Diana Valencia, Jurnalis CNN Kehilangan Kartu Pers Istana Usai Tanya Kasus Keracunan MBG

Posted on

Profil Diana Valencia, Jurnalis CNN Indonesia yang Terkena Pencabutan Kartu Pers

Diana Valencia adalah seorang jurnalis yang kini menjadi sorotan setelah kartu persnya dicabut oleh Istana Kepresidenan. Sebagai new anchor atau pembawa berita di CNN Indonesia, ia dikenal dengan dedikasinya dalam meliput berita harian, terutama isu-isu politik. Karier jurnalistiknya dimulai pada September 2019, dan hingga saat ini masih aktif sebagai reporter.

Di luar tugas profesionalnya, Diana sering menghabiskan waktu untuk membaca buku dan menikmati kopi di kafe atau kamarnya sendiri. Ia juga memiliki minat dalam merekam video menggunakan ponsel dan mengunggahnya ke Instagram Story. Mimpi besar Diana adalah menjadi videografer profesional dengan selera visual yang tinggi.

Riwayat Karier Diana Valencia

Berikut adalah rangkuman karier Diana Valencia:

  • CNN Indonesia (4 tahun)
  • Kompas TV sebagai news reporter (2019–2021)
  • Harian Kompas sebagai intern journalist (Agustus 2019–Oktober 2019)
  • CNN Indonesia sebagai intern journalist (Agustus 2018–Desember 2018)
  • Kompas Gramedia sebagai social media intern (April 2017–Juli 2017)

Kronologi Pencabutan Kartu Pers

Pencabutan kartu pers Diana Valencia terjadi setelah ia bertanya tentang program Makan Bergizi Gratis (MBG) kepada Presiden Prabowo Subianto. Kejadian ini berlangsung saat Presiden tiba di Pangkalan Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Sabtu (27/9/2025), setelah berkunjung ke empat negara.

Menurut informasi yang diperoleh, pemimpin redaksi CNN Indonesia, Titin Rosmasari, menjelaskan bahwa petugas BPMI (Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden) mengambil ID pers Diana di kantor CNN Indonesia pada pukul 18.15 WIB. Titin mempertanyakan alasan pencabutan tersebut karena pertanyaan Diana dinilai relevan dan penting bagi publik.

Penjelasan dari Istana

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto tidak terlibat dalam keputusan pencabutan kartu pers jurnalis CNN Indonesia. Menurutnya, keputusan tersebut dilakukan oleh Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden. Prasetyo menyatakan bahwa pihaknya akan mencari jalan terbaik agar masalah ini tidak berlarut-larut.

Reaksi dari Komunitas Jurnalis

Kejadian ini mendapat reaksi dari berbagai organisasi jurnalis, seperti Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers. Mereka mengecam tindakan Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden yang mencabut ID pers Diana Valencia. AJI dan LBH Pers menegaskan bahwa jurnalis tersebut sedang menjalankan tugasnya sesuai kerja jurnalistik yang diatur dalam Pasal 6 UU Pers.

Selain itu, AJI dan LBH Pers menuntut pihak BPMI untuk meminta maaf kepada jurnalis CNN Indonesia dan mengembalikan ID pers tersebut. Mereka juga mengingatkan bahwa penghambatan kerja jurnalistik dapat dikenai sanksi pidana dua tahun penjara dan denda Rp500 juta, sesuai Pasal 18 UU Pers.

Tuntutan dari Forum Pemred dan IJTI

Forum Pemimpin Redaksi Indonesia (Forum Pemred) dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) juga menyampaikan tuntutan serupa. Mereka meminta BPMI memberikan penjelasan kepada publik mengenai alasan pencabutan akses jurnalis CNN Indonesia untuk meliput di lingkungan Istana Kepresidenan. IJTI menekankan bahwa pertanyaan soal MBG yang diajukan jurnalis CNN DV sesuai dengan kode etik jurnalistik dan kepentingan publik.

Kesimpulan

Peristiwa pencabutan kartu pers Diana Valencia menimbulkan perdebatan luas tentang kebebasan pers dan hak jurnalis dalam menjalankan tugasnya. Berbagai pihak menilai bahwa tindakan ini tidak hanya menyerang individu, tetapi juga mengancam hak publik untuk mendapatkan informasi. Dengan adanya regulasi hukum yang melindungi kerja jurnalistik, diharapkan kasus seperti ini tidak terulang kembali.