Keunikan Kuliner Khas Sunda di Tasikmalaya
Tasikmalaya, sebuah kota yang terletak di Priangan Timur, memiliki kekayaan budaya dan alam yang luar biasa. Selain itu, kota ini juga dikenal dengan beragam hidangan kuliner khas Sunda yang tidak hanya lezat, tetapi juga mengandung nilai tradisi dan kearifan lokal yang mendalam. Dari makanan tradisional hingga kreasi modern, setiap hidangan mencerminkan kekayaan bumbu dan kesegaran bahan lokal yang membuatnya istimewa.
Berikut ini adalah beberapa rekomendasi kuliner favorit khas Sunda yang bisa Anda coba saat berkunjung ke Tasikmalaya:
1. Nasi Tutug Oncom (T.O.)
Nasi Tutug Oncom merupakan salah satu hidangan khas Sunda yang berasal dari Tasikmalaya. Kata “tutug” dalam bahasa Sunda berarti mengaduk atau mencampur, sedangkan “oncom” adalah makanan fermentasi berbahan dasar kacang tanah atau kedelai hitam. Hidangan ini awalnya dibuat oleh masyarakat pedesaan yang ingin memanfaatkan bahan pangan sederhana namun bergizi.
Oncom yang digoreng atau dibakar dicampur dengan nasi panas dan diberi bumbu khas seperti bawang merah, bawang putih, cabai, dan kencur. Nasi Tutug Oncom sering disajikan bersama pelengkap seperti lalapan segar, sambal terasi, atau lauk pauk seperti ayam goreng dan ikan asin. Beberapa tempat populer untuk mencoba Nasi Tutug Oncom antara lain:
- Nasi Tutug Oncom Bu Yayah di Jalan Otto Iskandardinata
- Rumah Makan Sambel Hejo di Jalan Tentara Pelajar No. 91
- Warung Nasi Tutug Oncom Mang Ujang di Kawasan Alun-Alun
- Saung Ranggon di Jalan Leuwidahu
- Restoran Alam Sari di Jalan RE. Martadinata
2. Kupat Tahu Tasik
Kupat Tahu Tasik adalah hidangan tradisional yang terdiri dari ketupat dan tahu goreng yang disiram saus kacang kental. Saus kacang ini terbuat dari kacang tanah sangrai yang dihaluskan bersama bawang putih, cabai rawit, dan garam. Cita rasa manis-gurih menjadi ciri khas Kupat Tahu Tasik.
Hidangan ini biasanya dilengkapi dengan tauge rebus, kerupuk kanji, dan taburan bawang goreng. Beberapa tempat terkenal untuk mencoba Kupat Tahu Tasik antara lain:
- Kupat Tahu Mangunreja di Jl. Raya Mangunreja
- Kupat Tahu Petis Hj. Eha di Jl. Yudanegara No. 29
- Kupat Tahu Omat di Jl. Otto Iskandardinata
- Kupat Tahu Grandmall Tasik di Area Foodcourt Grandmall
- Kupat Tahu Pasar Pancasila di Pasar Pancasila
3. Sate Maranggi Tasik
Meskipun berasal dari Purwakarta, Sate Maranggi mulai populer di Tasikmalaya sejak akhir 1990-an. Sate ini dibumbui sebelum dibakar dengan campuran bawang putih, bawang merah, ketumbar, jahe, lengkuas, serai, kecap manis, dan sedikit gula merah. Daging sapi atau kambing dipilih secara khusus agar rasanya sempurna.
Beberapa tempat terkenal untuk mencoba Sate Maranggi antara lain:
- Sate Maranggi Hj. Euis di Jl. BKR No. 29
- Sate Maranggi Mangkubumi di Jl. Raya Mangkubumi
- Sate Maranggi Abah Deden di Jl. Gunung Sari
- Sate Maranggi Tasikmalaya “Pasar Pancasila” di Area Kuliner Malam
- Sate Maranggi Bunda Rani di Jl. Letjen Mashudi
4. Mie Bakso Laksana
Mie Bakso Laksana adalah ikon kuliner legendaris Tasikmalaya yang telah ada sejak era 1970-an. Kuah kaldu sapi yang bening dan kaya rasa serta bakso yang kenyal dan lembut menjadi ciri khas dari hidangan ini. Mie Bakso Laksana tersedia di beberapa cabang, antara lain:
- Mie Bakso Laksana Pusat di Jl. Otto Iskandardinata No. 168
- Mie Bakso Laksana Cabang HZ Mustofa di Jl. HZ. Mustofa
- Mie Bakso Laksana Cabang Singaparna di Jl. Raya Singaparna
5. Nasi Cikur
Nasi Cikur adalah hidangan sederhana yang kaya akan rasa. Nasi ini dimasak dengan bumbu cikur yang memberikan aroma harum dan rasa pedas. Nasi Cikur sering disajikan sebagai sarapan cepat sebelum beraktivitas. Beberapa tempat terkenal untuk mencoba Nasi Cikur antara lain:
- Warung Nasi Cikur Bu Eti di Jl. Cihideung
- Nasi Cikur Mang Ucup di Jl. Otto Iskandardinata
- Warung Nasi Cikur Hj. Yayah di Jl. Tentara Pelajar
- Warung Nasi Cikur & Pepes Ikan Saung Ligar di Jl. Bantar
- Warung Nasi Cikur Pasar Pancasila di Area Kuliner Pasar Pancasila
Dengan berbagai pilihan kuliner yang menarik, Tasikmalaya menawarkan pengalaman makan yang tidak hanya memuaskan perut, tetapi juga menghangatkan hati melalui cerita dan tradisi di baliknya.
