Pendidikan Karakter Ki Hadjar Dewantara di Taman Siswa PPG 2025

Posted on

Peran Guru dalam Sistem ‘Among’ di Perguruan Taman Siswa

Modul 3 dalam Pendidikan Profesi Guru (PPG) 2025 menyoroti pentingnya pemahaman mendalam tentang filosofi pendidikan yang memerdekakan dan berpihak pada peserta didik. Salah satu topik kunci yang dibahas adalah sistem ‘among’ yang diterapkan di Perguruan Taman Siswa. Pertanyaan mendasar yang muncul adalah: “Apa peran guru dalam sistem ‘among’ yang diterapkan di Perguruan Taman Siswa?” Ini menjadi bagian dari latihan pemahaman dalam sub-materi “Pendidikan yang Memerdekakan dan Berpihak pada Peserta Didik.”

Dalam sistem ‘among’ yang digagas oleh Ki Hadjar Dewantara, peran guru tidak terbatas hanya sebagai pengajar dalam arti teknis. Sebaliknya, guru juga bertindak sebagai pembimbing dan panutan. Fungsi utama guru adalah membimbing tanpa memaksa, mendidik tanpa menindas, dan mengarahkan tanpa mendominasi. Dengan pendekatan ini, guru dihargai bukan karena kekuasaannya, tetapi karena sikap bijaksana dan kemampuannya dalam menginspirasi peserta didik untuk tumbuh dan berkembang sesuai potensi masing-masing.

Soal dan Kunci Jawaban

Berikut soal yang diajukan:

Apa peran guru dalam sistem ‘among’ yang diterapkan di perguruan Taman Siswa?

  • A. Guru menjadi pengawas siswa yang belajar secara mandiri sesuai jadwal yang telah disepakati bersama.
  • B. Guru berfungsi sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran yang menyediakan tuntunan, kepedulian dan kasih sayang.
  • C. Guru memberikan fasilitas pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakter siswa.
  • D. Guru memberikan motivasi dan dukungan kepada siswa untuk dapat belajar secara mandiri.
  • E. Guru berperan sebagai orang tua siswa selama di sekolah sebagai penyedia fasilitas pembelajaran.

Kunci Jawaban:

B. Guru berfungsi sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran yang menyediakan tuntunan, kepedulian, dan kasih sayang.

Pembahasan

Konsep ‘among’ berasal dari kata “momong” yang berarti mendampingi atau membimbing dengan kasih. Dalam sistem ini, guru tidak bertindak sebagai pemaksa atau pengendali mutlak atas proses belajar siswa. Sebaliknya, guru berperan sebagai pamong, pendamping yang bijak dan penuh empati.

Prinsip utama dari sistem ‘among’ adalah “ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.” Artinya, guru memberi teladan saat di depan, membangkitkan semangat ketika di tengah, dan memberikan dorongan saat berada di belakang. Dengan pendekatan ini, guru bukan hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga menjadi figur yang membimbing siswa menuju kemerdekaan berpikir dan bertindak.

Melalui kasih sayang dan keteladanan, guru membangun hubungan yang hangat dan manusiawi, sehingga proses belajar berlangsung secara alami, menyenangkan, dan bermakna. Sistem ‘among’ menempatkan nilai-nilai kemanusiaan sebagai inti pendidikan, dan menjadikan guru sebagai penjaga tumbuhnya karakter serta jati diri peserta didik secara utuh.

Penutup

Pemahaman akan peran guru dalam sistem ‘among’ sangat penting dalam konteks pendidikan yang berpihak pada peserta didik. Dengan memahami konsep ini, guru dapat lebih efektif dalam membimbing siswa, menciptakan lingkungan belajar yang harmonis, dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Pendidikan yang memerdekakan bukan hanya tentang transfer ilmu, tetapi juga tentang pemberdayaan dan penghargaan terhadap hak setiap individu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *