Durian berasal dari Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua tiba-tiba menjadi viral di media sosial setelah sebuah video menampilkan harga durian yang hanya berkisar Rp 1.000 per buah.
Video tersebut diunggah oleh akun TikTok @vandrosaba pada Jumat, 21 Februari 2025.
Di video berdurasi 31 detik itu, @vandrosaba membeli durian kecil dari salah satu penjual durian di Pasar Serui.
“Oke teman-teman, di Serui (Kepulauan Yapen) Rp 1.000 sudah bisa dapat durian,” ujarnya sambil menunjukkan uang Rp 1.000 dalam video yang dikutip , Minggu (23/2/2025).
Ia kemudian bertanya kepada pedagang, “Kalian berdua mau membeli? Apakah ingin membeli durian?” sambil menyerahkan uang tersebut.
Tak lama kemudian, penjual durian memberikan durian kecil kepadanya.
“Durian Rp 1.000. Luar biasa, Kota Serui terbaik sekali,” ungkapnya sambil menunjukkan durian yang dibelinya.
Video tersebut telah mendapatkan 64.700 suka, 2.305 komentar, dan dibagikan sebanyak 9.618 kali.
Tanggapan netizen pun beragam. Ada juga yang membandingkan harga durian di Serui dengan Jayapura, yang jauh lebih mahal.
Beredarlah kabar harga durian Serui yang hanya Rp 1.000 membuat beberapa pedagang durian memberikan klarifikasi.
Mama Maniambo, seorang pedagang durian, mengaku kaget karena banyak pembeli yang datang menawarkan harga Rp 1.000.
“Ibu juga kaget dan terkejut, karena pembeli datang mau membeli mereka bilang, “Mama, durian seribu kah?” tapi ibu bilang tidak, 12 buah ukuran sedang itu 20 ribu,” jelasnya.
Ukuran besar 10 buah harganya Rp 50 ribu. Jika Anda ingin membeli untuk langsung dimakan, ada yang harganya Rp 5.000.
Pembeli juga menyebutkan jika mereka membeli buah durian dalam jumlah banyak, biasanya mereka akan diberikan satu atau dua buah durian tambahan sebagai bonus.
Pedagang lain, Luis Nenepat, juga menyangkal kabar bahwa durian Serui dijual seharga Rp 1.000.
“Jika harga durian mencapai Rp 1.000, saya akan menganggapnya sebagai ungkapan kesedihan dari petani durian yang harus ditanggapi,” katanya.
Luis menjelaskan, hasil panen durian sangat melimpah, namun pembeli di Kota Serui relatif sedikit.
“Pertanyaan yang wajib dijawab adalah, petani, baik dari pinggiran Kota Serui atau dari kampung-kampung, harus membawa durian untuk dijual dengan menggunakan sewa mobil. Jika harga durian menurun, maka bagaimana nasib mereka?” ujarnya.
Ia menyatakan bahwa keterbukanya video durian seharga Rp 1.000 hanya menunjukkan durian berukuran kecil, sehingga tidak bisa dijadikan patokan bahwa semua durian yang dijual memiliki harga sama.