jangan sampai pesta menjadi duka.”

Gubernur Jabar Beri Santunan Rp250 Juta

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, juga menunjukkan empati yang dalam terhadap para korban. Ia langsung datang ke RSUD dr. Slamet Garut untuk menjenguk para korban yang sedang menjalani perawatan medis. Dedi menyebut bahwa kondisi kesehatan para korban mulai membaik.

Menurut Dedi, banyak korban yang datang bukan atas undangan resmi, melainkan karena tertarik oleh keramaian di lokasi acara. Ia mengatakan, “Banyak yang datang ke lokasi bukan karena diundang, tapi ikut kerumunan setelah melihat keramaian.”

Dedi juga mengungkapkan bahwa seluruh biaya pengobatan para korban ditanggung dari kantong pribadinya, tanpa melibatkan anggaran daerah. Ia menambahkan bahwa sebagian besar korban tidak bisa bekerja, sehingga masing-masing diberikan bantuan sebesar Rp10 juta.

Selain itu, Dedi juga membantu keluarga dari tiga korban meninggal dunia dengan memberikan santunan total sebesar Rp250 juta. Santunan ini berasal dari kontribusi dua pihak: Rp100 juta dari pasangan pengantin dan Rp150 juta dari Dedi Mulyadi sendiri. Selain itu, ia juga menjadikan anak-anak korban sebagai anak asuh, dengan menanggung semua kebutuhan hidup dan pendidikan mereka.

Kronologi Tragedi yang Menewaskan Tiga Orang

Awalnya, warga mulai memadati area makan gratis setelah salat Jumat. Mereka antre di dua gerbang pendopo untuk mendapatkan makanan gratis yang disediakan panitia. Namun, situasi menjadi tidak terkendali saat warga berdesakan di gerbang hingga menyebabkan korban terinjak-injak.

Dari video yang diterima, warga terlihat berdesak-desakan di gerbang masuk Pendopo Garut. Ibu-ibu, bapak-bapak, lansia, hingga anak-anak berebut untuk masuk sambil menjulurkan tangan. Banyak warga terdorong hingga jatuh dan terinjak-injak oleh orang lain di belakangnya.

Petugas pun berusaha membantu warga yang jatuh dan terhimpit. Salah satu petugas, Bripka Cecep, meninggal setelah membantu mengurai kerumunan warga yang memadati pintu masuk lokasi. Ia sempat mengatur alur tamu yang berdesakan dan membantu orang yang pingsan akibat kepadatan.

Setelah situasi berhasil dikendalikan, Bripka Cecep beristirahat namun tiba-tiba pingsan dan meninggal dunia di lokasi sebelum mendapat perawatan medis lanjutan. Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rochmawan, menjelaskan bahwa Bripka Cecep meninggal setelah melakukan tugasnya dengan penuh dedikasi.