Tiga Siswa Cirebon Ditangkap Terkait Edit Foto Syur dengan AI, Pelaku Satu Sekolah dengan Korban

Posted on

Tiga Pelaku yang Mengedit Foto Siswi SMA di Cirebon Mengundurkan Diri dari Sekolah

Tiga pelaku yang terlibat dalam kasus pengeditan foto siswi SMA di Cirebon dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) hingga tampak bugil memutuskan untuk mengundurkan diri dari sekolah. Sebelumnya, video berisi puluhan foto hasil manipulasi tersebut viral di WhatsApp dan menimbulkan reaksi keras dari masyarakat.

Kuasa hukum dua terduga pelaku, Angga, menyampaikan bahwa ketiga pelaku tidak dikeluarkan dari sekolah, tetapi semua mengundurkan diri sendiri setelah keluarga menyadari kesalahan yang dilakukan anak-anak mereka. Ia menjelaskan bahwa klien-klien mereka, yaitu I dan A, bersekolah di satu sekolah yang sama, sedangkan klien lainnya, Gusti, yaitu V, berbeda sekolah. Semua pihak memutuskan untuk mundur setelah merasa bersalah atas tindakan yang telah dilakukan.

Angga juga menegaskan bahwa informasi mengenai jumlah foto yang beredar masih simpang siur. Ia menolak anggapan bahwa ada ratusan foto korban yang dimanipulasi. Menurutnya, jumlah foto yang benar hanya berkisar antara 23 hingga 25 lembar. Dari jumlah tersebut, hanya lima foto yang dinilai syur, sementara sisanya masih tertutup. Dari lima foto itu pun, masing-masing foto memiliki perbedaan, artinya setiap foto hanya melibatkan satu korban.

Menurut Angga, korban dan pelaku sejatinya memiliki hubungan pertemanan lama. Mereka adalah teman sejak masa SMP. Setelah masuk SMA, mereka berpisah. Foto yang digunakan dalam manipulasi diambil saat masa peralihan dari SMP ke SMA, yaitu sekitar bulan Maret hingga Mei.

Dalam acara konferensi pers tersebut, pihak keluarga juga menyampaikan permintaan maaf atas tindakan yang dilakukan oleh para pelaku. Selain itu, mereka mengkhawatirkan jika kasus ini akan digunakan sebagai alat politik atau pihak tertentu. Keluarga juga siap menerima konsekuensi baik secara materi maupun sosial yang telah cukup berat bagi mereka.

Angga berharap para korban dan keluarga bisa membuka pintu maaf dan menyelesaikan masalah melalui jalur kekeluargaan. Ia menegaskan bahwa permintaan maaf akan tetap dilakukan agar ada ruang terbuka dari para korban.

Di sisi lain, suasana pertemuan antara orang tua korban dan pelaku serta didampingi kuasa hukum mereka berlangsung sangat haru. Salah satu ibu korban tak kuasa menahan air mata saat menyampaikan perasaannya di hadapan semua pihak. Ia menyatakan bahwa anaknya memiliki masa depan, dan sangat tidak terima jika putrinya dijadikan bahan foto asusila. Meskipun wajahnya bukan tubuhnya, ia merasa bahwa wajah anaknya menjadi bagian dari dirinya.

Kuasa hukum korban, Sharmila, menegaskan bahwa kasus ini melibatkan lebih dari satu pihak. Ia menjelaskan bahwa meskipun pelaku yang melakukan editing hanya satu orang, ada pihak lain yang menyuplai foto dan menyebarkan hasil manipulasi tersebut. Oleh karena itu, kasus ini tidak berdiri sendiri.

Sementara itu, kuasa hukum korban lainnya, Reza, menekankan agar kasus ini diproses secara hukum. Ia menegaskan bahwa jangan sampai kasus ini dibiarkan berlalu begitu saja. Ada Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak yang dapat menjerat pelaku. Ia berharap para korban mendapatkan keadilan.

Kasus ini melibatkan tiga terduga pelaku berinisial V, I, dan A, yang masih berstatus sebagai pelajar di dua sekolah favorit di Cirebon. Mereka telah diperiksa oleh penyidik Polres Cirebon Kota bersama orang tua masing-masing pada hari Sabtu. Tak lama kemudian, sejumlah korban yang dianggap mencapai puluhan juga menjalani pemeriksaan.

Fakta terbaru menyebutkan bahwa selain beredar di WhatsApp, foto-foto manipulasi AI tersebut juga sempat dijual melalui aplikasi Telegram. Hal ini menunjukkan betapa luasnya penyebaran informasi yang tidak sesuai dengan fakta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *