UEFA Mengeluarkan Crystal Palace dari Liga Europa 2025/26
UEFA telah mengambil keputusan penting terkait partisipasi klub dalam kompetisi antarklub Eropa. Crystal Palace tidak akan berpartisipasi di Liga Europa musim depan dan akan diturunkan ke Conference League. Keputusan ini diambil karena pelanggaran terhadap aturan kepemilikan multi-klub yang diterapkan oleh badan sepak bola Eropa tersebut.
Crystal Palace sebelumnya memperoleh tempat di Liga Europa setelah meraih gelar Piala FA pada Mei lalu, yang menjadi trofi domestik utama pertama mereka dalam sejarah. Namun, posisi mereka di kompetisi tersebut kini dipertanyakan akibat adanya peran John Textor dalam kepemilikan saham klub. Textor juga memiliki saham di Lyon, yang merupakan klub Prancis.
Grup Eagle Football Holdings milik Textor mencakup 90% saham Lyon dan 43% saham Palace. Meskipun saham di Palace sedang dalam proses penjualan kepada Woody Johnson, seorang pengusaha Amerika dengan nilai GBP 190 juta, situasi ini tetap menimbulkan kekhawatiran. Textor baru-baru ini mundur dari posisi direksi Lyon, namun ia tetap menjadi salah satu pemilik klub tersebut. Lyon sendiri saat ini sedang dalam proses rehabilitasi setelah terdegradasi dari Ligue 1 akibat kesalahan manajemen keuangan.
Aturan UEFA menyatakan bahwa tidak ada individu atau entitas hukum yang boleh memiliki kendali atau pengaruh atas lebih dari satu tim yang berpartisipasi dalam kompetisi klub Eropa. Selain itu, UEFA harus memastikan bahwa setiap klub adalah entitas independen untuk menjaga integritas turnamen.
Tenggat waktu yang ditetapkan oleh UEFA untuk menunjukkan bukti restrukturisasi kepemilikan multi-klub adalah 1 Maret 2025. Crystal Palace gagal memenuhi tenggat waktu tersebut. Empat pemilik utama klub, yaitu Textor, Steve Parish, David Blitzer, dan Josh Harris, sempat bertemu dengan Badan Kontrol Keuangan Klub UEFA bulan lalu untuk membela posisi mereka. Mereka menyatakan bahwa Textor tidak lagi memiliki pengaruh signifikan di Palace setelah tenggat waktu 1 Maret.
Textor kemudian secara terbuka mengklaim memiliki dokumen yang mendukung pernyataannya bahwa dia tidak bisa membuat keputusan manajerial di Selhurst Park. Ia juga menolak keputusan UEFA yang menurunkan Palace ke Conference League. Namun, UEFA tidak menerima pembelaan tersebut, sehingga Lyon tetap mempertahankan tempatnya di Liga Europa sementara Palace harus turun ke level yang lebih rendah.
Beberapa laporan menyebutkan bahwa Crystal Palace akan mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga. Hal ini bisa memengaruhi keputusan akhir tentang status klub tersebut di Liga Europa.
Nottingham Forest Jadi Kandidat Pengganti?
Keputusan UEFA untuk menurunkan Crystal Palace tidak hanya menguntungkan Lyon, tetapi juga bisa memberi peluang bagi Nottingham Forest. Tim asuhan Nuno Espirito Santo berada di peringkat tujuh di Liga Inggris musim lalu dan awalnya lolos ke Conference League. Seperti Palace, Forest juga melewatkan tenggat waktu 1 Maret.
Pemilik Forest, Evangelos Marinakis, melepaskan kendali klub pada 30 April, dengan menempatkan sahamnya dalam bentuk blind trust. Saat itu, Tricky Trees sedang berusaha melaju ke Liga Champions bersama Olympiakos, yang juga dimiliki oleh Marinakis. Namun, Forest gagal memenuhi syarat untuk Liga Champions dan akhirnya memperoleh tiket ke Conference League, yang memungkinkan Marinakis mengambil alih kendali klub.
Masih harus menunggu apakah UEFA akan mengonfirmasi bahwa Forest akan menggantikan posisi Palace di Liga Europa. Keputusan ini kemungkinan akan tertunda jika Palace benar-benar mengajukan banding.
