Kegagalan Transfer Yoane Wissa ke Tottenham Hotspur
Harapan Thomas Frank untuk membawa Yoane Wissa, mantan anak didiknya dari Brentford, ke Tottenham Hotspur pada musim panas ini kini tampaknya tidak akan terwujud. Laporan terbaru menunjukkan bahwa transfer sang penyerang ke London Utara kini hampir mustahil terjadi, karena Brentford enggan melepas dua pemain utamanya dalam satu jendela transfer. Hal ini semakin diperparah dengan masuknya Manchester United yang juga memburu Bryan Mbeumo.
Tottenham Hotspur memang sedang mengalami perubahan besar sejak Thomas Frank diangkat sebagai pelatih baru. Dengan latar belakangnya sebagai pelatih Brentford, klub berusaha memperkuat lini serang mereka dengan mendatangkan beberapa pemain ofensif. Salah satu rekrutan pertama adalah Mohammed Kudus, sementara Morgan Gibbs-White dari Nottingham Forest juga menjadi target utama. Namun, proses transfer Gibbs-White dinilai akan rumit, karena pihak Nottingham Forest mengancam akan melaporkan Spurs ke Premier League atas dugaan pendekatan ilegal.
Yoane Wissa menjadi salah satu nama yang sempat muncul sebagai target utama Tottenham. Sebagai pemain yang sudah familiar dengan sistem taktik Thomas Frank, kehadiran Wissa diharapkan bisa mempercepat adaptasi tim. Performa Wissa di musim lalu sangat mengesankan, dengan 19 gol di Premier League 2024–2025, menjadikannya salah satu penyerang terbaik di liga. Musim sebelumnya, ia juga mencatatkan 12 gol, menunjukkan konsistensi yang baik.
Namun, laporan dari Football Insider menyebutkan bahwa Brentford tidak ingin melepas dua pemain bintang sekaligus. Dengan Manchester United yang juga tertarik pada Bryan Mbeumo, klub The Bees mengambil langkah tegas untuk mempertahankan Wissa. Bagi Brentford, Mbeumo dan Wissa adalah dua pilar utama dalam proyek jangka panjang mereka. Kehilangan salah satu saja sudah menjadi risiko besar, apalagi jika keduanya harus dilepas bersamaan.
Usia Wissa yang akan menginjak 29 tahun pada September mendatang juga menjadi pertimbangan bagi Tottenham. Memberikan kontrak jangka panjang kepada pemain mendekati usia kepala tiga dianggap kurang ideal untuk proyek jangka panjang klub. Meskipun secara performa masih mumpuni, nilai investasi dan risiko fisik ke depan menjadi bahan evaluasi.
Kondisi ini membuat Spurs harus mulai mencari alternatif. Selain lini serang, pertahanan juga menjadi fokus utama. Musim lalu, Tottenham kebobolan 65 gol—terburuk kelima di Premier League. Meskipun beberapa pihak menyalahkan filosofi menyerang ala Ange Postecoglou yang terlalu terbuka, fakta tetap menunjukkan bahwa pertahanan Spurs rawan ditembus.
Dengan formasi anyar yang kemungkinan lebih seimbang di bawah kendali Frank, Tottenham mungkin bisa memperbaiki kerapuhan itu secara taktik. Namun, perekrutan satu atau dua pemain belakang berpengalaman akan sangat membantu dalam mengurangi beban lini pertahanan.
Thomas Frank kini berada dalam dilema: terus mengejar target-target di sektor ofensif yang bisa saja batal di tengah jalan, atau mulai beralih fokus ke lini belakang demi membentuk tim yang lebih solid secara keseluruhan.
Wissa bisa jadi bukan nama terakhir yang gagal didatangkan Tottenham musim panas ini. Tapi dalam dinamika bursa transfer, peluang bisa berubah dengan cepat. Jika Manchester United memutuskan untuk tak melanjutkan perburuan Mbeumo, bukan tidak mungkin Wissa kembali masuk radar Spurs. Untuk sekarang, tampaknya The Lilywhites harus realistis dan mulai mempertimbangkan opsi lain.
Bagi para pendukung Tottenham, momen ini menunjukkan bahwa proses pembangunan tim tak selalu mulus. Namun, dengan visi jelas dari Thomas Frank, harapan untuk membentuk tim kompetitif tetap terbuka lebar—meski tanpa kehadiran Yoane Wissa di lini depan.


