Mengapa Kita Lebih Produktif Saat Deadline Mendekat?
Banyak dari kita pernah mengalami situasi di mana tugas yang seharusnya diselesaikan dalam beberapa hari justru kelar dalam semalam, hanya karena mendekati batas waktu. Fenomena ini terlihat aneh, tetapi nyata. Bahkan, produktivitas kita seringkali melonjak drastis saat waktu semakin sempit.
Apa yang membuat kita bisa bekerja lebih cepat dan efisien pada saat-saat terakhir? Ada beberapa faktor psikologis yang memengaruhi hal ini. Mari kita bahas beberapa teori yang menjelaskan fenomena ini.
Hukum Parkinson: Pekerjaan Membengkak Sesuai Waktu yang Tersedia
Salah satu teori yang menjelaskan fenomena ini adalah Parkinson’s Law, yang menyatakan bahwa pekerjaan akan “membengkak” sesuai dengan waktu yang tersedia. Misalnya, jika seseorang diberi waktu seminggu untuk menyelesaikan tugas yang sebenarnya hanya butuh satu hari, mereka cenderung menunda hingga akhir minggu. Sebaliknya, jika hanya memiliki satu hari, mereka akan bekerja lebih efisien dan menyelesaikan tugas lebih cepat.
Ini menunjukkan bahwa waktu yang terbatas mendorong kita untuk fokus dan tidak menghabiskan energi secara percuma.
Urgensi dan Fokus yang Meningkat
Deadline memberikan rasa urgensi yang kuat. Menurut Deadline Funnel, adanya tenggat waktu bisa menciptakan kondisi di mana kita berubah dari suasana santai menjadi fokus penuh. Tekanan waktu ini mengurangi gangguan dan meningkatkan konsentrasi. Otak kita mulai bekerja lebih cepat untuk menyelesaikan inti dari pekerjaan tersebut.
Dengan kata lain, deadline bertindak seperti alarm alami yang memaksa kita untuk bertindak.
Teori Motivasi Temporal: Motivasi Naik Saat Waktu Menipis
Temporal Motivation Theory menjelaskan bahwa motivasi kita meningkat seiring dengan semakin dekatnya deadline. Pada awalnya, kita merasa masih punya banyak waktu dan cenderung menunda. Namun, ketika tenggat waktu makin dekat, rasa malas menghilang dan motivasi melonjak. Ini adalah alasan mengapa banyak orang justru lebih produktif di menit-menit terakhir.
Efek Ovsiankina: Dorongan untuk Menyelesaikan yang Belum Tuntas
Situs Verywell Mind juga menjelaskan bahwa ada efek yang disebut Ovsiankina Effect, yaitu kecenderungan seseorang untuk merasa terganggu oleh tugas yang belum selesai. Semakin dekat deadline, perasaan ini semakin kuat hingga akhirnya kita merasa terdorong untuk menuntaskannya. Otak kita seperti berteriak agar segera menyelesaikan pekerjaan yang sempat kita abaikan.
Prokrastinasi Bukan Selalu Buruk
Meski sering dianggap negatif, prokrastinasi tidak selalu buruk. Dalam beberapa kasus, penundaan justru bisa menjadi pemicu produktivitas. Ketika waktu semakin sedikit, otak otomatis mengerahkan fokus ekstra, menyingkirkan gangguan, dan menemukan energi baru untuk menyelesaikan pekerjaan. Inilah yang membuat beberapa orang justru lebih kreatif ketika dikejar deadline.
Planning Fallacy: Terlalu Optimis pada Waktu yang Dibutuhkan
Ada juga planning fallacy, yaitu kecenderungan manusia untuk terlalu optimis dalam memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sesuatu. Kita sering berpikir, “Ah, nanti juga bisa kelar dalam sehari,” padahal kenyataannya butuh lebih lama. Akibatnya, pekerjaan kerap molor sampai akhirnya dipaksa selesai mendekati deadline.
Manajemen Waktu dalam Era Digital
Di era digital, banyak orang mencoba berbagai metode manajemen waktu seperti aplikasi, kalender, atau sistem to-do list. Meski demikian, faktanya, deadline tetap menjadi “alat” paling efektif karena memaksa kita memprioritaskan hal yang benar-benar penting.
Keseimbangan yang Penting
Meski banyak orang lebih produktif saat dikejar waktu, pola ini tidak sehat jika dijadikan kebiasaan jangka panjang. Tekanan berlebihan bisa memicu stres, menurunkan kualitas hasil kerja, dan berdampak buruk pada kesehatan. Oleh karena itu, strategi terbaik adalah menggunakan deadline sebagai alat motivasi, bukan satu-satunya cara untuk bekerja.
Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain:
- Membuat mini-deadline untuk setiap bagian pekerjaan.
- Membagi tugas ke dalam blok waktu kecil.
- Menetapkan batas realistis.
Dengan begitu, kita tetap bisa menikmati “dorongan” produktivitas ala deadline tanpa harus menunggu sampai detik-detik terakhir.
Kesimpulan
Pada akhirnya, alasan mengapa kita bisa lebih produktif saat deadline sudah dekat adalah kombinasi dari hukum psikologis, rasa urgensi, efek prokrastinasi, dan kecenderungan manusia yang terlalu optimis terhadap waktu. Deadline menjadi pemicu alami yang mendorong kita untuk bergerak cepat dan fokus, meski terkadang penuh tekanan.
Namun, jika bisa mengelola waktu dengan bijak, kita tak perlu menunggu sampai alarm terakhir berbunyi. Produktivitas sejati justru lahir ketika kita mampu bekerja konsisten, baik saat waktu masih longgar maupun ketika tenggat semakin menekan.


