Peningkatan Kekayaan Negara: Tanda Positif atau Tantangan Baru?
Kementerian Keuangan mencatat adanya kenaikan signifikan dalam kekayaan negara selama satu tahun terakhir. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, yang menyebutkan bahwa nilai pengelolaan aset negara meningkat tajam sebesar 7,57 persen dari tahun 2024 ke 2025, hingga mencapai Rp 13.692,36 triliun. Pencapaian ini menunjukkan perbaikan dalam sistem administrasi dan pertumbuhan ekonomi yang stabil.
Dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR di Jakarta, Sri Mulyani menjelaskan bahwa meskipun data hanya tersedia untuk satu tahun terakhir, tren peningkatan ini sudah cukup menggambarkan kemajuan yang signifikan. Ia juga menekankan pentingnya memperhatikan perkembangan jangka panjang, bukan hanya data sementara.
Kinerja APBN yang Menunjukkan Perbaikan
Selain itu, kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) juga menunjukkan tren positif. Target penerimaan negara tahun 2025 tercatat naik 2,03 persen menjadi Rp 3.004,5 triliun, sedangkan belanja pemerintah pusat meningkat 2,34 persen ke angka Rp 2.701,44 triliun. Kenaikan ini menjadi indikator perbaikan kapasitas fiskal dan penguatan fondasi ekonomi nasional.
Dampak Kenaikan Kekayaan Negara pada Masyarakat
Meski peningkatan kekayaan negara dianggap sebagai tanda positif, dampaknya bagi masyarakat tidak otomatis dirasakan secara merata. Ekonom Universitas Diponegoro, Wahyu Widodo menjelaskan bahwa kenaikan kekayaan negara bisa berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat, tetapi pengaruhnya bersifat proporsional.
Ia menilai bahwa lonjakan aset negara berasal dari dua faktor utama, yaitu perbaikan pencatatan aset secara administratif dan pertumbuhan ekonomi yang stabil. Namun, ia menegaskan bahwa naiknya kekayaan negara tidak serta merta menjamin peningkatan kemakmuran rakyat secara keseluruhan.
Peluang Mengurangi Utang Negara
Wahyu juga menyampaikan bahwa peningkatan kekayaan negara dapat memberi dampak tidak langsung terhadap pengelolaan utang, namun hal tersebut harus dilihat secara menyeluruh dalam konteks kebijakan fiskal dan kinerja ekonomi nasional. Ia menjelaskan bahwa urusan utang negara memiliki mekanisme sendiri, dengan pemerintah yang menarik utang baru melalui instrumen seperti surat utang negara, baik konvensional maupun sukuk.
Menurutnya, Indonesia sebagai negara berkembang masih membutuhkan strategi pembiayaan melalui utang. Namun, yang lebih penting adalah menjaga agar defisit anggaran dapat ditekan secara bertahap. Prinsip sederhannya, semakin baik pertumbuhan ekonomi dan semakin tinggi penerimaan pajak, maka defisit anggaran bisa turun perlahan, bahkan bisa menuju nol dan akhirnya surplus.
Konsep Dasar Neraca Keuangan Negara
Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM), Eddy Junarsin menjelaskan bahwa dalam neraca keuangan negara, aset merupakan hasil penjumlahan antara utang dan ekuitas. Aset mencerminkan total kekayaan yang dimiliki oleh negara, baik berupa tanah, bangunan, investasi, hingga instrumen keuangan lainnya. Rumus sederhananya adalah Aset = Utang + Ekuitas.
Peningkatan nilai aset negara bisa terjadi melalui dua jalur utama, yaitu melalui penambahan utang atau peningkatan ekuitas. Jika aset negara bertambah, itu bisa disebabkan oleh pemerintah menambah utang, atau karena kondisi fiskal yang semakin sehat sehingga menambah ekuitas negara.
Masalah Pemerataan Hasil Pembangunan
Eddy Junarsin menekankan bahwa peningkatan kekayaan negara dalam bentuk aset harus diiringi dengan pemanfaatan yang maksimal agar benar-benar berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Ia menjelaskan bahwa aset yang besar tidak serta-merta menghasilkan pendapatan. Hanya jika dimanfaatkan secara efektif dan efisien, aset tersebut akan memberi manfaat nyata.
Ia juga menyoroti bahwa masih banyak masyarakat yang belum merasakan pemerataan hasil pembangunan secara menyeluruh. Dengan analogi organisasi yang punya gedung, kendaraan, dan lahan luas, tetapi belum bisa menyejahterakan anggotanya, artinya proses produksinya belum berjalan secara efektif. Ini yang perlu diperbaiki.
