Investor Asing Kembali Memperkuat Kepemilikan Saham BRI
Pada awal Juli 2025, tercatat adanya aksi beli yang signifikan dari investor asing terhadap saham blue chip PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Aksi ini memberikan dampak positif terhadap harga saham BBRI. Pertanyaannya adalah apakah investor ritel perlu membeli atau menjual saham tersebut?
Beberapa nama besar seperti Blackrock, JP Morgan, dan Vanguard Group diketahui secara konsisten menambah kepemilikan saham BBRI sejak kuartal II-2025. Mengutip data dari Bloomberg pada 8 Juli, Blackrock Inc masih aktif dalam menambah kepemilikan saham di bank yang dikenal dekat dengan masyarakat kecil ini.
Hingga Senin (7/7), Blackrock telah menguasai sebanyak 2,36 miliar saham BRI, meningkat dari posisi akhir kuartal II-2025 yang hanya sekitar 2,34 miliar saham. Pada perdagangan Selasa (15/7), harga saham BBRI berada di level 3.880, naik 100 poin atau 2,65% dibandingkan hari sebelumnya. Dalam lima hari perdagangan terakhir, harga saham BBRI naik sebesar 220 poin atau 6,01%.
Sejak awal tahun 2025, harga saham BBRI mengalami penurunan sebesar 330 poin atau 7,84%. Dalam setahun terakhir, harga saham BBRI melemah hingga 850 poin atau 17,97%. Namun, perusahaan investasi asal AS ini telah melakukan akumulasi sejak awal tahun 2025. Di akhir Desember 2024, Blackrock memiliki 2,18 miliar saham BRI, kemudian meningkat menjadi 2,32 miliar saham pada tiga bulan pertama 2025.
Selain Blackrock, Vanguard Group juga tercatat sebagai institusi asing yang secara bertahap menambah kepemilikan saham BRI. Bahkan, perusahaan investasi ini melakukan akumulasi di seluruh bank besar. Vanguard tidak pernah melakukan aksi jual dalam satu tahun terakhir. Pada 2025, Vanguard menambah sekitar 91 juta saham BRI untuk dikoleksi. Hingga akhir kuartal II-2025, Vanguard telah menggenggam saham BBRI sebanyak 3,09 miliar saham, menjadikannya sebagai institusi asing dengan kepemilikan terbanyak.
Di sisi lain, JPMorgan Chase & Co. kembali memborong saham BRI di kuartal II/2025. Mereka membeli 117,42 juta saham BRI antara April hingga Juni 2025, sehingga total kepemilikan mereka mencapai 1,54 miliar saham. Aksi beli ini menunjukkan perubahan strategi JPMorgan, yang sebelumnya menjual lebih dari 500 juta saham BRI pada kuartal I-2025.
Rekomendasi Saham BBRI
Berdasarkan laporan Bloomberg, dari total 37 analis, sebanyak 31 atau 84% merekomendasikan beli saham BBRI dengan target harga rata-rata 12 bulan ke depan sebesar Rp 4.703,61. Jika dibandingkan dengan harga per 1 Juli 2025 di level Rp3.700 per lembar, potensi imbal hasil bisa mencapai sekitar 27,1%.
Analisis dari Trimegah Sekuritas Jonathan Gunawan juga menyampaikan rekomendasi buy untuk BBRI dengan target harga Rp5.400. Dalam proyeksi terbaru untuk tahun fiskal 2025, meskipun ada prediksi penurunan laba bersih, pemulihan akan terlihat pada paruh kedua tahun ini. Momentum pada semester II/2025 diharapkan meningkat, didukung oleh pemulihan segmen pinjaman mikro dan normalisasi kualitas aset.
Program strategis pemerintah seperti Program Makan Bergizi Gratis (MBG) disebut akan memberikan dampak struktural terhadap likuiditas di pasar massal, khususnya segmen UMKM. Transfer likuiditas ke pasar massal diperkirakan mulai terlihat pada paruh kedua 2025, didorong oleh skala besar program pemerintah tersebut.
Jonathan menambahkan bahwa program ini dapat mempersempit kesenjangan pertumbuhan dana pihak ketiga antara segmen korporasi dan UMKM. Diperkirakan, likuiditas tambahan yang disuntikkan ke ekonomi bisa mencapai Rp342 triliun, atau setara dengan 22,8% dari total pinjaman UMKM industri per April 2025.
Kekuatan Fundamental BRI
Di tengah tekanan pasar dan ketidakpastian geopolitik, kepercayaan investor global terhadap BRI justru semakin kuat. Hal ini tercermin dari langkah JP Morgan yang secara signifikan menambah porsi kepemilikan di saham BBRI sepanjang kuartal II/2025.
Direktur Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Reza Priyambada menilai bahwa langkah JP Morgan menambah saham BBRI di tengah pelemahan pasar bukan hanya sinyal investasi, tetapi juga cerminan dari market trust terhadap arah transformasi dan fondasi fundamental bisnis BRI yang kuat.
Dengan strategi jangka panjang yang konsisten dan komitmen terhadap tata kelola yang transparan, BRI dinilai siap menjadi pilar utama pemulihan pasar dan pertumbuhan inklusif nasional. Direktur Utama BRI Hery Gunardi juga menegaskan bahwa strategi transformasi yang sedang dilakukan oleh perseroan saat ini.
Transformasi BRIVolution Reignite yang sedang diterapkan mencakup penguatan aspek bisnis, tata kelola, manajemen risiko, hingga digitalisasi operasional. Visi BRI adalah menjadi The Most Profitable Bank di Asia Tenggara pada 2030. Dengan fokus pada penguatan fundamental baik dari sisi pendanaan, penyaluran kredit berkualitas, kapabilitas digital, manajemen risiko, serta pengembangan SDM, BRI menunjukkan komitmen kuat untuk masa depan.


