Dea Permata Tewas Dibunuh di Rumahnya, Terima Ancaman via WA dan Laporkan ke Polisi

Posted on

Peristiwa Pembunuhan di Purwakarta: Sosok Dea yang Diteror dan Akhirnya Tewas

Seorang perempuan muda bernama Dea Permata Karisma ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di rumahnya di Desa Jatimekar, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, pada Selasa (12/8/2025). Kejadian ini mengejutkan seluruh warga sekitar, terlebih karena korban sempat mengalami ancaman terhadap nyawanya.

Dea diketahui memiliki luka tusuk di tubuhnya. Menurut informasi yang diperoleh, pelaku diduga melakukan berbagai tindakan teror sebelum akhirnya membunuh korban. Salah satu bentuk ancaman yang dilakukan adalah melalui pesan WhatsApp (WA), yang membuat Dea merasa takut dan memutuskan untuk melaporkannya ke pihak kepolisian.

Namun, laporan tersebut tidak mendapatkan respons yang memadai dari aparat setempat. Hal ini membuat orang tua Dea, yaitu Sukarno dan Yuli Ismawati, memberikan saran kepada putrinya untuk memasang CCTV di rumah sebagai langkah pencegahan. Meski demikian, ancaman terus berlangsung selama tiga bulan, termasuk saat pelaku mencoba masuk ke dalam rumah.

Sukarno mengungkapkan bahwa korban pernah menceritakan pengalamannya dengan pelaku. Ia menyebut bahwa ancaman terjadi secara berturut-turut selama beberapa bulan. Bahkan, ada satu kali pelaku masuk ke dalam rumah dan dipergoki oleh pembantu, sehingga langsung kabur.

Yuli juga menyampaikan bahwa Dea pernah menerima ancaman pembunuhan melalui WA. Ia mengatakan bahwa ia sendiri yang menyarankan anaknya untuk melaporkan hal tersebut ke polisi. Namun, menurut pengakuannya, tidak ada tindakan lanjut yang dilakukan oleh aparat.

Profil Dea Permata Karisma

Dea Permata Karisma (27) merupakan warga Desa Jatimekar, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta. Ia tinggal di Komplek PJT II Blok D. Sebagai seorang karyawan swasta, Dea bekerja sebagai Human Resources Development (HRD) di sebuah perusahaan di Purwakarta. Ia telah menikah dan suaminya bekerja di Perum Jasa Tirta (PJT) II.

Dea juga merupakan anak dari pasangan Sukarno (65) dan Yuli Ismawati (55). Seorang tetangga, Salbiah, mengungkapkan bahwa Dea dikenal sebagai sosok yang ramah dan mudah bergaul. Menurut Salbiah, Dea tidak pernah menunjukkan adanya konflik dengan siapa pun.

Salbiah menjelaskan bahwa Dea tinggal bersama pembantunya. Sementara suaminya bekerja di PJT II dan hanya pulang pada malam hari. Dalam kehidupan sehari-hari, Dea tampak normal dan tidak menunjukkan tanda-tanda kecemasan.

Kronologi Pembunuhan

Detik-detik terakhir Dea sebelum dibunuh diungkap oleh Salbiah. Pada hari kejadian, Dea meminta pembantunya untuk belanja. Saat itu, ia terlihat biasa dan bahkan sempat menyapa Salbiah ketika sedang makan. Dea mengatakan bahwa ia buru-buru karena hujan dan banyak jemuran yang harus diambil.

Beberapa jam kemudian, pembantu Dea berlari keluar sambil berteriak bahwa Bu Dea telah dibunuh. Warga segera bergegas ke rumah korban. Di depan pintu dapur, mereka menemukan jejak darah yang menunjukkan adanya kekerasan.

Ketika ditemukan, Dea dalam kondisi bersimbah darah dengan luka tusuk di tubuhnya. Polisi segera tiba di lokasi kejadian dan melakukan olah TKP, mengumpulkan bukti, serta memeriksa saksi-saksi. Pihak kepolisian juga akan melakukan autopsi terhadap jenazah korban untuk memastikan penyebab kematian.

Penanganan Kasus oleh Pihak Berwajib

Kapolres Purwakarta, AKBP I Putu Dewa Gede Anom Jaya, membenarkan adanya penemuan jasad wanita muda tersebut. Menurutnya, tim identifikasi dari Polres Purwakarta sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut. Proses olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi masih terus berlangsung.

Kelompok keluarga Dea hanya bisa berharap agar pihak kepolisian dapat segera mengungkap pelaku dan memberikan keadilan atas kematian tragis yang menimpa korban. Mereka berharap kasus ini dapat segera terselesaikan dengan cepat dan transparan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *