KPK Diminta Selidiki Pembuatan Film Merah Putih: One For All, Produser Santai: Komentator Lebih Paham

Posted on

Film Animasi Merah Putih: One For All Dianggap Tidak Sesuai Standar

Film animasi Merah Putih: One For All kini menjadi sorotan publik. Dibuat oleh Perfiki Kreasindo di bawah Yayasan Pusat Perfilman H Usmar Ismail, film ini mendapat banyak kritik terkait kualitas animasi dan narasi yang dianggap tidak sesuai dengan standar industri.

Banyak pengamat dan netizen menyebutkan bahwa animasi dalam film tersebut terasa kaku dan kurang menarik. Grafis yang digunakan dinilai jauh di bawah standar film animasi modern. Bahkan, beberapa orang membandingkan kualitas film ini dengan film animasi lain seperti Jumbo, yang sukses mencapai lebih dari 10 juta penonton sekaligus menjadi film animasi terlaris di Indonesia.

Kritik juga muncul mengenai anggaran produksi yang diberikan untuk film ini. Meski belum ada konfirmasi resmi, berbagai isu menyebutkan bahwa film ini mendapatkan dukungan dana dari pemerintah. Anggaran yang dikeluarkan dinilai sangat besar, yaitu hingga Rp7 miliar. Namun, hasilnya dinilai tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.

Netizen mulai mempertanyakan transparansi penggunaan dana tersebut. Banyak dari mereka meminta agar lembaga seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan investigasi lebih lanjut. Beberapa komentar di media sosial menyebutkan bahwa tindakan ini terkesan seperti upaya “cuci uang”.

Beberapa akun media sosial, seperti @pancapradipta17 dan @cuddleseasonii, mengkritik keras produksi film ini. Mereka menulis bahwa kritik ini bukan hanya tentang kualitas film, tetapi juga tentang penggunaan dana negara yang tidak jelas. Netizen menilai bahwa film ini justru memicu kontroversi yang tidak perlu.

Tanggapan Produser dan Produser Eksekutif

Produser utama film, Toto Soegriwo, memberikan respons terkait kritik yang muncul. Ia menyatakan bahwa tidak ada satu rupiah pun anggaran pemerintah yang digunakan dalam produksi film ini. Menurut Toto, semua dana berasal dari pihak swasta. Ia juga menyatakan bahwa ia tidak terlalu khawatir dengan kritik yang muncul, karena menurutnya para netizen justru lebih pandai daripada pemain film.

Toto juga menyebut bahwa di balik kontroversi ini, banyak pihak yang justru merasa untung. Ia mengatakan bahwa viralnya film ini membawa banyak keuntungan bagi pihak-pihak terkait.

Sementara itu, produser eksekutif Sonny Pudjisasono memberikan penjelasan lebih lanjut. Ia mengungkapkan bahwa total biaya produksi film ini sebenarnya lebih dari Rp6,7 miliar. Biaya tersebut hanya mencakup tim animator dan perlengkapan produksi, belum termasuk biaya gala premiere.

Sonny menjelaskan bahwa film ini dibuat dengan niat baik, yaitu untuk berkontribusi pada bangsa dan negara. Ia menyatakan bahwa pembuatan film ini dilakukan secara gotong royong, tanpa adanya motif keuntungan finansial semata. Baginya, tujuan utama adalah untuk memberikan sumbangan pada perayaan 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada netizen yang telah membantu membuat film ini viral. Sonny mengakui bahwa ia tidak terlalu khawatir tentang balik modal. Baginya, niat awal film ini adalah bentuk partisipasi untuk bangsa, bukan sekadar bisnis.

Alasan Memilih Genre Film Anak

Sonny juga menjelaskan alasan memilih genre film anak. Ia menyatakan bahwa dunia perfilman Indonesia saat ini sedang didominasi oleh film-film dewasa dan horor. Oleh karena itu, ia ingin memberikan alternatif yang bisa dinikmati oleh anak-anak, khususnya dalam rangkaian perayaan HUT ke-80 RI.

Menurut Sonny, proses produksi film ini sudah dimulai sejak setahun lalu. Proses produksi biasanya membutuhkan waktu setahun, dan setelah itu ada masa pematangan selama tiga bulan hingga dua bulan. Ia menekankan bahwa film ini dibuat dengan niat tulus untuk memberikan sesuatu bagi bangsa.

Meski ada kritik terhadap kualitas animasi dan narasi, film Merah Putih: One For All tetap menjadi perhatian publik. Film ini akan dirilis pada 14 Agustus 2025, menjelang perayaan HUT ke-80 RI. Meski masih banyak yang mempertanyakan kualitasnya, film ini tetap menjadi bagian dari upaya untuk memperingati hari kemerdekaan dengan cara unik dan kreatif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *