Sultan Hamengkubuwono IX: PNS Pertama dan Tertua di Indonesia
Sultan Hamengkubuwono IX, yang merupakan ayah dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat ini, Sultan Hamengkubuwono X, memiliki sejarah yang unik dalam sistem pemerintahan Indonesia. Ia tercatat sebagai pegawai negeri sipil pertama republik dengan Nomor Induk Pegawai (NIP) 010000001. Sejarah ini berawal dari peran pentingnya dalam masa kritis Indonesia, ketika negara masih dalam proses memperjuangkan kemerdekaannya.
Peran Sultan Hamengkubuwono IX dalam Kemerdekaan
Pada tahun 1940, Sultan Hamengkubuwono IX menjabat sebagai raja keraton yang berkuasa di Keraton Yogyakarta. Di tahun yang sama, ia juga dinobatkan sebagai raja keraton tersebut, lima tahun sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia. Saat itu, situasi politik sangat tidak stabil karena adanya pengaruh Jepang dan Belanda. Namun, Sultan Hamengkubuwono IX menunjukkan sikap yang luar biasa dengan menyatakan kesediaannya untuk mengabdikan diri bagi nusa dan bangsa, bukan hanya untuk negara.
Dalam pidato jumenengan (penobatan) pada 18 Maret 1940, Sultan Hamengkubuwono IX menyampaikan pesan penting tentang harmonisasi antara budaya Barat dan Timur tanpa menghilangkan identitas kebangsaan. Ia menyatakan, “Di pundak saya, ada satu tugas yang berat. Saya harus mengharmoniskan antara yang Barat dan yang Timur, tanpa yang Timur kehilangan kepribadiannya.” Pernyataan ini menjadi dasar pemerintah pusat memberikan penghargaan kepada beliau sebagai PNS pertama dengan NIP istimewa.
Pengakuan Pemerintah atas Kontribusi Sultan HB IX
Menurut Penghageng Tepas Dwarapura Keraton Yogyakarta, Kanjeng Raden Tumenggung Jatiningrat atau Romo Tirun, pemberian NIP 010000001 kepada Sultan Hamengkubuwono IX dilakukan oleh Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN) pada 1 November 1974. NIP ini diberikan karena sikap beliau yang luar biasa selama masa jumenengan.
Romo Tirun menjelaskan bahwa Sultan Hamengkubuwono IX adalah salah satu tokoh yang mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia mengirimkan telegram ucapan selamat kepada Sukarno dan Moh. Hatta. Dua minggu kemudian, bersama Paku Alam VIII, ia mengeluarkan maklumat yang menyatakan Yogyakarta sebagai bagian dari wilayah Republik Indonesia.
Selain itu, Sultan HB IX juga pernah mengusulkan pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta karena situasi di Jakarta dianggap tidak aman setelah kedatangan sekutu. Yogyakarta siap menjadi ibu kota negara yang baru berdiri tersebut.
Kontribusi Besar Sultan Hamengkubuwono IX
Sultan Hamengkubuwono IX memiliki peran besar dalam sejarah Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia ke-2 dari 23 Maret 1973 hingga 23 Maret 1978. Selama hidupnya, beliau memberikan kontribusi nyata dalam membangun negara.
Sultan HB IX wafat pada 2 Oktober 1988 malam saat sedang berkunjung ke Amerika Serikat. Ia meninggal di George Washington University Medical Center dan dimakamkan di Kompleks Pemakaman Raja-Raja di Imogiri.
Sejarah Sultan Hamengkubuwono IX sebagai PNS pertama dan tertua di Indonesia menjadi bukti bahwa peran tokoh-tokoh lokal sangat penting dalam pembentukan negara. Meskipun banyak orang tidak mengetahui detail ini, pengakuan pemerintah atas keistimewaan DIY dan peran Sultan HB IX tetap menjadi bagian penting dari sejarah bangsa.
