Catatan Tak Terlupakan dari “Menelusuri Kuliner Surabaya Seri 1”

Posted on

Rasa yang Mengikat Kenangan: Tiga Kuliner Khas Surabaya yang Harus Dicoba

Surabaya dikenal sebagai kota yang kaya akan ragam kuliner, dengan cita rasa yang khas dan sejarah panjang. Meskipun beberapa makanan ikonik seperti rujak cingur, sate klopo, atau pecel semanggi sering menjadi fokus utama, ada tiga hidangan lain yang justru memiliki cerita unik dan penting bagi warga setempat. Ketiganya adalah lontong kikil, sate karak, dan es krim Zangrandi. Meski mungkin tidak selalu tercantum dalam daftar wisata kuliner, ketiganya memiliki keistimewaan yang membuatnya layak dicoba.

Lontong Kikil: Hangatnya Rempah di Kaki Lima

Lontong kikil adalah hidangan berkuah yang mengundang selera. Keistimewaannya terletak pada kuah panas yang harum dan rempah yang kaya akan rasa. Hidangan ini disajikan dengan potongan lontong yang lembut dan kikil sapi yang kenyal, ditambahkan dengan taburan daun bawang, seledri, serta bawang goreng untuk menambah aroma.

Kontras tekstur antara lontong dan kikil menciptakan pengalaman makan yang istimewa. Kuah yang gurih dan hangat memberikan sensasi nyaman, menjadikannya teman sempurna untuk obrolan santai di kaki lima. Salah satu tempat legendaris yang terkenal adalah Lontong Kikil Ibu Sugeng di Jalan Ngagel. Potongan kikil yang besar dan kuah berempah yang meresap sempurna membuatnya menjadi favorit banyak orang.

Selain itu, Kikil Kutai Jaya yang berdiri sejak 1994 di Jalan Kutai No. 40 juga patut dicoba. Kuahnya yang medok dan wangi, beserta variasi isian seperti urat dan tulang rawan, membuat hidangan ini sangat menarik. Sambal kacang yang khas menjadi alasan banyak pelanggan untuk kembali.

Sate Karak: Legenda dari Kawasan Ampel

Sate Karak merupakan sajian khas kawasan Ampel yang sudah ada sejak tahun 1945. Keunikan dari hidangan ini terletak pada nasi campuran beras putih dan ketan hitam yang pulen dan aromatik. Nasi ini kemudian disajikan bersama sate usus sapi yang dilumuri bumbu rujak khas Surabaya, menciptakan harmoni rasa yang gurih, manis, dan pedas.

Taburan kelapa parut dan bubuk kedelai menambah kedalaman rasa, sehingga setiap suapan menjadi lebih memuaskan. Nama “karak” sering disalahpahami, tetapi sebenarnya bukan berkaitan dengan nasi karak atau kerupuk karak dari Solo. Istilah ini hanya melekat pada kuliner ini sejak awal.

Jika ingin mencicipi resep warisan yang terjaga hingga kini, Sate Karak Ibu Elis di Jalan Ampel Lonceng No. 60 adalah pilihan yang tepat. Kombinasi rasa gurih, manis, dan pedasnya sangat pas di lidah, menjadikannya salah satu penjaga tradisi kuliner tua Surabaya.

Es Krim Zangrandi: Manis Klasik yang Mendunia

Es krim Zangrandi adalah bagian dari sejarah kota Surabaya yang tak terlupakan. Didirikan oleh Roberto Zangrandi, seorang imigran Italia, pada tahun 1930, kedai ini telah mempertahankan resep autentik hingga saat ini. Es krim yang dibuat memiliki rasa creamy dan manis yang seimbang, dengan varian rasa seperti vanila, cokelat, dan mocca.

Setiap sendok es krim Zangrandi seolah membawa kita kembali ke masa lalu, menikmati Surabaya yang klasik dan penuh nostalgia. Zangrandi bahkan diakui sebagai salah satu dari 100 es krim ikonik dunia, menjadikannya bukan hanya legendaris di Surabaya, tetapi juga mendunia.

Mengapa Harus Dicoba?

Ketiga kuliner ini—lontong kikil, sate karak, dan es krim Zangrandi—memiliki cerita yang berbeda, tetapi sama-sama mencerminkan keaslian Surabaya. Lontong kikil mewakili kekayaan rasa sehari-hari yang hangat dan membumi. Sate karak membawa kita pada perjalanan melalui tradisi Ampel yang autentik, sedangkan es krim Zangrandi menghadirkan nostalgia klasik dengan pengakuan internasional.

Mereka bukan sekadar makanan, melainkan bagian dari sejarah dan identitas kota. Bagi siapa pun yang datang ke Surabaya, mencicipi ketiganya adalah cara terbaik untuk mengenal jiwa kota ini—melalui lidah, aroma, dan cerita yang melekat di setiap sajian.