Nasib Eko Maryanto Terancam Usai Protes Suara Horeg, Kades: Kami Bantu Pindah

Posted on

Konflik Sound Horeg di Desa Kepung, Warga Merasa Terintimidasi

Penggunaan sound horeg dalam acara budaya Kepung Carnival memicu ketegangan di kalangan warga Desa Kepung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Sejumlah masyarakat mengeluhkan gangguan yang mereka alami akibat suara keras dari alat musik tersebut. Keluhan ini bahkan sampai ke radio lokal dan menimbulkan perdebatan di media sosial.

Sound horeg adalah bagian dari pawai budaya bertajuk Kepung Carnival yang digelar pada 26 Juli 2025. Acara ini biasanya menjadi ajang pelestarian budaya dan keramaian masyarakat. Namun, kali ini, situasi berbeda. Eko Maryanto, seorang warga setempat, merasa terganggu oleh suara sound horeg yang diputar sangat keras dan lama tepat di depan rumahnya saat pawai berlangsung. Ia juga mengaku mengalami tekanan psikologis setelah fotonya disebarluaskan sebagai simbol penolak sound horeg.

Curhatan Eko dalam siaran radio Andika FM pada 29 Juli 2025 menjadi viral. Dalam wawancaranya, ia menyebut bahwa keluarganya merasa ketakutan dan syok. Video siaran tersebut kemudian diunggah ke akun Facebook AG243 milik Radio Andika FM. Peristiwa ini memicu perdebatan tajam antara kubu pro dan kontra penggunaan sound horeg.

Mediasi untuk Menyelesaikan Konflik

Untuk meredam ketegangan, pihak terkait melakukan mediasi di kantor kecamatan. Mediasi ini melibatkan Eko Maryanto sebagai pengeluh, panitia Kepung Carnival, serta perangkat Desa Kepung. Kapolsek Kepung, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Bambang Suprijanto, menjelaskan bahwa semua pihak hadir dan akhirnya sepakat untuk menjalin perdamaian.

Menurut AKP Bambang, konflik ini disebabkan oleh miskomunikasi dan kurangnya saluran komunikasi antarpihak. Meski awalnya situasi memanas, kini kondisi telah mencair. Semua pihak sudah menyadari kesalahannya dan saling memaafkan.

Penjelasan dari Panitia dan Kepala Desa

Sebagai respons atas keluhan Eko, panitia Kepung Carnival bersama Kepala Desa Kepung Ida Arief memberikan klarifikasi di radio yang sama pada Jumat (1/8/2025). Mereka datang bersama puluhan warga.

Farid, perwakilan panitia, membantah adanya instruksi untuk memutar suara keras di depan rumah Eko. Ia menegaskan bahwa hal itu di luar kendali panitia. Sementara itu, Kepala Desa Ida Arief menekankan bahwa kegiatan tersebut merupakan inisiatif masyarakat dan tidak dilakukan setiap hari. Ia juga menyatakan bahwa tidak ada laporan keberatan yang diterimanya selama kegiatan berlangsung.

Panitia bahkan sempat menawarkan solusi bagi warga yang merasa terganggu. Mereka siap memfasilitasi pemindahan anggota keluarga jika diperlukan.

Kepolisian Lakukan Patroli

Kapolsek AKP Bambang mengimbau masyarakat agar tidak melakukan tindakan anarkistis terhadap siapa pun, termasuk Eko Maryanto. Ia menyampaikan harapan agar dengan adanya kesepakatan damai, semua bentuk perseteruan bisa dihentikan. Untuk memastikan keamanan, polisi terus melakukan patroli rutin di wilayah tersebut.

Peristiwa ini menjadi pelajaran penting tentang pentingnya komunikasi yang baik antara penyelenggara acara dan masyarakat. Dengan saling memahami dan mencari solusi, konflik dapat dihindari dan harmoni di tengah masyarakat tetap terjaga.