Putaran Kritis Ketiga: Negosiasi Nuklir Iran-AS Selesai, Begini Hasilnya

Posted on

.CO.ID, TEHERAN – Babak ketiga pembicaraan nuklir tak langsung antara Iran dan Amerika Serikat di Muscat, yang difasilitasi oleh pemerintahan Oman, usai pada hari Sabtu tanggal 26 April 2025. Setelah pertemuan tersebut, Menteri Urusan Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi menyampaikan bahwa babak kali ini jauh lebih mendalam dibanding sebelumnya, serta kedua belah pihak sudah mulai menambahkan detail-detail teknis terkait masalah senjata nuklir dengan cara bertahap.

“Saat ini kita perlahan-lahan pindah dari pembicaraan tentang masalah umum menuju diskusi yang lebih spesifik. Pada hari ini, kita menyambut ahli ekonomi, serta harapan saya mulai pada pertemuan selanjutnya, akan ada penambah jumlah yaitu seorang ahli dari Organisasi Energi Atom,” katanya, Sabtu (26/4/2025).

Araqchi menyebutkan bahwa kedua belah pihak menukar pandangan melalui tulisan beberapa kali pada sesi ketiga ini, termasuk dengan pengiriman pertanyaan tertulis serta mendapatkan balasan dari mediator asal Oman. Mereka sepakat untuk melakukan evaluasi tambahan di ibu kota sebelum memulai ronde pembicaraan selanjutnya, demikian menurut Menteri Luar Negeri Iran dan juga penegosiasi utamanya tersebut.

Negosiasi yang tengah berjalan dengan Washington tersebut, lanjutnya, sudah memberikan dorongan kepada mereka untuk merasa optimis tentang pencapaian progres, sambil menyatakan bahwa pihak Iran memiliki harapan namun tetap sangat waspada.

Terkait perluasan cakupan negosiasi, ketua tim negociasi Iran menyebutkan bahwa topik pembicaraan hanya seputar masalah nuklir dan bahwa Teheran “tidak setuju untuk berunding tentang hal-hal lain.”

Dia menyebutkan bahwa pihak lain sudah menghargai hal itu sepanjang tiga ronde negosiasi tak langsung, sambil menjelaskan bahwa ada beberapa perbedaan di antara keduanya yang bersifat serius serta beberapa yang kurang serius.

Menurut Araqchi, “Saya merasa perkembangan yang telah dicapai sampai saat ini cukup positif. Kami senang dengan alur perundingan. Setiap pihak mengungkapkan komitmennya.”

Wakil-wakil dari Iran dan Amerika Serikat saat ini akan mengembalikan diri ke ibukota masing-masih guna membahas hal tersebut dengan pemerintahan negaranya sebelum bertemu lagi pada pekan selanjutnya di hari Sabtu. Lokasi bagi sesi diskusi mendatang akan ditentukan oleh Oman.

Menteri Luar Negeri Oman, Badr Albusaidi, melalui unggahan di X menyatakan bahwa pertemuan pada hari Sabtu tersebut “telah menetapkan tujuan bersama guna meraih persetujuan dengan membangun dasar saling penghargaan serta komitmen yang tulus.”

“Inti prinsipnya, objektif, serta semua permasalahan teknis sudah disinggung. Diskusi berikutnya akan dilanjutkan minggu depan melalui pertemuan eksekutif tambahan yang direncanakan sementara pada tanggal 3 Mei,” ucapnya.

Diskusi itu berlangsung satu minggu setelah babak sebelumnya digelar di Roma dan melibatkan pembicaraan diplomatis serta pertemuan teknis para pakar dari kedua belah pihak.

Araqchi mengarahkan delegasi Iran, sementara Utusan Khusus AS untuk Urusan Timur Tengah Steve Witkoff memimpin rombongan Amerika Serikat, sama halnya dengan dua ronde sebelumnya. Ronde awal diselenggarakan di Muscat pada tanggal 12 April.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump sudah memperingatkan ancaman tindakan militer terhadap Iran apabila kesepakatan baru tak dicapai, pengganti perjanjian tahun 2015 yang diselenggarakan saat kepemimpinan Obama. Ia secara berkali-kali menegaskan bahwa Iran “tidak boleh mendapatkan senjata nuklir.”

Pada sebelumnya hari tersebut, perwakilan resmi dari Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghaei, menyampaikan bahwa ronde ketiga dilangsungkan dalam atmosfer yang sungguh-sunguh, di mana semua pihak menukar pendapat dan perspektif masing-masing terkait dua bidang tersebut.

Dua area yang diulas tersebut mencakup penghapusan hukuman dengan cara yang efisien serta membangun keyakinan tentang karakter damainya program senjata nuklir Iran/protokoler hak-hak Iran dalam menggunakan tenaga nuklir dengan tujuan perdamaian lewat perantaraan Oman.

Dia membantah laporan pers yang menyatakan program rudal balistik negeri itu menjadi bagian dari pembicaraan tersebut.