Perpindahan Ellen DeGeneres ke Inggris: Alasan dan Kekhawatiran
Ellen DeGeneres, seorang komedian ternama dan mantan pembawa acara talk show, mengambil langkah penting dengan memutuskan untuk pindah dan tinggal di Inggris. Keputusan ini diambil setelah Donald Trump kembali terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat. Menurutnya, alasan utamanya adalah keprihatinan terhadap arah politik negara yang ia cintai. Ia juga khawatir tentang keberlanjutan legalitas pernikahan sesama jenis di AS.
Ellen bersama sang istri, Portia de Rossi, kini mulai menjalani kehidupan baru di Inggris. Menurutnya, negara tersebut menawarkan kenyamanan, kesederhanaan, dan rasa aman yang tidak lagi ia rasakan di tanah kelahirannya. Meski awalnya hanya berencana tinggal sementara, keputusan mereka berubah total setelah pemilu AS.
Pengalaman di Inggris yang Menyenangkan
Dalam sebuah sesi percakapan publik di Everyman Theatre, Cheltenham, Ellen menceritakan bahwa ia dan Portia awalnya hanya berencana tinggal sementara di Inggris. Namun, ketika bangun tidur setelah pemilu, mereka dibanjiri pesan sedih dari teman-temannya di AS. “Kami tiba di sini sehari sebelum pemilu dan saat bangun tidur, kami menerima banyak pesan dari teman-teman yang berisi emoji menangis, dan aku langsung berpikir, ‘Dia terpilih.’ Lalu kami pun berkata, ‘Kita tetap tinggal di sini’,” ujarnya.
Ellen menyebut kehidupan di Inggris jauh lebih menyenangkan. Ia mengapresiasi kebersihan lingkungan, keramahan masyarakat, serta cara negara tersebut memperlakukan hewan. “Segalanya terasa lebih baik di sini. Arsitekturnya indah, desa-desa sangat mempesona, dan hidup terasa lebih sederhana,” tambahnya.
Kekhawatiran tentang Status Pernikahan Sesama Jenis
Di balik keputusan itu, Ellen mengungkap bahwa langkah mereka tak hanya soal kenyamanan, tapi juga dipicu oleh dinamika hukum dan politik di AS. Ia menyoroti keputusan Konvensi Gereja Baptis di Amerika yang menyerukan pembatalan putusan Mahkamah Agung pada 2015 yang selama ini menjadi dasar legalitas pernikahan pasangan sejenis. “Kalau itu sampai terjadi, saya dan Portia bahkan mempertimbangkan untuk menikah lagi di sini (Inggris),” katanya.
Ellen juga menyentuh masa-masa sulit menjelang berakhirnya The Ellen DeGeneres Show pada 2022. Penutupan ini terjadi setelah muncul laporan tentang lingkungan kerja yang toksik serta tuduhan terhadap beberapa produser acara. Meski ia sempat meminta maaf dan melakukan perombakan besar-besaran, citra publiknya tetap mengalami kemunduran.
Masalah Reputasi dan Label “Kejam”
Ellen menyesalkan bagaimana label “kejam” dapat melekat pada dirinya, terutama ketika diberikan pada perempuan. “Gila saja, bahwa menyebut seseorang ‘kejam’ bisa jadi hal terburuk yang bisa dikatakan tentang seorang perempuan,” ujarnya. “Saya benci itu. Saya benci jika orang mengira saya seperti itu, karena saya tahu siapa saya.”
Ia merasa kesulitan menanggapi semua artikel tersebut tanpa terdengar seperti korban atau orang yang hanya mengeluh. “Saya ini orang yang to the point dan blak-blakan. Tapi mungkin kadang itu dianggap… kejam?” tanyanya.
Harapan di Masa Depan
Walau belum mengungkap rencana jelas soal langkah selanjutnya di dunia hiburan, Ellen terlihat masih bergulat dengan bayang-bayang reputasi yang belum sepenuhnya pulih. Ia mengaku menyesal bahwa akhir dari perjalanannya di acara itu harus diwarnai oleh isu yang menyakitkan. “Saya rasa tidak ada satu kalimat pun yang bisa benar-benar menghapus reputasi itu,” katanya.
Kini, jauh dari sorotan media Amerika, Ellen memulai hidup baru dengan harapan untuk lebih tenang dan aman. Ia merasa situasi politik di negaranya belum tentu menjamin keberlanjutan hak-hak sipil termasuk pernikahan sesama jenis.
