Survei Menunjukkan Mayoritas Masyarakat Tidak Percaya Isu Ijazah Palsu Jokowi
Sebuah survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia tidak percaya dengan isu ijazah palsu yang dituduhkan kepada Presiden ke-7 RI, Joko Widodo atau Jokowi. Hasil survei menunjukkan bahwa sebanyak 74,6 persen responden menyatakan tidak percaya terhadap isu tersebut.
Direktur PT Survei Strategi Indonesia (SIGI) LSI Denny JA, Ardian Sopa, menjelaskan bahwa alasan utama masyarakat tidak mempercayai isu ini adalah karena kekuatan jejak dan logika prosedural, konfirmasi dari lembaga resmi, serta kesadaran publik atas motif politik. Menurutnya, isu ini dianggap sebagai bagian dari dinamika politik, bukan sebagai fakta yang mengancam legitimasi kepemimpinan nasional.
Isu ijazah palsu Jokowi memang terus bergulir di ruang publik, terutama di pemberitaan televisi, talkshow, podcast, dan media sosial. Namun, meskipun ada banyak narasi yang berkembang, hanya sekitar 12,2 persen responden yang mempercayai isu tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat cenderung tenang dan rasional dalam menyikapi isu-isu yang muncul.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa mereka yang tidak percaya terhadap isu ijazah palsu Jokowi merata di berbagai segmen demografi. Mulai dari mereka yang berpendidikan rendah hingga kalangan terpelajar, dari akar rumput hingga kelompok mapan, serta dari daerah pedesaan maupun perkotaan. Bahkan, para generasi Z hingga baby boomer pun tidak terkecuali.
Ada tiga alasan utama yang membuat masyarakat tidak percaya terhadap isu ini. Pertama, kepercayaan publik yang telah terbangun selama lebih dari satu dekade pemerintahan Jokowi menjadi fondasi utama. Jokowi dianggap sebagai figur yang naik dari bawah, bukan elite politik tradisional. Rekam jejaknya sudah teruji mulai dari wali kota, gubernur DKI, hingga dua periode sebagai presiden.
Kedua, otoritas lembaga negara dan akademik telah memberikan klarifikasi yang jelas dan resmi. Universitas Gadjah Mada (UGM), tempat Jokowi menempuh pendidikan, telah menegaskan bahwa suami Iriana itu merupakan alumnus sah mereka. Selain itu, Kepolisian melalui Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri juga telah melakukan verifikasi dan menyatakan bahwa ijazah tersebut asli.
Alasan ketiga adalah kesadaran publik yang semakin tinggi akan adanya muatan politis dalam isu ini. Terutama setelah Gibran Rakabuming Raka, putra Jokowi, maju dan menang sebagai Wakil Presiden dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Bagi publik, momen munculnya isu ini tidak lepas dari dinamika kekuasaan dan kontestasi elite menjelang periode politik baru.
Survei yang dilakukan secara nasional melalui tatap muka dilaksanakan di semua provinsi pada 28 Mei 2025 sampai 12 Juni 2025 dengan metode multistage random sampling. Survei menggunakan 1.200 responden, dengan estimasi margin kesalahan sebesar lebih kurang 2,9 persen. Untuk memperkuat temuan dan analisa, LSI Denny JA juga melakukan riset kualitatif berupa wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah, dan media analisis.
