PIKIRAN RAKYAT
– Joko Anwar kembali meluncurkan film terbarunya yang bertajuk Serangan di Bukit Duri. Berbeda dari jenis film-film sebelumnya, kali ini dia menyuguhkan cerita dalam genrenya yaitu drama-thriller yang menyinggung isu-isu sosial di Indonesia, mulai dari diskriminasi etnis, suap-menyuap, tindakan keras oleh anak muda, sampai situasi pendidikan.
Bukan hanya fokus pada pembuatan film luar biasa, agar memberikan kesan keaslian dalam karyanya, Joko Anwar melaksanakan wawasan mendalam dengan pemuda dan guru guna mengembangkan narasi yang aktual.
Berikut beberapa pemeran yang turut ambil bagian dalam film tersebut: Morgan Oey, Hana Pitrashata Malasan, Endy Arfian, Fatih Unru, Omara Esteghala, Dewa Dayana, Faris Fadjar Munggaran, serta Florian Rutters.
Ringkasan Serangan ke Bukit Duri
Peristiwa kacau pada tahun 2009 menyebabkan luka emosional yang parah kepada Edwin (Morgan Oey). Dia adalah lelaki dengan darah campuran Tionghoa yang tetap terganggu oleh kejadian itu walaupun sudah bertahun-tahun berlalu. Saat ini, dia bekerja sebagai guru di SMA Duri, tempat dimana banyak pelanggarannya melibatkan para muridnya dalam beberapa kesulitan.
Akan tetapi, tugas Edwin di sekolah tersebut tidak terbatas pada posisi guru saja. Dia memiliki tujuan khusus yang membara hatinya: menemukan keponakannya yang hilang, seperti janjinya kepada saudara perempuan nya sebelum meninggal dunia. Perjalanan pencarian ini dipenuhi dengan rintangan yang mendorong ambang kesabarannya serta keyakinannya.
Movie bertema drama-thriller ini mengajak penonton untuk merasakan petualangan Edwin dalam menavigasi tantangan dari masa lalunya yang penuh trauma serta menghadapi situasi sosial yang kian memprihatinkan.
Tension yang semakin memuncak selama narasi menggambarkan SMA Duri tidak lagi sebagai lokasi untuk belajar, tetapi lebih kepada medan perjuangan bagi mereka yang berusaha bertahan dalam kekacauan tersebut.
Diatur pada tahun 2027, film tersebut menampilkan sebuah visi dystopian tentang masa depan Indonesia yang dipenuhi oleh skenario-skenario yang mendemonstrasikan perselisihan etnis, ketimpangan dalam sistem kebijakan, serta masalah-masalah di bidang pendidikan yang masih berlanjut.
Di luar menjadi sebuah kisah seru, film ini memberikan pesan kuat mengenai jalannya negeri ini jika masalah sosial tetap dibiarkan bertambah parah. Sebagaimana dikatakan Joko Anwar, movie tersebut mencerminkan tantangan besar yang dihadapi Indonesia dan sekaligus mendorong penontonnya untuk merenungi: bisakah kita biarkan situasi ini terus berlanjut?
Film thriller Indonesia “Pengepungan di Bukit Durikarya” karya Joko Anwar dirilis pada tanggal 17 April 2025. Mengambil setting waktu tahun 2027, film tersebut menunjukkan kondisi sosial yang makin menyedihkan, dipenuhi oleh kebencian antarrasa serta diskriminasi sistematis yang tentunya akan membuat penonton berfikir lebih dalam.
relate
Dengan kondisi yang tengah dihadapi oleh masyarakat Indonesia sekarang ini.
Bukan hanya sebuah film, Pengepungan di Bukit Duri berfungsi sebagai sarana kritis yang dapat dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat. ***