Populer Riau: Anak Kena Sunat Salah Dibawa ke Dokter Spesialis dan Hasil Laboratorium Murid Keracunan MBG Keluar

Posted on

Berita Terkini di Riau: Hasil Uji Lab Keracunan MBG dan Kasus Bocah Salah Sunat

Dalam kurun 24 jam terakhir, dua berita utama menarik perhatian masyarakat di Provinsi Riau. Pertama, hasil uji laboratorium terhadap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyebabkan keracunan puluhan pelajar di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil). Kedua, kasus bocah laki-laki asal Kabupaten Pelalawan yang diduga menjadi korban salah sunat oleh seorang bidan.

Hasil Uji Laboratorium MBG di Inhil

Hasil uji mikrobiologi terhadap sampel makanan dari program MBG yang ditemukan mengandung bakteri Escherichia coli (E. coli) telah dirilis. Sampel yang diperiksa meliputi mie kuning, sayuran, dan orak arik telur. Meskipun E. coli ditemukan, uji kimia pangan menunjukkan bahwa tidak ada bahan kimia berbahaya seperti boraks, metanil yellow, atau formalin dalam sampel tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Inhil, Rahmi Indrasuri, menjelaskan bahwa keberadaan E. coli bukanlah hal yang aneh, karena bakteri ini biasa ditemukan di lingkungan alami. Ia menegaskan bahwa bakteri tersebut tidak secara langsung menunjukkan adanya bahaya dari makanan yang diperiksa. Selain itu, bakteri koliform yang ditemukan pada sampel muntahan pelajar juga masih dalam batas aman.

Saat ini, seluruh pelajar yang terkena dugaan keracunan sudah sembuh dan kembali ke rumah. Rahmi menekankan bahwa tidak ada unsur persaingan bisnis dalam kasus ini, dan tujuan utamanya adalah memberikan makanan bergizi bagi anak-anak sekolah. Ia berharap kejadian serupa tidak terulang dan akan memperkuat koordinasi lintas sektor untuk meningkatkan kualitas program.

Yayasan Kawah Insan Cendikia, mitra Badan Gizi Nasional dalam program MBG, siap bertanggung jawab sepenuhnya atas kejadian ini. Seluruh biaya pengobatan dan perawatan siswa terdampak akan ditanggung hingga sembuh.

Spekulasi dan Tantangan di Masyarakat

Beberapa spekulasi muncul setelah kejadian ini. Anggota DPRD Riau dari PPP, Ikbal Sayuti, mengungkapkan kecurigaannya karena hanya satu kelas yang terkena dampak keracunan. Ia menyarankan agar dilakukan investigasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah ada indikasi sabotase atau faktor lain yang menyebabkan kejadian ini.

Gejala dan Pencegahan Keracunan E. coli

E. coli bisa menyebabkan berbagai gejala seperti diare, mual, muntah, kram perut, demam ringan, lemas, dan dehidrasi. Untuk mencegah keracunan, penting untuk:

  • Mencuci tangan sebelum makan dan setelah ke toilet
  • Memasak makanan hingga matang sempurna
  • Menghindari konsumsi air mentah atau makanan tidak higienis
  • Memastikan dapur dan peralatan masak bersih
  • Menyimpan makanan dengan benar, terutama daging dan produk segar

Kasus Bocah Salah Sunat di Pelalawan

Seorang bocah laki-laki asal Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, yang diduga jadi korban salah sunat oleh seorang bidan akan dirujuk ke Rumah Sakit Eka Hospital di Kota Pekanbaru. Bocah bernama A ini dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan intensif akibat luka pada organ vital.

Dinas Kesehatan Pelalawan dan RSUD Selasih Pangkalan Kerinci membawa bocah tersebut ke dokter spesialis urulogi rekonstruksi. Proses rujuk ini dilakukan dengan dukungan fasilitas berobat gratis dari Pemda. Pihak Diskes menegaskan bahwa bidan yang melakukan prosedur tidak merupakan pegawai mereka, tetapi praktik mandiri. Namun, pihaknya tetap berkomitmen untuk memberikan layanan kesehatan terbaik kepada masyarakat.

Pihak Diskes dan IBI Pelalawan telah memanggil bidan berinisial E untuk klarifikasi, tetapi hingga akhir pekan lalu, ia belum datang. Keluarga korban telah melaporkan kasus ini ke Mapolres Pelalawan atas dugaan malpraktik. Pemeriksaan izin dan surat tanda registrasi (STR) serta surat izin praktik bidang (SIPB) sedang dilakukan untuk memastikan keabsahan praktik bidan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *