8 Penyebab Mual Saat Berlari, Cegah dengan Pemanasan yang Tepat

Posted on

Penyebab Mual Setelah Berlari dan Cara Mengatasinya

Mual atau bahkan muntah setelah berlari adalah hal yang sering dialami oleh banyak pelari, baik pemula maupun atlet profesional. Meski terdengar mengganggu, keadaan ini biasanya tidak berbahaya dan bisa dikelola dengan perubahan kecil dalam gaya hidup atau cara berlatih. Mual setelah lari bisa menjadi sinyal dari tubuh bahwa ada sesuatu yang perlu diperhatikan. Berikut berbagai penyebab umum mual setelah berlari dan bagaimana mengatasinya.

Gangguan Saluran Pencernaan

Salah satu penyebab utama mual setelah berlari adalah gangguan pada saluran pencernaan. Saat melakukan aktivitas fisik intens seperti lari, aliran darah akan dialihkan dari organ pencernaan ke otot-otot yang bekerja. Hal ini dapat memperlambat proses pencernaan dan menyebabkan rasa mual, muntah, atau ketidaknyamanan di perut. Studi menunjukkan bahwa gangguan gastrointestinal selama olahraga adalah masalah umum yang dialami oleh banyak atlet, baik pemula maupun profesional.

Dehidrasi

Mual juga bisa menjadi tanda awal dehidrasi. Ketika tubuh kehilangan air melalui keringat tanpa asupan cairan yang cukup, hal ini dapat memengaruhi detak jantung, tekanan darah, dan suhu tubuh. Faktor-faktor ini dapat memicu rasa mual. Untuk mencegahnya, pastikan untuk minum cukup sebelum dan selama berlari. Sebagai panduan, pelari dengan kecepatan lebih cepat dari 8 menit per 1,6 kilometer disarankan minum sekitar 180–240 ml cairan, sedangkan pelari yang lebih lambat disarankan minum 120–180 ml setiap 20 menit. Namun, hindari minum terlalu banyak karena bisa menyebabkan mual.

Cuaca Panas dan Lembap

Berlari di bawah terik matahari atau dalam kondisi udara yang lembap juga bisa memicu mual. Dalam cuaca panas, tubuh bekerja lebih keras untuk mendinginkan diri, meningkatkan risiko dehidrasi dan ketidakseimbangan suhu tubuh. Untuk menghindari hal ini, pertimbangkan untuk berlari di dalam ruangan, mengurangi jarak tempuh, atau menurunkan intensitas latihan saat cuaca ekstrem.

Kondisi Kesehatan Tertentu

Mual saat atau setelah berlari juga bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan fisik atau mental. Beberapa kondisi seperti gangguan kecemasan, stres, depresi, migrain, mabuk gerak, hingga kondisi serius seperti radang usus buntu atau serangan jantung bisa menjadi pemicu. Jika mual terjadi secara terus-menerus atau disertai gejala lain, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan.

Pola Makan Sebelum Lari

Apa dan kapan kamu makan sebelum berlari sangat berpengaruh pada kemungkinan munculnya mual. Makanan yang dikonsumsi terlalu dekat waktu lari, terutama dalam porsi besar, bisa membuat perut terasa penuh dan berat. Selain itu, jenis makanan yang lambat dicerna, seperti yang tinggi lemak jenuh, bisa menyebabkan ketidaknyamanan selama beraktivitas. Untuk menghindari mual, pilih makanan yang mudah dicerna dan konsumsi setidaknya 1,5 hingga 2 jam sebelum berlari.

Perut Kosong atau Terlalu Kenyang

Latihan dalam kondisi lapar atau perut terlalu kenyang bisa menyebabkan mual. Bagi sebagian orang, tidak makan cukup sebelum olahraga bisa memicu rasa mual, sedangkan berolahraga dengan perut penuh juga bisa menyebabkan gangguan pencernaan. Makan dalam porsi sedang dan waktu yang tepat sebelum lari bisa membantu menjaga kenyamanan perut selama aktivitas.

Terlalu Memaksakan Dir

Mual juga bisa menjadi tanda bahwa kamu telah berlari terlalu keras dan melampaui batas kemampuan tubuh. Overexertion atau memaksakan diri secara fisik bisa menyebabkan kelelahan, susah bernapas, dan rasa mual. Untuk mencegahnya, lakukan pemanasan terlebih dahulu dan pilih kecepatan lari yang sesuai dengan kondisi tubuh.

Suplemen dan Obat-obatan Tertentu

Beberapa suplemen atau obat-obatan bisa memicu mual, terutama jika dikonsumsi sebelum aktivitas fisik seperti lari. Contohnya, suplemen kafein, elektrolit, keton eksogen, gliserol, zat besi, atau natrium bisa menyebabkan ketidaknyamanan. Sementara itu, beberapa obat seperti opioid, antibiotik, antidepresan, dan kontrasepsi oral juga bisa memiliki efek samping berupa mual. Jika mual terjadi setelah lari dan kamu sedang mengonsumsi salah satu zat tersebut, konsultasikan dengan dokter.

Cara Mengatasi Mual Setelah Lari

Jika mual muncul setelah berlari, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah duduk diam di tempat yang tenang. Gerakan berlebihan justru bisa memperparah kondisi. Siapkan camilan ringan seperti biskuit tawar atau makanan berbasis air seperti agar-agar. Jika mual tidak mereda, obat antimual bisa menjadi pilihan, meskipun membutuhkan waktu 30 hingga 60 menit untuk bekerja.

Mual setelah lari memang bisa mengganggu, tetapi umumnya bukan hal yang serius. Dengan mengenali penyebabnya dan melakukan penyesuaian, kamu bisa menjaga kenyamanan dan performa saat berlari. Jika mual terus berulang atau disertai gejala lain, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.