Gak Peduli Harga Naik atau Langka, Warga Desa Ini Ciptakan BBM Sendiri dari Sampah Plastik

Posted on

Tidak Peduli Harga Meningkat atau Membosankan, Warga Desa Ini Membuat BBM dari Sampah Plastik

Masyarakat di Desa Ini Membuat BBM Sendiri dari Sampah Plastik Meskipun Harga BBM Meningkat atau Langka

Warga desa Talunombo, Sapuran, Wonosobo, Jawa Tengah dapat membuat Bahan Bakar Minyak (BBM) sendiri dari limbah sampah plastik

/ News

Irsyaad W 20 Februari, pukul 13.45 20 Februari, pukul 13.45

– Mungkin warga desa di bawah ini tidak peduli dengan kenaikan harga BBM atau kekurangannya.

Karena mereka bisa membuat BBM sendiri yang diolah dari sampah plastik.

Yaitu penduduk desa Talunombo, Sapuran, Wonosobo, Jawa Tengah.

Berjarak sekitar 23 kilometer dari pusat kota Wonosobo, desa ini berhasil mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak.

Kepala Desa Talunombo, Badarudin, menjelaskan bahwa di banyak daerah, terutama kota-kota besar, sampah plastik merupakan masalah serius yang menyebabkan penyakit dan pencemaran lingkungan.

“Fenomena sampah yang menjadi masalah utama di berbagai daerah, terutama di kota-kota besar,” ujarnya.

Namun, di desa Talunombo, fenomena tersebut berbalik.

Mereka malah kekurangan sampah plastik untuk diolah menjadi bahan bakar minyak.

Melalui kreativitas pemuda dan dukungan dari pihak desa, sampah plastik diolah menjadi bahan bakar minyak yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan dapat digunakan untuk menghidupkan mesin diesel.

“Setiap hari kami mengambil sampah dari rumah-rumah warga, lalu membawa ke tempat pemrosesan sampah menjadi BBM,” kata Badarudin, (13/2/25), dilansir Kompas.com.

Sampah dan limbah rumah tangga yang berhasil dikumpulkan kemudian dipisahkan menjadi sampah organik dan non-organik.

Badarudin menjelaskan bahwa sampah plastik berikutnya dimasukkan ke dalam alat pengolah yang dikenal sebagai “pyrolysis gen 5.”

Proses pengolahan menggunakan mesin pyrolysis generasi kelima ini mengubah sampah plastik menjadi cairan melalui proses pemanasan hingga mencapai suhu 300 derajat Celsius.

“Proses pembakaran dengan hasil maksimal memerlukan waktu sekitar 12 jam,” ujarnya.

Sampah plastik dibersihkan secara bertahap sampai mencapai 50 kilogram, dengan suhu yang dinaikkan secara perlahan-lahan.

Budi Santoso, salah satu pengelola sampah, menjelaskan bahwa ide pembuatan BBM dari sampah plastik ini muncul dari kesulitan desa dalam mengelola sampah plastik.

Maka itu, pemerintah desa mendirikan tempat pengelolaan sampah 3R (reduce, reuse, recycle).

“Alhamdulillah telah berhasil menciptakan alat untuk mengubah sampah plastik, minyak goreng bekas (jelantah), dan oli bekas menjadi BBM, yang digunakan untuk alat-alat pertanian dan lainnya,” kata Budi.

Desa Talunombo saat ini mengalami kekurangan sampah plastik untuk didaur ulang.

Pengelola bahkan membeli sampah plastik dari warga dengan harga Rp 500 per kilogram untuk memenuhi kebutuhan produksi mereka.

“Kami membeli sampah plastik dari warga,” kata Budi.

Dengan inovasi ini, Desa Talunombo tidak hanya berhasil mengatasi masalah sampah plastik, tetapi juga menciptakan sumber pendapatan baru bagi warga desa tersebut.

Copyright 2025

Related Article

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *