Pandangan Psikolog tentang Keputusan Anak Menitipkan Orangtua ke Panti Jompo
Di tengah budaya masyarakat Indonesia yang sangat menghargai nilai kekeluargaan, seringkali menempatkan orangtua yang sudah lanjut usia (lansia) ke panti jompo dianggap sebagai bentuk pengabaian. Namun, pandangan ini tidak selalu benar. Banyak keluarga memilih opsi ini karena pertimbangan kesejahteraan dan keselamatan lansia.
Menurut psikolog Meity Arianty, keputusan untuk menitipkan orangtua ke panti jompo biasanya didasari oleh berbagai alasan, bukan hanya karena kurangnya kasih sayang. Berikut beberapa alasan umum yang melatarbelakangi keputusan tersebut:
1. Kebutuhan Perawatan Medis Intensif
Tidak semua keluarga memiliki kemampuan untuk memberikan perawatan medis harian, terutama jika orangtua mengalami gangguan fisik, pikun, atau penyakit kronis. Di panti jompo, lansia bisa mendapatkan pengawasan medis rutin serta bantuan dari tenaga profesional yang terlatih. Hal ini menjadi solusi yang lebih efektif dalam situasi tertentu.
2. Tuntutan Pekerjaan dan Keterbatasan Waktu
Kehidupan modern dengan mobilitas tinggi dan tuntutan pekerjaan yang ketat membuat banyak anak sulit untuk selalu hadir di sisi orangtuanya. Dalam situasi seperti ini, menitipkan orangtua ke tempat yang aman dan terawat bisa menjadi pilihan realistis. Ini juga membantu mengurangi beban emosional dan fisik bagi keluarga.
3. Keselamatan dan Kenyamanan Lansia
Beberapa keluarga memilih panti jompo demi memastikan lansia hidup dalam lingkungan yang aman dan nyaman. Panti jompo menyediakan fasilitas khusus seperti kamar mandi anti-slip, jadwal makan dan minum yang teratur, serta staf pendamping 24 jam. Hal ini memastikan bahwa kebutuhan fisik dan psikologis lansia tetap terpenuhi.
4. Keinginan Orangtua untuk Lebih Mandiri
Tidak jarang, keputusan untuk tinggal di panti jompo datang dari lansia sendiri. Beberapa merasa lebih tenang dan ingin tidak menjadi beban bagi anak-anaknya. Dengan fasilitas dan aktivitas yang sesuai, lansia tetap bisa menjalani hari-hari dengan rutinitas yang bermakna tanpa membebani keluarga.
5. Hubungan Keluarga yang Kurang Harmonis
Dalam beberapa kasus, konflik atau ketegangan dalam keluarga membuat hidup bersama di rumah menjadi tidak sehat. Dalam situasi ini, baik orangtua maupun anak dapat memutuskan untuk menitipkan lansia ke panti jompo. Tujuannya adalah agar kedua pihak tetap merasa nyaman secara emosional.
Psikolog Meity Arianty menekankan bahwa keputusan ini tidak bisa disamaratakan sebagai bentuk penelantaran. Justru, dalam kondisi tertentu, panti jompo bisa memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi lansia dibanding tinggal di rumah tanpa pengawasan dan perawatan yang memadai. Dengan begitu, keputusan ini bisa menjadi langkah bijak untuk menjaga kesejahteraan dan kenyamanan lansia.


