Empat Pelaku Penculikan Ilham Pradipta Dapat DP Puluhan Juta dari Orang Tak Dikenal

Posted on

Penangkapan Empat Pelaku Intelektual dalam Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN

Empat pelaku yang terlibat dalam penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37), telah menerima uang muka sebesar sekitar Rp 50 juta dari seseorang. Uang tersebut diberikan sebagai tanda jadi untuk menjalankan aksi penculikan korban.

Menurut kuasa hukum pelaku, Adrianus Agau, para kliennya tidak membunuh korban. Mereka hanya diperintahkan untuk menculik Ilham dan membawanya ke suatu tempat. Namun, saat korban dibawa pulang ke rumahnya beberapa jam kemudian, diketahui bahwa korban sudah meninggal dunia.

Adrianus Agau menyebutkan bahwa para kliennya menerima pekerjaan ini karena diiming-imingi uang. Meskipun jumlah pasti belum diketahui, ia menegaskan bahwa uang muka yang diterima kliennya sebesar kurang lebih Rp 50 juta. Uang tersebut telah disita oleh penyidik.

Selain itu, Adrianus Agau mengungkap bahwa para kliennya menerima perintah dari oknum berinisial F untuk menjemput paksa korban. Korban kemudian dibawa ke kawasan Jakarta Timur. Saat kembali dipanggil untuk mengantarkan korban pulang, mereka melihat bahwa korban sudah tidak bernyawa lagi.

Penangkapan Empat Aktor Intelektual

Polda Metro Jaya merilis empat aktor intelektual dalam kasus penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta. Keempat orang tersebut berinisial C, YJ, AA, dan DH. Dengan penangkapan ini, total delapan orang telah diamankan terkait kasus tersebut.

Keempat pelaku intelektual ditangkap di berbagai lokasi. DH, YJ, dan AA ditangkap di Solo, Jawa Tengah pada Sabtu (23/8/2025) sekitar pukul 20.15 WIB. Sementara itu, C ditangkap di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, pada Minggu (24/8/2025).

Penangkapan dilakukan setelah polisi melakukan pengejaran terhadap para pelaku menggunakan mobil. Rekaman video menunjukkan proses penangkapan yang dramatis. Para pelaku berhasil ditangkap saat mobil mereka berhenti di lampu merah. Beberapa alat bukti seperti handphone ditemukan di dalam mobil tersebut.

Penangkapan Pelaku Eksekutor

Selain empat pelaku intelektual, Polda Metro Jaya juga menangkap empat pelaku eksekutor. Mereka adalah AT, RS, RAH, dan RW. RW disebut-sebut sebagai kapten penculikan dan pembunuhan. Ia diamankan di Bandara Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

AT, RS, dan RAH diamankan di Jalan Johar Baru III Nomor 42, Jakarta Pusat. Sedangkan RW ditangkap di NTT. Hingga kini, masih ada satu pelaku lain yang buron dan diduga sebagai eksekutor pembunuhan.

Awal Kejadian

Pembunuhan terhadap Ilham Pradipta berawal saat korban berada di area parkiran Lotte Grosir Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (20/8/2025). Ia diculik sejumlah orang tak dikenal ketika hendak masuk ke mobilnya. Korban kemudian dibawa masuk ke dalam mobil para pelaku secara paksa.

Jenazah korban akhirnya ditemukan di sebuah kebun kosong di wilayah Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Hasil autopsi menunjukkan bahwa tidak ada luka akibat senjata tajam di tubuh korban.

Identifikasi Pelaku dari CCTV

Berdasarkan rekaman CCTV yang diterima pihak keluarga, Ilham Pradipta sempat berada di area parkiran Lotte Grosir Pasar Rebo, Jakarta Timur. Saat itu, korban yang mengenakan kemeja cokelat hendak masuk ke mobilnya. Tiba-tiba, sejumlah orang tak dikenal mendekati dan menyeret korban ke dalam mobil mereka.

Mobil para pelaku terparkir bersebelahan dengan mobil korban dan tampak mengintai sebelum melakukan aksinya. Setelah mobil hitam sebelah mobil korban keluar, mobil pelaku warna putih langsung merapat.

Identifikasi ‘Bos’ dari Surabaya

Setelah penangkapan empat pelaku eksekutor, terungkap bahwa keempatnya merupakan debt collector. Mereka mendapatkan perintah dari seseorang yang disebut ‘Bos’ dari Surabaya, Jawa Timur.

Sosok ‘Bos’ tersebut diketahui dari salah satu penghuni rumah di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat bernama Berto. Menurut Ketua RT05/RW09 Johar Baru, Sella, para pelaku pertama kali datang ke rumah tersebut pada tanggal 20 Juni 2025.

Para pelaku mencurigakan karena pintu gerbang dan pintu rumah selalu terbuka. Seiring waktu, jumlahnya bertambah menjadi lima orang. Setelah penangkapan, Sella mengetahui adanya seorang perempuan berinisial M serta bayi berusia dua bulan. M disebut sebagai istri dari salah satu penghuni bernama Andre.