Weton Raja Uang dan Titisan Darah Biru: 15 Weton Paling Kaya dengan Karisma dan Rezeki Menurut Primbon Jawa

Posted on

Daftar 15 Weton yang Disebut sebagai “Raja Uang” dalam Primbon Jawa

Dalam tradisi spiritual Jawa, setiap manusia memiliki takdir dan aura yang terkait dengan hari kelahirannya, yang dikenal sebagai weton. Beberapa weton dianggap memiliki energi kemuliaan yang luar biasa, sering disebut sebagai “titisan darah biru”. Menurut primbon, ada 15 weton yang dikatakan memiliki rezeki berlimpah dan kekuatan karisma yang mengelilinginya. Berikut adalah penjelasan mengenai masing-masing weton tersebut.

1. Minggu Wage – Pemimpin Dermawan yang Teguh

Minggu Wage dikenal sebagai sosok pemimpin yang adil, dermawan, dan berwibawa. Mereka memiliki sifat mandiri dan tekun, serta memiliki keteguhan hati seperti batu karang. Aura kekuasaan dan rezeki yang deras menjadikan mereka sebagai contoh nyata dari titisan darah biru. Namun, mereka perlu waspada karena amarahnya bisa membara jika tidak dikelola dengan baik.

2. Senin Pon – Sosok Adipati yang Dicintai dan Dihormati

Senin Pon memiliki daya tarik yang luar biasa dan mudah mendapat simpati. Mereka berwawasan luas, memiliki karisma seperti bangsawan, dan menjadi pengayom bagi orang sekitarnya. Naungan spiritualnya, Kerangan Sengenge, melambangkan matahari yang menyinari sekelilingnya. Rezeki yang menular membuat mereka menjadi bagian dari titisan darah biru.

3. Senin Wage – Si Teduh yang Dikelilingi Kemakmuran

Lahir dengan aura lembut dan budi luhur, Senin Wage dikenal sopan, santun, dan mengayomi. Mereka suka berbagi, tidak tamak, dan memiliki rezeki yang selalu bergulir. Di bawah naungan Waringin Besar, mereka menjadi pelindung dan pemberi kesejukan. Meski terkadang mudah tersinggung, ketulusan hatinya membuka jalan untuk limpahan rezeki dan cinta dari sesama.

4. Selasa Pahing – Patih Strategis dan Bijaksana

Selasa Pahing dikenal sebagai ahli strategi kehidupan. Mereka mandiri, suka menolong, dan tahu cara mendapatkan keuntungan tanpa menimbulkan permusuhan. Sifat tegas dan adilnya menjadikan mereka seperti patih dalam kerajaan yang bijaksana dan berwibawa. Rezeki mereka mengalir seiring kemampuan membaca peluang dengan cermat.

5. Selasa Pon – Si Cerdas yang Berani Menegakkan Kebenaran

Selasa Pon memiliki keberanian untuk berbicara jujur dan menegakkan apa yang benar. Mereka teguh pendirian, berwawasan luas, dan tak mudah dipengaruhi. Diibaratkan seperti gunung yang kokoh, tenang namun penuh kekuatan. Rezeki mereka datang dari kejujuran dan kerja keras yang konsisten.

6. Selasa Wage – Prabu yang Mengayomi

Selasa Wage dikenal ramah, sabar, dan penuh empati. Intuisi tajam dan sifat ikhlasnya membuat rezekinya terus mengalir. Dalam primbon, weton ini digambarkan seperti seorang raja yang dicintai rakyatnya — penuh kasih, namun tetap berwibawa.

7. Rabu Legi – Pemomong yang Penuh Kesabaran

Rabu Legi memiliki watak penyabar dan berjiwa pemomong. Ia pandai memberi nasihat dan menjadi tempat banyak orang mencari solusi. Ketekunan dan kedermawanannya membuka jalan rezeki yang luas. Dalam primbon, Rabu Legi dilindungi naungan Dewa Waseso Segoro, yang melambangkan keberlimpahan seperti lautan.

8. Rabu Pahing – Senopati Welas Asih

Weton ini dikenal berjiwa welas asih, lembut, dan murah hati. Ia senang membantu dan tak sombong meski hidup berkecukupan. Naungan Waseso Segoro menjadikan rezekinya luas seperti samudra. Namun, mereka harus berhati-hati agar tidak dimanfaatkan oleh orang lain karena kebaikan hatinya yang berlebihan.

9. Rabu Pon – Prabu yang Lembut Namun Tegas

Rabu Pon membawa energi kepemimpinan yang kuat. Ia mampu memimpin dengan lembut tanpa kehilangan ketegasan. Dibandingkan dengan pepatah Jawa “Menang tanpa ngasorake”, weton ini menunjukkan kehebatan sejati tanpa harus menjatuhkan siapa pun. Ia adalah simbol kebijaksanaan yang penuh kehormatan.

10. Kamis Legi – Pertapa Sakti dengan Rezeki Luas

Kamis Legi dikenal pendiam, penyabar, dan penuh kebijaksanaan. Ia seperti pertapa yang jika “turun gunung” akan membawa perubahan besar. Rezeki deras karena kemurahan hati dan kebersihan jiwanya. Weton ini berada di bawah naungan Waseso Segoro, melambangkan keluasan rezeki dan kedamaian batin.

11. Kamis Pahing – Sang Pejuang yang Tak Mudah Kalah

Kamis Pahing dikenal disiplin, tangguh, dan tak mudah menyerah. Ia berani mengalah demi strategi yang lebih besar — langkah mundur untuk melompat lebih jauh. Sifatnya yang mandiri dan bertanggung jawab membuatnya dipercaya banyak orang. Wajar jika weton ini dianggap bagian dari darah biru spiritual.

12. Kamis Kliwon – Si Ulet dengan Rezeki Tak Pernah Habis

Kamis Kliwon memiliki semangat kerja tinggi dan kemampuan bertahan luar biasa. Ia mudah beradaptasi dan pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan. Dalam primbon, weton ini diibaratkan seperti batu karang di tengah lautan: teguh, tahan badai, dan tetap makmur meski diterpa cobaan hidup.

13. Jumat Legi – Mentari yang Menerangi Sekitar

Jumat Legi membawa energi positif seperti matahari. Ia menyebarkan kebaikan, memberi semangat, dan menularkan optimisme kepada banyak orang. Berada di bawah naungan Waseso Segoro, Jumat Legi dikenal dengan rezekinya yang deras dan tak terputus. Keikhlasan menjadi sumber kekuatannya.

14. Jumat Kliwon – Aura Misterius yang Penuh Pesona

Jumat Kliwon sering disebut memiliki aura gaib yang kuat. Mereka berani, percaya diri, dan pandai menarik hati banyak orang. Weton ini memiliki daya pesona luar biasa yang membuat rezeki dan peluang mudah datang menghampiri. Ia seperti ombak lautan — penuh tenaga dan tak terduga, namun membawa berkah besar.

15. Sabtu Kliwon – Pengasih dan Penolong Sejati

Sabtu Kliwon menutup daftar ini sebagai weton dengan aura belas kasih yang tinggi. Ia rendah hati, lemah lembut, dan disenangi banyak orang. Naungan Tunggak Semi menjadikan rezekinya seperti pohon yang selalu tumbuh kembali. Meski cepat habis, rezekinya akan datang lagi tanpa henti, menandakan keberkahan hidup yang terus berputar.

Rezeki adalah Anugerah, Bukan Keturunan

Primbon Cirebon menegaskan bahwa lima belas weton ini memang dikatakan “titisan darah biru” dengan rezeki berlimpah, namun sejatinya keberkahan hidup tidak semata dari weton, melainkan dari usaha, doa, dan keikhlasan hati. Kebangsawanan sejati bukan diukur dari harta, melainkan dari kemampuan menjaga nurani dan berbagi kebaikan.