Penemuan Puluhan Bagian Tubuh Manusia di Mojokerto
Pembukaan misteri terkait penemuan puluhan bagian tubuh manusia di area semak belukar pinggir Jalan Raya Pacet-Cangar, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, mulai terungkap. Korban yang ditemukan diketahui adalah seorang wanita berinisial TAS (25), asal Desa Made, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan.
Kronologi kejadian ini menunjukkan bahwa korban dimutilasi menjadi 65 bagian. Pelaku diketahui merupakan teman dekat korban dan motifnya diduga karena sakit hati. Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Fauzy Pratama, membenarkan identitas korban mutilasi tersebut. Ia menjelaskan bahwa korban adalah seorang perempuan dengan usia sekitar 25 tahun, lahir di Pacitan, namun keluarganya tinggal di Lamongan.
Penemuan identitas korban dilakukan setelah pihak kepolisian menemukan pergelangan tangan kanan pada Sabtu (6/9/2025) sekitar pukul 16.57 WIB. Penemuan ini menjadi titik kunci dalam proses penyelidikan. AKP Fauzy mengungkapkan bahwa pihaknya dibantu oleh Tim K9 di TKP hingga menjelang magrib, sehingga akhirnya dapat menemukan salah satu pergelangan tangan korban. Petunjuk kuat ini membantu proses pencarian identitas korban.
Pada pencarian hari pertama, polisi mengamankan 65 potongan tubuh, termasuk 63 jaringan tubuh serta dua bagian berupa kaki kiri dan pergelangan tangan. Seluruh bagian tubuh korban kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Pusdik Porong, Sidoarjo, untuk menjalani proses identifikasi forensik. Potongan tubuh yang ditemukan antara lain berupa jaringan otot, lemak, kulit kepala berukuran 17 x 17 cm dengan rambut hitam lurus sepanjang 14 cm, potongan kaki kiri sepanjang 21 cm dengan irisan rapi di pergelangan, serta tangan kanan berukuran 16 x 10 cm.
“Kita masih menunggu hasil forensik untuk proses identifikasi korban,” tambah Fauzy.
Latar Belakang Korban
Korban mutilasi berinisial TAS merupakan anak sulung dari dua bersaudara. Ia baru saja menyelesaikan pendidikan S1 Manajemen di Universitas Trunojoyo Madura, lalu tinggal di sebuah kos di kawasan Lakarsantri, Surabaya. Adiknya, R, masih duduk di kelas II SMA Negeri 3 Lamongan. Orang tua mereka, SD dan E, sehari-hari berjualan sempol di depan Masjid Agung Lamongan. Sebelumnya, mereka pernah menjual es tebu, namun beralih ke sempol karena lebih menjanjikan.
Uang hasil dagangan sempol digunakan untuk membiayai pendidikan TAS hingga lulus kuliah serta membiayai sekolah adiknya. Sejak kabar mutilasi tersiar, rumah keluarga korban di Desa Made terlihat sepi. R sempat tinggal sendirian sebelum dijemput pamannya, Teguh, sekitar pukul 16.00 WIB.
Pelaku Dibekuk
Saat ini, polisi sedang mendalami pelaku mutilasi yang diduga kuat berasal dari lingkaran dekat korban. Menurut keterangan keluarga, komunikasi TAS dengan orang tua maupun adiknya memang jarang dilakukan. “Dari informasi keluarga, korban jarang berkomunikasi. Namun kita mengantongi identitas pacar korban, nanti kita dalami,” tegas AKP Fauzy.
Hingga kini, seluruh potongan tubuh korban telah diamankan di RS Bhayangkara Pusdik Porong untuk pemeriksaan lebih lanjut. Polisi terus menelusuri dugaan keterlibatan orang terdekat, termasuk kekasih korban, dalam kasus mutilasi yang mengguncang Mojokerto dan Lamongan ini.
Terbaru, polisi berhasil membekuk pelaku mutilasi terhadap perempuan asal Lamongan, Jawa Timur, bernama Tiara Angelina Saraswati. Tubuh korban dipotong menjadi 65 bagian dan dibuang di kawasan Pacet-Cangar, Mojokerto. Pelaku ternyata adalah orang dekat korban sendiri, yakni Alvi Maulana (24), warga Dusun/Desa Aek Paing, Kecamatan Rantu Utara, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara. Motif Alvi melakukan pembunuhan sekaligus memutilasi tubuh Tiara adalah karena rasa sakit hati.
Meski begitu, Fauzy enggan memerinci lebih jauh penyebab sakit hati tersebut hingga membuat Alvi tega menghabisi nyawa korban dengan cara begitu sadis. “Masih pendalaman,” katanya.
Alvi ditangkap saat berada di kamar kos di Jalan Raya Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya, pada Minggu dini hari sekitar pukul 01.00 WIB. Diketahui, Alvi merupakan teman satu kampus dengan Tiara saat keduanya menempuh pendidikan di Universitas Trunojoyo Madura. Hubungan asmara keduanya sudah berlangsung sekitar lima tahun. Saat ini, Alvi bekerja sebagai pengemudi ojek online.
“Pelaku statusnya pacaran dengan korban, kurang lebih info yang kami dapat sekitar lima tahun,” ujar AKP Fauzy Pratama. Keduanya bahkan tinggal bersama di sebuah kamar kos di Jalan Raya Lidah Wetan, Surabaya. Diduga, kamar kos tersebut menjadi lokasi Tiara dibunuh dan dimutilasi. Fauzy bersama Tim Resmob yang dipimpin IPDA Sukron Makmun bergerak cepat melakukan pengejaran hingga akhirnya menangkap Alvi.
“Kita berhasil mengamankan Pelaku (Mutilasi). Pelaku ditangkap seorang diri di kamar kos Surabaya barat, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya,” kata Fauzy.