Berapa Lama Keracunan Makanan Menyerang Anak?

Posted on

Apa Itu Keracunan Makanan?

Keracunan makanan terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh bakteri, virus, parasit, atau zat beracun. Gejala umum yang muncul antara lain mual, muntah, diare, dan demam. Kondisi ini bisa menyerang siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Meski biasanya tidak memerlukan perawatan khusus, penting bagi orang tua untuk mengetahui langkah-langkah pertolongan pertama agar gejala tidak semakin parah.

Penyebab Keracunan Makanan

Banyak faktor yang dapat menyebabkan keracunan makanan. Berikut beberapa penyebab utamanya:

  1. Bakteri

    Bakteri adalah penyebab paling umum dari keracunan makanan. Contohnya adalah Salmonella, E. coli, Listeria monocytogenes, Campylobacter, dan Staphylococcus aureus.

  2. Parasit

    Meskipun kasusnya lebih jarang dibanding bakteri, parasit seperti Toxoplasma gondii, cacing pita dari daging sapi atau babi, serta Giardia tetap berbahaya.

  3. Virus

    Beberapa jenis virus juga bisa menyebabkan keracunan makanan, seperti norovirus, rotavirus, dan hepatitis A. Norovirus menjadi penyebab lebih dari separuh kasus penyakit akibat makanan di Amerika Serikat.

  4. Kontaminasi Saat Proses Pengolahan dan Penyajian

    Makanan bisa terkontaminasi sejak proses penanaman hingga penyajian. Misalnya, buah melon yang sudah dipotong bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri jika tidak segera dikonsumsi.

Selain itu, keracunan makanan juga bisa disebabkan oleh racun atau bahan kimia yang tercampur dalam makanan. Penanganan yang tidak higienis atau proses memasak yang kurang tepat juga bisa membuat makanan aman menjadi berbahaya.

Gejala Keracunan Makanan

Gejala keracunan makanan biasanya muncul secara tiba-tiba dan dapat mengganggu sampai tubuh berhasil mengeluarkan kuman penyebabnya. Gejala yang umum antara lain:

  • Diare
  • Mual dan muntah
  • Sakit perut dan kram
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Lemas atau tidak bertenaga

Berapa Lama Keracunan Makanan Berlangsung?

Pada kebanyakan orang yang sehat, gejala keracunan makanan biasanya mereda dalam 12 hingga 48 jam. Namun, lamanya sakit bisa berbeda pada setiap orang. Tergantung jenis patogen dan respons tubuh, ada orang yang bisa mengalami gejala selama 10 hari bahkan lebih. Bakteri seperti Campylobacter bisa menyebabkan gejala selama beberapa minggu.

Langkah Pertolongan Pertama Jika Alami Keracunan Makanan

Jika mengalami keracunan makanan, berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:

  1. Perbanyak Minum Cairan

    Tujuan utama adalah mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare. Minumlah banyak cairan, termasuk minuman dengan kandungan garam, gula, atau elektrolit.

  2. Minum Secara Perlahan

    Hindari minum dalam jumlah banyak sekaligus. Lebih baik minum dengan tegukan sedikit agar tidak memperparah rasa mual.

  3. Konsumsi Makanan Ringan

    Jika sudah mulai merasa membaik, coba konsumsi makanan ringan yang mudah dicerna, seperti pisang, nasi, roti, sup, bubur, kentang rebus, atau biskuit. Hindari makanan berminyak, pedas, atau terlalu berat.

Apakah Keracunan Makanan Bisa Menyebabkan Kematian?

Keracunan makanan umumnya bisa pulih dalam waktu singkat, tetapi dalam kasus tertentu bisa berakibat serius. Risiko ini lebih tinggi pada bayi, lansia, ibu hamil, atau orang dengan penyakit kronis. Dehidrasi yang parah bisa menjadi berbahaya, terutama jika pasien memiliki kondisi medis lain.

Apakah Keracunan Makanan Bisa Sembuh Sendiri?

Sebagian besar kasus keracunan makanan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan medis khusus. Pada orang dengan sistem imun yang kuat, gejalanya biasanya berlangsung 6 sampai 12 jam, lalu berangsur membaik.

Cara Mencegah Keracunan Makanan

Berikut empat cara untuk mencegah keracunan makanan:

  1. Bersihkan tangan secara rutin sebelum dan sesudah mengolah makanan.
  2. Pisahkan bahan mentah seperti daging, unggas, seafood, dan telur dari makanan matang.
  3. Masak dengan suhu yang tepat, misalnya 63°C untuk ikan, 71°C untuk daging giling, dan 74°C untuk unggas.
  4. Dinginkan makanan segera, simpan di kulkas maksimal dua jam setelah dimasak (atau satu jam jika berada di suhu panas).

Pencegahan juga dapat dilakukan dengan memperhatikan cara pengolahan, penyimpanan, dan pemilihan makanan. Pilih tempat makan yang higienis dan hindari konsumsi makanan mentah.

Cara Mengatasi Keracunan Makanan

Sebagian besar kasus keracunan makanan dapat ditangani sendiri di rumah tanpa perawatan khusus. Berikut beberapa cara untuk mengatasinya:

  • Istirahat yang cukup di rumah agar tubuh bisa pulih dengan optimal.
  • Perbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi. Jika merasa mual, minum dalam jumlah sedikit tetapi lebih sering.
  • Tetap berikan ASI atau susu formula pada bayi. Jika bayi muntah, berikan dalam jumlah yang lebih sedikit.
  • Untuk bayi yang sudah mengonsumsi makanan padat, beri air putih di antara waktu makan.
  • Makan saat merasa mampu, dan sebaiknya hindari makanan berlemak atau terlalu berbumbu selama masa pemulihan.
  • Minum parasetamol jika merasa tidak nyaman, namun harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan.

Beberapa hal yang sebaiknya dihindari, antara lain:

  • Hindari mengonsumsi jus buah dan minuman bersoda karena dapat memperparah diare.
  • Jangan mencampur susu formula dengan air lebih banyak dari takaran normal. Gunakan sesuai petunjuk biasa.
  • Jangan memberikan obat anti diare kepada anak di bawah 12 tahun.
  • Jangan memberikan aspirin kepada anak di bawah 16 tahun.

Dengan perawatan mandiri yang tepat, sebagian orang dapat pulih dari keracunan makanan tanpa komplikasi serius. Namun, jika gejala tidak membaik, segera konsultasikan ke dokter.