Pantau Strategi Bisnis & Ekspansi Spindo (ISSP) Pasca Laba Rp 213,36 Miliar

Posted on

Pertumbuhan Laba ISSP di Semester I-2025

PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP), produsen pipa baja las yang dikenal dengan nama Spindo, berhasil mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 1,80% pada semester I-2025. Laba bersih perusahaan mencapai Rp 213,36 miliar, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 209,58 miliar. Meski penjualan dan pendapatan jasa mengalami penurunan sebesar 6,45% (yoy) dari Rp 2,79 triliun menjadi Rp 2,61 triliun hingga Juni 2025, ISSP tetap mampu menjaga profitabilitas melalui efisiensi biaya dan pengelolaan product mix.

Penyebab Penurunan Penjualan dan Pendapatan Jasa

Chief Strategy Officer, Corporate Secretary & Investor Relations Spindo, Johanes W. Edward menjelaskan bahwa penurunan penjualan disebabkan oleh penurunan harga baja global. Namun, ISSP berhasil menjaga keuntungan melalui penghematan biaya dan manajemen produk yang lebih baik. Laporan keuangan menunjukkan bahwa beban pokok pendapatan ISSP turun sebesar 9,13% (yoy) menjadi Rp 2,09 triliun, sehingga meningkatkan laba kotor sebesar 5,88% dari Rp 492,04 miliar menjadi Rp 521 miliar.

Margin Kotor dan Pengeluaran Operasional

Margin kotor ISSP tercatat sebesar 19,9%. Dari sisi pengeluaran operasional, beban penjualan dan distribusi naik sebesar 43,4% (yoy) karena peningkatan biaya freight dalam proyek-proyek berbasis kontrak. Sementara itu, beban keuangan meningkat 22,4% (yoy) akibat biaya bunga atas penerbitan Sukuk dan Obligasi. Strategi ini merupakan bagian dari upaya ISSP untuk mengalihkan pinjaman jangka pendek ke instrumen pembiayaan jangka panjang guna memperkuat struktur permodalan.

Penghematan Biaya dan Peningkatan Efisiensi

Di sisi lain, ISSP berhasil menurunkan beban umum dan administrasi sebesar 7,4%, terutama karena penurunan amortisasi dan pengeluaran perizinan. Penurunan ini juga didukung oleh pengendalian biaya gaji dan pemeliharaan. Beban lain-lain juga turun cukup signifikan sebesar 54,7% akibat penurunan kerugian selisih kurs. Dengan manajemen biaya yang baik, laba bersih Perseroan tumbuh 1,8% (yoy) menjadi Rp 213,3 miliar.

Strategi pada Semester II-2025

Johanes menambahkan bahwa performa ISSP pada semester I-2025 menunjukkan fondasi yang cukup baik, terutama dengan kontribusi positif dari segmen pipa infrastruktur dan pipa minyak & gas. Dengan capaian tersebut, ISSP tetap optimistis mengejar target pertumbuhan laba bersih tahunan di kisaran 10% – 12%.

Untuk mencapai target tersebut, ISSP fokus pada empat strategi utama:

  1. Meningkatkan utilisasi produksi, terutama menyusul kenaikan harga baja selama sebulan terakhir.
  2. Menguatkan penetrasi pasar domestik, terutama pada sektor konstruksi, migas, dan utilitas.
  3. Optimalisasi operasional melalui efisiensi biaya dan percepatan digitalisasi, termasuk implementasi sistem manajemen relasi pelanggan dan peningkatan analitik penjualan.
  4. Penguatan struktur keuangan, terutama menjaga arus kas dan efisiensi modal kerja agar tetap sehat dalam menghadapi ketidakpastian global.

Proyek Ekspansi dan Investasi Modal

Di sisa tahun ini, ISSP akan fokus menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) untuk penyelesaian konstruksi pabrik Unit 7 dan commissioning awal. Proyek ekspansi Spindo yang berlokasi di Gresik-Jawa Timur ini ditargetkan akan selesai secara bertahap. Penyelesaian dan persiapan operasional Unit 7 ditargetkan mulai uji coba produksi pada akhir tahun. Unit ini akan memperluas kapabilitas ISSP dalam memproduksi pipa berdiameter besar untuk sektor migas dan infrastruktur.

Total capex yang dialokasikan untuk proyek ini beserta pengembangan fasilitas lainnya mencapai sekitar Rp 700 miliar pada 2025, Rp 300 miliar pada 2026 serta Rp 80 miliar pada 2027.

Keberlanjutan dan Penguatan Infrastruktur

Di tengah ketidakpastian global, Spindo tetap menjalankan strategi ekspansi secara berkelanjutan berkat struktur pendanaan yang stabil dan pengelolaan kas internal yang solid. Pada semester I-2025, ISSP telah merealisasikan capex sekitar 40% – 45% dari total anggaran yang disiapkan untuk tahun ini. Selain penyelesaian konstruksi Unit 7, ISSP melakukan investasi pada otomatisasi lini produksi dan sistem monitoring berbasis data.

ISSP juga mengarahkan capex untuk penguatan infrastruktur distribusi guna mendukung ekspansi pasar, terutama ke wilayah Indonesia Timur. Perusahaan aktif dalam memperluas kerja sama dengan distributor dan kontraktor besar, serta partisipasi dalam pameran dan tender proyek strategis.