Pria Lulusan Teknik Industri Jadi Pemulung, Viral di Media Sosial
Seorang pria bernama Adi Kusuma (48 tahun) yang lulusan Teknik Industri Universitas Telkom kini menjadi sorotan setelah video kegiatannya mengumpulkan kardus bekas viral di media sosial. Video tersebut menunjukkan Adi sedang bekerja sebagai pemulung, dengan fokus memasukkan kardus-kardus yang tidak terpakai ke dalam karungnya.
Dalam percakapan dengan perekam video, Adi mengaku telah menjalani pekerjaan ini selama sekitar 7 bulan. Meski memiliki latar belakang pendidikan tinggi, ia tidak merasa malu atau gengsi untuk melakukan pekerjaan tersebut. Baginya, yang terpenting adalah mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Ia menyebutkan bahwa penghasilan dari pekerjaan ini cukup lumayan, mencapai antara Rp70 ribu hingga Rp150 ribu per hari.
“Alhamdulillah, yang penting bisa makan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti makan dan rokok,” ujarnya sambil melipat kardus bekas. Ia juga menegaskan bahwa tidak ada rasa gengsi dalam dirinya.
Adi Kusuma bukanlah orang baru dalam dunia kerja. Ia pernah bekerja di lima perusahaan ternama sebelum akhirnya memilih menjadi pemulung. Terakhir kali bekerja, ia berada di sebuah perusahaan di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, sebagai bisnis analis. Namun, kontrak kerjanya hanya berlangsung dua tahun dan tidak diperpanjang lagi.
“Saya kerja sudah 5 kali pindah-pindah, terakhir di Cempaka Putih saat itu 2 tahun, keluar karena kontraknnya habis dan enggak diperpanjang lagi,” kata Adi. Ia juga menyebutkan bahwa saat masih bekerja di perusahaan besar, ia memiliki banyak koneksi dan aktif dalam menggunakan bahasa Inggris.
Tidak hanya itu, Adi juga memperlihatkan kemampuan berbahasa Inggrisnya. Ia memperkenalkan dirinya dengan lancar dalam bahasa tersebut dan menjelaskan latar belakang pendidikannya. Di akhir video, perekam dan Adi saling bersalaman, dengan perekam memberikan doa agar Adi sukses.
Video ini mendapat banyak respons dari netizen. Beberapa mengaku kagum dengan sikap Adi yang tidak malu dan tetap percaya diri dalam menjalani pekerjaan apa pun. Namun, ada juga yang merasa miris karena adanya lulusan S1 yang harus menjadi pemulung. Mereka menilai ini sebagai bukti sulitnya mencari pekerjaan sesuai dengan latar belakang pendidikan di Indonesia.
Netizen lain menyampaikan kritik terhadap sistem birokrasi yang dinilai tidak mendukung lulusan perguruan tinggi. Ada yang mengatakan bahwa Adi adalah korban dari kondisi ekonomi yang tidak stabil dan minimnya kesempatan kerja. Beberapa netizen juga menyebutkan bahwa usia Adi yang sudah di atas 40 tahun membuatnya kesulitan mencari pekerjaan lagi.
“Banyak banget lulusan S1 yang kerjanya jauh dibawah ekspektasi,” tulis salah satu netizen. “Jangan kebiasaan kasih gelar ‘salut’ ya, beliau ini KORBAN bobroknya birokrasi negara.”
Selain itu, ada netizen yang mengaku pernah bekerja di perusahaan yang sama dengan Adi. Mereka menyebutkan bahwa Adi pernah bekerja di proyek Ast*a selama empat bulan. Hal ini menambah wawasan tentang latar belakang profesional Adi sebelum menjadi pemulung.
Video ini menunjukkan bagaimana tantangan yang dihadapi lulusan perguruan tinggi di Indonesia. Meskipun memiliki kualifikasi dan pengalaman, mereka masih bisa menghadapi kesulitan dalam mencari pekerjaan yang layak. Ini menjadi refleksi akan pentingnya reformasi sistem kerja dan peluang yang lebih luas bagi para lulusan.
