Perubahan Sikap Ahmad Husein dan Konsolidasi Gerakan AMPB
Keputusan Koordinator Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB), Ahmad Husein, untuk berdamai dengan Bupati Pati, Sudewo, tampaknya tidak membuat dua tokoh utama lainnya, Supriyono alias Botok dan Teguh Istiyanto, menyerah. Keduanya tetap mempertahankan pendirian mereka untuk menginginkan Sudewo mundur dari jabatannya.
Supriyono dan Teguh merupakan dua tokoh penting yang turut serta dalam pembentukan gerakan AMPB. Gerakan ini awalnya diinisiasi oleh Ahmad Husein melalui media sosial. Teguh Istiyanto, sebagai aktivis lokal, tidak tergabung dalam organisasi masyarakat, partai politik, atau lembaga swadaya masyarakat. Hal ini menjadi salah satu syarat agar gerakan AMPB tidak terpengaruh oleh kepentingan politik.
Menurut mereka, AMPB dibentuk bukan atas nama pribadi, melainkan karena keresahan terhadap isu-isu yang terjadi di Pati. Teguh menghormati keputusan Ahmad Husein yang memilih berdamai dengan Sudewo. Ia menyatakan bahwa jika Husein keluar dari kelompok, maka mereka tidak perlu memusingkan hal tersebut.
Namun, ia membantah tuduhan bahwa AMPB memiliki arah gerakan yang berbau politis. Ia mengatakan, “Mau dikatakan kami ditunggangi, dibayari, ada kepentingan politik, biarlah saja. Semua bisa berasumsi.” Yang jelas, mereka tetap berjuang demi kebaikan Pati dan Indonesia.
Terkait pembatalan demo 25 Agustus 2025, Teguh menjelaskan bahwa demo susulan itu merupakan ide Ahmad Husein tanpa adanya koordinasi. Setelah demo pertama, AMPB menandatangani kesepakatan dengan Polresta Pati untuk menunggu proses Pansus Hak Angket di DPRD Pati. Tujuan mereka bukan untuk hura-hura atau menciptakan anarkisme, melainkan ingin menjaga kondusivitas Pati.
Pada tanggal 13 Agustus 2025, mereka menunjukkan bahwa mereka merepresentasikan warga Pati dari semua wilayah yang ingin Pak Sudewo mundur dari jabatannya.
Penolakan Terhadap Aksi Politik
Beredar kabar bahwa Ahmad Husein akan mendaftarkan AMPB sebagai organisasi. Namun, ia tidak mempermasalahkan hal tersebut karena AMPB didirikan oleh Husein dan gerakan mereka tidak berpatokan pada nama. Ia mengatakan, “Yang penting kami kolektif, mau nama diambil, tidak masalah, yang penting kami masyarakat Pati tetap bersatu dan berjuang bersama untuk kebaikan Pati dan Indonesia.”
Ahmad Husein akhirnya menyatakan mundur dari gerakan menuntut Bupati Sudewo mundur. Pernyataan ini disampaikannya dalam live di akun Tiktoknya. Ia mengatakan, “Saya bukan pahlawan, dan saya bukan gimana-gimana. Dari sini saya nggak dapat apa-apa ya, yang saya mohon maaf, tanggal 25 saya tidak bisa jalan.” Ia juga menyatakan bahwa dirinya sudah mengundurkan diri dari Aliansi Masyarakat Pati Bersatu.
Dalam video live tersebut, Husein menyebut pengkhianatan yang dilakukan oleh teman-temannya. Ia mengatakan, “Jenengan nggak tahu rasanya hati dikhianti temen, padahal aku tulus dan mendukung terus.” Pernyataan Husein ini kontras dengan pernyataannya pada Senin (18/8/2025) yang akan menggelar demo pada 25 Agustus 2025 untuk menuntut mundur Sudewo.
Pertemuan dengan Bupati Sudewo
Banyak yang menduga perubahan sikap Husein setelah bertemu dengan Sudewo. Dugaan ini diperkuat dengan foto dia bersama Sudewo yang beredar di media sosial. Dalam foto tersebut, Husein dan Sudewo duduk bersama di atas sofa berwarna cokelat. Mereka mengacungkan jempol sambil tersenyum menghadap kamera.
Husein mengakui adanya foto tersebut. Menurutnya, pertemuan itu dilakukan di rumah seorang pengusaha di wilayah Kecamatan Juwana. Namun, ia enggan merinci tempat pertemuannya. Dia datang bersama sejumlah rekannya. Namun, dua orang pentolan Aliansi lainnya, yakni Teguh Istiyanto dan Supriyono alias Botok, tidak mengikuti pertemuan itu.
Saat ini, mereka sudah berpisah dan memiliki arah yang berbeda. Teguh dan Supriyono tetap pada pendirian mereka melanjutkan upaya melengserkan Sudewo. Sementara, Husein memutuskan untuk mundur dari pergerakan mereka. Ia memilih berdamai dengan Sudewo dan tidak lagi menuntutnya untuk lengser.
Komunikasi dengan Bupati Sudewo
Dalam pertemuan di Juwana, menurut Husein, pihaknya sudah berdialog dengan Sudewo. Menurut Husein, Sudewo berkomitmen untuk mendengarkan aspirasi rakyat dan menerapkan transparansi anggaran. Ia mengakui dirinyalah yang pertama kali menghubungi Sudewo pada hari itu. “Betul saya tadi video call-an sama Pak Bupati. Pertama, saya dulu yang menghubungi, kemudian saya ditelepon Pak Bupati,” ujarnya.
Menurut Husein, Sudewo sudah mengakomodasi tuntutan warga seperti membatalkan kenaikkan PBB-P2 yang sempat memicu aksi demonstrasi. “Aku lebih suka pemimpin yang merangkul masyarakat dan Pak Sudewo sudah membuktikan,” katanya. Dengan komunikasi itu, Husein menegaskan bahwa ia tidak lagi memiliki keinginan agar Sudewo lengser sebagai orang nomor satu di Pati.
Ia juga mengaku sudah melepaskan diri dan tidak ingin ikut campur terkait pengawasan hak angket yang dilakukan pansus dari DPRD Pati soal usulan pemakzulan Sudewo. “Sudah batal (demonstrasi 25 Agustus 2025). Saya sudah tidak berkecimpung di sana lagi dan masyarakat sudah saya kasih tahu, (demonstrasi) 25 (Agustus 2025) batal,” ujarnya.
Husein menuduh aksi yang dilakukan warga Pati sudah ditunggangi untuk kepentingan politik. Selain itu, ia menuding ada segelintir orang yang memanfaatkan dirinya untuk dijadikan alat politik tersebut. Ia pun meminta maaf kepada warga Pati secara keseluruhan, aksi lanjutan akan dibatalkan.
“Pertimbangannya semakin saya lihat, orang-orang itu sudah melenceng jauh. Kayak-kayak ditunggangi politik. Kalau saya dari awal rill dari masyarakat. Intinya mohon maaf pada masyarakat. Masyarakat Pati Timur Bersatu menyatakan (tanggal) 25 (Agustus 2025) batal demo,” jelasnya.


