Kunci Jawaban Modul 2 Topik 1 PPG 2025: Peran Penting CASEL dalam Pembelajaran Sosial Emosional
Bagi para guru yang sedang mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan (Daljab) 2025, penting untuk memahami konsep-konsep dasar dalam pembelajaran sosial emosional. Salah satu topik utama yang menjadi fokus dalam modul ini adalah Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL). Berikut ini kunci jawaban dari soal-soal yang muncul dalam ujian UKPPPG Modul 2 Topik 1.
Materi Kunci Modul 2: Pembelajaran Sosial Emosional (PSE)
Modul ini mencakup berbagai topik seperti:
– Pentingnya CASEL: Memahami kerangka kerja CASEL yang esensial dalam pengembangan sosial emosional.
– Definisi dan penerapan PSE: Mendalami bagaimana PSE dapat diintegrasikan ke dalam proses belajar mengajar.
– Experiential Learning: Konsep pembelajaran melalui pengalaman langsung.
– School Well-being: Menciptakan lingkungan sekolah yang mendukung kesejahteraan psikologis siswa dan guru.
Contoh Soal dan Kunci Jawaban
Topik 1: Kompetensi CASEL
- Manakah yang termasuk dalam lima kompetensi CASEL?
- A. Problem solving
- B. Self-awareness
- C. Kepemimpinan
-
D. Motivasi
Kunci jawaban: B -
Kerangka CASEL mencakup lima kompetensi inti. Manakah dari pernyataan berikut yang paling mencerminkan “responsible decision-making”?
- A. Menyadari emosi diri saat menghadapi konflik
- B. Menunda reaksi impulsif saat marah
- C. Memahami perspektif orang dengan latar belakang berbeda
-
D. Memilih menyelesaikan masalah tanpa menyakiti pihak lain
Kunci jawaban: D -
Apa peran penting CASEL dalam mendorong pembelajaran sosial emosional yang berkelanjutan di sekolah?
- A. Menyediakan struktur kurikulum nasional
- B. Memberikan penilaian akademik secara berkala
- C. Menyusun kerangka pengembangan kompetensi SEL secara komprehensif
-
D. Meningkatkan efektivitas komunikasi digital antar siswa
Kunci jawaban: C -
Kompetensi “social awareness” dalam CASEL mengajarkan siswa untuk:
- A. Menganalisis hasil belajar
- B. Menghindari konflik sosial
- C. Mengembangkan empati terhadap individu dengan latar belakang berbeda
-
D. Menghindari emosi negatif
Kunci jawaban: C -
Strategi paling efektif untuk mengintegrasikan pembelajaran sosial emosional ke dalam mata pelajaran adalah:
- A. Menyediakan pelatihan mingguan mandiri
- B. Menjadwalkan sesi konsultasi pribadi
- C. Menyisipkan aktivitas diskusi kelompok berbasis nilai dalam mata pelajaran
-
D. Memberikan hukuman kepada siswa yang tidak berperilaku baik
Kunci jawaban: C -
Dampak dari lingkungan sekolah yang tidak mendukung pembelajaran sosial emosional adalah:
- A. Siswa lebih fokus pada tugas akademik
- B. Siswa mampu meningkatkan hasil belajar kognitif
- C. Siswa mengalami penurunan empati dan keterampilan sosial
-
D. Guru dapat mengontrol kelas dengan lebih baik
Kunci jawaban: C -
Penerapan kompetensi CASEL secara “budaya sekolah” paling tepat dilakukan dengan cara:
- A. Menyediakan pelajaran khusus SEL
- B. Mewajibkan siswa membaca buku motivasi
- C. Membudayakan penyelesaian konflik secara damai di semua interaksi sekolah
-
D. Melakukan pelatihan guru setiap semester
Kunci jawaban: C -
Contoh penerapan kompetensi “self-management” dalam konteks pembelajaran adalah:
- A. Mengatur diri agar tetap tenang saat hasil ujian tidak sesuai harapan
- B. Memahami perasaan teman yang sedih
- C. Menjawab pertanyaan guru dengan lantang
- D. Menyusun strategi kelompok dalam diskusi
Kunci jawaban: A
Topik 2: Peran Guru sebagai Teladan
- Kenapa keterampilan sosial emosional penting dimiliki guru sebagai teladan?
- A. Agar dapat memberikan penilaian yang adil kepada siswa
- B. Untuk mendukung pencapaian nilai tinggi dalam ujian
- C. Supaya guru lebih mudah mengendalikan suasana kelas
-
D. Karena keterampilan tersebut mendukung pembentukan hubungan yang penuh kepedulian dan aman
Kunci jawaban: D -
Manakah yang TIDAK mencerminkan guru sebagai teladan?
