Proyeksi IHSG Seminggu, Ini Saham yang Perlu Diperhatikan!

Posted on

Pergerakan IHSG yang Fluktuatif dan Faktor yang Mempengaruhi

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan signifikan dalam seminggu terakhir, yaitu sebesar 4,84% ke level 7.898. Pekan ini, dari Senin (18/8/2025) hingga Jumat (22/8/2025), indeks diperkirakan akan bergerak secara fluktuatif. Pada akhir perdagangan Jumat (15/8/2025), IHSG ditutup melemah 0,41% atau turun 32,87 poin ke level 7.898.

Analis dari Korea Investment & Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi, menilai bahwa kenaikan IHSG dipengaruhi oleh beberapa sentimen positif. Salah satunya adalah perpanjangan kesepakatan tarif antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok selama 90 hari. Selain itu, data inflasi AS yang menunjukkan angka moderat memicu ekspektasi pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed.

Wafi juga mencermati aliran dana asing yang kembali masuk ke pasar saham Indonesia. Dalam sepekan terakhir, dana asing yang masuk mencapai Rp 4,86 triliun. Survei dari Bank of America menunjukkan bahwa sebanyak 37% manajer investasi global kini memiliki porsi lebih besar di saham pasar negara berkembang.

Aliran Dana Asing dan Kenaikan IHSG

Direktur PT Kanaka Hita Solvera, Daniel Agustinus, menjelaskan bahwa aliran dana asing tersebut lebih disebabkan oleh masuknya sejumlah emiten Tanah Air ke dalam indeks Morgan Capital Index International (MSCI) pada rebalancing bulan ini. Beberapa perusahaan yang masuk kategori MSCI Global Standard antara lain PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN). Sementara itu, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), PT MNC Tourism Indonesia Tbk (KPIG), PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), dan PT Triputrra Argo Persada Tbk (TAPG) masuk kategori MSCI Small Cap.

Selain itu, peningkatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turut menjadi sentimen positif bagi kenaikan IHSG pekan ini.

Data Penjualan Ritail dan Mobil

Wafi menambahkan bahwa IHSG juga terpengaruh oleh rilis data penjualan ritail Indonesia bulan Juni 2025 yang mencapai 231,9 atau naik 1,3% YoY, lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 1,7% YoY. Penjualan mobil nasional bulan Juli 2025 juga memberikan dampak. Total penjualan dari pabrik ke diler atau wholesale mencapai 60.552 unit, meningkat 4,76% secara bulanan dibanding 57.799 unit pada bulan sebelumnya.

Di segmen ritel, penjualan mobil tercatat naik 1,75% secara bulanan mencapai 62.770 unit, dibandingkan 61.687 unit di bulan sebelumnya. Namun, total penjualan sampai Juli 2025 hanya mencapai 435.390 unit, masih terkoreksi 10,8% YoY dibanding 508.041 unit tahun lalu. Hal ini menunjukkan penurunan daya beli masyarakat yang menyebabkan penjualan mobil terus menurun sejak awal tahun.

Proyeksi IHSG untuk Pekan Depan

Untuk pekan depan, IHSG diproyeksikan akan bergerak fluktuatif dengan rentang support 7.725 dan resistance 8.150. Investor akan fokus pada rilis FOMC minutes atau catatan rinci dari pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 20 Agustus 2025 mendatang, yang dapat memberi sinyal tentang besaran dan peluang pemangkasan suku bunga acuan.

Daniel menambahkan bahwa investor juga akan menantikan pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). IHSG diperkirakan akan berada di level support 7.800 dan resistance 8.000.

Rekomendasi Saham

Dalam rekomendasinya, investor bisa mencermati saham-saham berikut: PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan target harga Rp 9.200, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dengan target harga Rp 4.250, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dengan target harga Rp 8.300, dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dengan target harga Rp 1.450.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *