Penjelasan Terbaru Mengenai Perubahan Arah CCTV di Kos Arya Daru Pangayunan
Dalam kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arya Daru Pangayunan, terungkap adanya perubahan arah kamera CCTV yang berpotensi memengaruhi proses penyelidikan. Penjaga kos, Siswanto, diduga melakukan kebohongan mengenai posisi kamera yang seharusnya menyorot kamar nomor 105, tempat jasad Arya ditemukan.
Menurut informasi yang disampaikan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, perubahan arah kamera tersebut dilakukan atas permintaan istri Arya, Meta Ayu Puspitantri. Namun, hal ini dibantah oleh keluarga dan pihak terkait, termasuk sepupu Arya, Tantri Wik Djatmika.
Bantahan dari Keluarga Arya Daru
Tantri menyatakan bahwa istri Arya tidak pernah meminta penjaga kos untuk mengubah arah kamera CCTV. Ia menegaskan bahwa Pita hanya meminta Siswanto untuk mendobrak pintu kamar Arya dan bersedia menanggung biaya kerusakan. “Pita hanya bilang ‘tolong didobrak nanti kalau sampai ada biaya kerusakan akan saya bayar’, atau akan saya biayai,” kata Tantri menirukan ucapan Pita.
Berdasarkan catatan chat antara Pita dan Siswanto, permintaan untuk mendobrak pintu kamar itu dikirim pada pukul 07.24 WIB, Selasa 8 Juli 2025. “Kalo seandainya didobrak, saya siap biayanya, Pak,” tulis Pita dalam pesan tersebut.
Namun, meskipun telah dibantah, polisi tetap menyampaikan bahwa perubahan arah kamera adalah permintaan dari Pita. Hal ini menimbulkan keheranan dari keluarga Arya. Menurut Tantri, jadwal konferensi pers yang awalnya dijadwalkan pukul 14.00 WIB molor hingga menjelang petang. Ia menduga hal ini terjadi karena pihak kepolisian mencoba menyampaikan informasi dengan cara tertentu.
Peran Vara dalam Kasus Ini
Selain perubahan arah CCTV, juga terungkap sosok Vara yang selama ini menjadi perbincangan. Vara diketahui pernah bertemu dengan Arya Daru di pusat perbelanjaan sebelum ia ditemukan tewas. Hubungan mereka sempat membuat spekulasi publik, termasuk kemungkinan Vara sebagai sumber ketidaknyamanan bagi istri Arya.
Isi chat yang salah kirim juga menjadi bagian penting dari kasus ini. Arya Daru pernah mengirim pesan kepada istrinya dengan panggilan “Ay”, bukan “Syg” seperti biasanya. Pita merespons dengan kaget dan menanyakan maksud pesan tersebut. Dari situ, terlihat bahwa pesan itu tidak ditujukan kepada sang istri.
Pada pukul 21.16 WIB, Arya Daru mengirim pesan WhatsApp dengan menyebut “Pak Sam”. Pita merespons dengan menanyakan apakah Arya sedang beristirahat di hotel. Arya mengatakan bahwa semuanya sudah baik, namun ia masih bercerita tentang Mba Lena.
Pada pukul 21.17 WIB, Arya kembali mengirim pesan dengan panggilan “Ay” dan Pita hanya menjawab “Hah”. Pesan itu tidak direspons oleh Arya. Pita mencoba meneleponnya, namun tidak berhasil. Setelah itu, Pita mengirim voice note selama enam detik, tetapi tidak ada respons dari Arya.
Rekaman CCTV menunjukkan bahwa Arya Daru pada pukul 21.18 WIB masih menunggu taksi di Grand Indonesia seorang diri. Sebelumnya, ia terekam berjalan bersama Vara dan Dion, tetapi setelah itu ia pulang sendirian.
Kesimpulan
Perubahan arah kamera CCTV dan isu hubungan antara Arya Daru dengan Vara menjadi fokus utama dalam penyelidikan. Meski ada bantahan dari keluarga, informasi yang disampaikan oleh pihak kepolisian tetap menjadi perhatian publik. Proses penyelidikan dan transparansi informasi sangat penting untuk memastikan keadilan dalam kasus ini.