- A. Meminta maaf jika melakukan kesalahan
- B. Menyalahkan siswa di depan umum
- C. Menunjukkan empati saat siswa mengalami kesulitan
- D. Menjaga komunikasi yang baik dengan orang tua siswa
Kunci jawaban: B
-
Pengaruh terbesar dari guru yang menunjukkan keteladanan sosial emosional adalah:
- A. Menumbuhkan kedisiplinan tinggi melalui rasa takut
- B. Menjadikan guru populer di antara siswa
- C. Membentuk karakter peserta didik secara alami melalui imitasi
- D. Meningkatkan kemampuan membaca siswa
Kunci jawaban: C
-
Indikator keberhasilan guru sebagai teladan adalah:
- A. Kelas selalu sunyi dan tertib
- B. Siswa dapat menjelaskan isi buku pelajaran
- C. Peserta didik mampu meniru nilai-nilai dan perilaku positif yang ditampilkan guru
- D. Banyak siswa yang mendapat ranking tinggi
Kunci jawaban: C
-
Tantangan terbesar bagi guru dalam menerapkan peran sebagai teladan adalah:
- A. Menyusun RPP yang lengkap
- B. Menjaga konsistensi sikap dalam situasi emosional yang beragam
- C. Menguasai materi ajar dengan baik
- D. Mengelola administrasi sekolah secara tepat waktu
Kunci jawaban: B
-
Hubungan antara guru dan siswa yang paling efektif dibangun berdasarkan:
- A. Struktur kekuasaan yang kuat
- B. Hubungan hierarkis satu arah
- C. Kepedulian dan rasa percaya yang saling tumbuh
- D. Penekanan terhadap nilai akademik
Kunci jawaban: C
-
Perilaku guru yang menjadi agen perubahan sosial emosional di sekolah adalah:
- A. Mengisolasi siswa yang bermasalah
- B. Memberi motivasi saat upacara saja
- C. Aktif membangun lingkungan inklusif dan menghargai perbedaan
- D. Fokus pada nilai akademik dalam proses belajar
Kunci jawaban: C
Topik 3: Experiential Learning
-
Prinsip utama dari experiential learning menurut David Kolb adalah:
- A. Pembelajaran dimulai dari hasil
- B. Belajar adalah proses pasif
- C. Pengetahuan diperoleh melalui pengalaman langsung
- D. Tujuan utama belajar adalah menyelesaikan kurikulum
Kunci jawaban: C
-
Siklus experiential learning Kolb terdiri dari urutan berikut, kecuali:
- A. Concrete Experience
- B. Reflective Observation
- C. Collaborative Execution
- D. Active Experimentation
Kunci jawaban: C
-
Peran guru dalam penerapan experiential learning adalah:
- A. Pemberi tugas dan penilai akhir
- B. Fasilitator proses pengalaman belajar siswa
- C. Pengawas utama perilaku siswa
- D. Penentu seluruh proses belajar
Kunci jawaban: B
-
Indikator bahwa siswa telah mengalami proses pembelajaran yang menyeluruh menurut pendekatan experiential learning adalah:
- A. Dapat menghafal teori dengan baik
- B. Dapat menjelaskan kembali materi
- C. Dapat menerapkan pengetahuan dalam konteks nyata
- D. Dapat menyelesaikan ujian dengan cepat
Kunci jawaban: C
-
Tantangan utama dalam penerapan experiential learning di kelas daring adalah:
- A. Minimnya pengalaman nyata yang bisa dialami secara langsung
- B. Kesulitan mengontrol jam belajar siswa
- C. Terlalu banyak diskusi kelompok
- D. Siswa tidak memahami teori pembelajaran
Kunci jawaban: A
-
Refleksi merupakan tahap penting dalam experiential learning karena:
- A. Untuk menguji siswa dengan soal pilihan ganda
- B. Untuk mengontrol tingkat kehadiran siswa
- C. Untuk membantu siswa memahami makna dari pengalaman
- D. Untuk menilai hasil belajar secara kuantitatif
Kunci jawaban: C
-
Contoh nyata dari concrete experience dalam experiential learning adalah:
- A. Membaca buku pelajaran
- B. Menonton video pembelajaran
- C. Melakukan eksperimen langsung di laboratorium
- D. Mengerjakan latihan soal secara individu
Kunci jawaban: C
-
Tahap setelah “reflective observation” dalam experiential learning adalah:
- A. Concrete experience
- B. Collaborative discussion
- C. Summative assessment
- D. Abstract conceptualization
Kunci jawaban: D
Topik 4: School Well-being
-
Dimensi “being” dalam school well-being menurut Konu dan Rimpela merujuk pada:
- A. Kesehatan fisik dan mental siswa
- B. Hubungan sosial antara guru dan siswa
- C. Kondisi fisik lingkungan belajar
- D. Penghargaan terhadap eksistensi diri dan peran individu di sekolah
Kunci jawaban: D
-
Yang bukan termasuk dalam empat dimensi school well-being menurut Konu dan Rimpela adalah:
- A. Having
- B. Believing
- C. Loving
- D. Health
Kunci jawaban: B
-
Faktor yang dapat menghambat school well-being secara signifikan, kecuali:
- A. Stres berkepanjangan pada guru
- B. Keberagaman gaya belajar siswa
- C. Kurangnya emotional literacy
- D. Iklim kelas dengan kontrol tinggi dan kehangatan rendah
Kunci jawaban: B
-
Keterlibatan orang tua penting dalam menciptakan school well-being karena:
- A. Orang tua dapat menggantikan peran guru
- B. Orang tua adalah penyumbang dana utama
- C. Dukungan orang tua memperkuat lingkungan emosional siswa
- D. Orang tua mengatur sistem evaluasi akademik
Kunci jawaban: C
-
Dampak dari dimensi loving yang tidak terpenuhi di lingkungan sekolah adalah:
- A. Siswa cenderung fokus belajar
- B. Terbentuknya iklim kompetitif yang sehat
- C. Meningkatnya isolasi sosial dan rendahnya empati
- D. Guru dan siswa menjadi lebih mandiri
Kunci jawaban: C
-
Karakteristik utama iklim kelas High Control – High Warmth menurut Borich adalah:
- A. Guru memberikan pujian dan tetap memegang kendali kelas
- B. Guru menghukum tanpa penjelasan
- C. Guru membatasi inisiatif siswa
- D. Siswa belajar sepenuhnya mandiri
Kunci jawaban: A
-
Salah satu indikator sekolah dengan school well-being yang tinggi adalah:
- A. Tingkat disiplin yang ketat
- B. Beban akademik yang tinggi
- C. Bebas dari kecemasan dan keluhan
- D. Kompetisi siswa yang ketat
Kunci jawaban: C
