Hukuman Kontrak Alex Rins di Yamaha: Rp40 M, Pasar Pembalap MotoGP Kembali Sibuk

Posted on

Kehadiran Alex Rins di Yamaha Terancam

Musim 2026 MotoGP kembali menjadi sorotan dengan berita mengejutkan yang datang dari pabrikan Yamaha. Salah satu pembalap andalan mereka, Alex Rins, dilaporkan dalam ancaman pemutusan kontrak oleh Monster Energy Yamaha. Hal ini membuat banyak pihak terkejut karena Rins sebelumnya dianggap sebagai bagian dari rencana jangka panjang tim.

Alex Rins, yang lahir pada 8 Desember 1995 di Barcelona, Spanyol, memiliki kontrak dengan Yamaha hingga 2026. Namun, kabar tersebut menyebutkan bahwa pihak Yamaha ingin memutus kontraknya lebih awal. Alasan utama yang disebutkan adalah performa yang belum maksimal dan komentar-komentar yang dinilai kurang mendukung proyek pengembangan motor M1 serta penggunaan mesin V4.

Selain itu, cedera yang sering dialami Rins juga menjadi faktor penting dalam keputusan ini. Meskipun usianya masih 30 tahun, ia dinilai tidak cocok dengan visi Yamaha untuk masa depan. Dibandingkan dengan Fabio Quartararo, Rins kalah jauh dalam hal prestasi. Quartararo, yang merupakan rekan segerakannya, menunjukkan penampilan yang lebih stabil, meski motor M1 Yamaha memiliki keterbatasan.

Quartararo, yang dikenal dengan julukan El Diablo, saat ini berada di posisi sembilan dalam klasemen MotoGP 2025 dengan total 102 poin. Sementara Rins hanya mengumpulkan 42 poin, berada 9 tingkat di bawah Quartararo. Meskipun sering mengkritik timnya, Quartararo tetap dianggap sebagai pembalap yang komitmen dan memiliki potensi besar.

Opsi yang Disiapkan Yamaha

Jika kontrak Rins benar-benar diputus, Yamaha memiliki dua opsi yang bisa diambil. Pertama, mereka ingin mendatangkan pembalap muda sebagai investasi jangka panjang. Dalam hal ini, Diogo Moreira, pembalap Brasil berusia 22 tahun yang saat ini berlaga di Moto2, menjadi kandidat kuat. Opsi kedua adalah menaikkan Jack Miller dari tim satelit Pramac Prima Yamaha.

Opsi kedua dinilai lebih realistis karena Miller memiliki pengalaman dengan mesin V4, yang merupakan fokus pengembangan Yamaha. Berbeda dengan Quartararo, yang belum pernah menggunakan motor V4 sejak debutnya di kelas premier MotoGP 2019.

Biaya Penalti Kontrak yang Besar

Biaya penalti kontrak yang harus dibayarkan Yamaha jika memutus kontrak Rins mencapai £1,8 juta atau sekitar Rp40 miliar. Jumlah ini dianggap tidak terlalu besar bagi Yamaha, yang dikenal memiliki finansial yang kuat. Selain itu, Honda Racing Corporation (HRC) juga memiliki kemampuan finansial yang sama.

Pemutusan kontrak Rins diprediksi akan memengaruhi pasar transfer pembalap MotoGP 2026. Meskipun performanya di Yamaha tidak memuaskan, Rins bisa menjadi opsi untuk bergabung ke tim satelit seperti LCR Honda atau Trackhouse Aprilia.

Sebelumnya, saat masih memperkuat LCR Honda, Rins berhasil memberikan kemenangan bagi HRC. Ia menjuarai MotoGP Amerika 2023 di COTA, sebuah kejutan yang sangat menarik. Jika Rins bergabung ke Trackhouse, yang sedang berkembang pesat dengan dukungan motor dari Aprilia, maka situasi bisa sangat menarik.

Dengan adanya perubahan ini, dunia MotoGP 2026 dipastikan akan menjadi lebih menarik dan penuh persaingan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *