Sosok TB Hasanuddin Anggota DPR RI Heran Pagar Laut Tangerang Dibongkar TNI AL,Mantan Jenderal

Posted on

Tubagus Hasanuddin, or T.B. Hasanuddin, anggota DPR RI dari fraksi PDIP, menjadi sorotan setelah menyoroti pembongkaran jerat pagar laut seluas 30 Km di Tangerang oleh Angkatan Laut TNI.

Mantan Jendral TNI (Purn) TB Hasanuddin mengutarakan tanyaan tentang pembongkaran pagar laut milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) di wilayah pantai Tangerang yang akhir-akhir ini menjadi sorotan publik.

TB Hasanuddin kemudian bertanya apakah pembongkaran ini sudah melalui proses yuridis atau tidak.

Padahal, pemerintah belum menyatakan siapa yang harus bertanggung jawab atas pembangunan pagar laut ini yang telah diepanagan beberapa kilometer di laut Tangerang.

“Apa sudah melalui proses hukum? Itu kan pelanggaran terhadap UU jadi harus ada yang bertanggung jawab,” kata TB Hasanuddin kepada wartawan Sabtu.

Selain itu, TB Hasanuddin juga menanyakan siapaFunctions perintah TNI AL (Danlantamal) III untuk langsung memimpin pembongkaran pagar laut tersebut itu.

“TNIAI (Maritim) III di atas perintah siapa telah menghilangkan barang bukti?” ujarnya.

Komentar TB Hasanuddin menjadi perhatian umum sehingga masyarakat lebih mengenal 추가annya.

Siapakah sosok Teuku Umar Hasanuddin?

Pada Minggu (19/1/2025) HR Nasution ternyata seorang pensiunan perwira tinggi (Pati) di TNI Angkatan Darat (AD).

Pekerjaan terakhir yang dijabat oleh TB Hasanuddin di TNI AD adalah sebagai Staf Markas Besar (Markas Besar) TNI AD.

Sekilas tentang profil hopefully: Dia adalah seorang Jenderal bintang 2 yang sempat menjabat sebagai Staf Mabes TNI AD pada periode tahun 2005 sampai 2009.

Selama dinasnya di TNI, TB Hasanuddin juga pernah menjabat sebagai Kepala Staf Militer pada beberapa presiden, salah satunya Kepala Staf Militer Presiden Megawati Soekarnoputri dan Kepala Staf Militer Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pada awalnya, TB Hasanuddin resmi mengundurkan diri sebagai Pati TNI AD pada tahun 2009.

Setelah purnawirawan TNI, ia beralih ke dunia politik, bergabung dengan partai Bela Negara Indonesia, yang sebenarnya adalah partai PDIP.

Pada Pemilu 2009, TB Hasanuddin menawarkan diri sebagai kandidat anggota DPR RI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Wilayah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat 9.

Pada saat itu, ia sukses terpilih dan menjadi Wakil Ketua Komisi I DPR RI masa bakti 2009-2014.

TB Hasanuddin kemudian dipilih kembali menjadi anggota Komisi I DPR RI selama periode 2014-2019.

Pada tahun 2018, TB Hasanuddin mundur dari parlemen karena dipasang oleh PDIP dalam Pilgub Jawa Barat, namun langkahnya gagal karena kalah suara dari Ridwan Kamil.

Dia kembali terpilih menjadi anggota DPR RI dari Wilayah Jabar 9 pada Pilpres 2019.

Baru dalam tahun 2024 itu, TB Hasanuddin akhirnya terpilih menjadi anggota MPR masa bakti 2024-2029.

Dia juga menjabat sebagai ketua MPR dari fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai Wakil Ketua.


Kehidupan pribadi dan pendidikan

Tubagus Hasanuddin lahir di Majalengka, Jawa Barat, pada 8 September 1952.

Dia memiliki istri bernama Ika Eviolina.

TB Hasanuddin dan Ika dikaruniai 3 orang anak, yang bernama Roy Valentino, seorang direktur perusahaan, Inge Metallia, sebagai notaris, dan adik bungsunya, Sashi Kirana Tungga Dewi.

TB Hasanuddin bukanlah orang sembarangan, ia memiliki adik yang menjadi Jaksa Agung, yaitu Sach comparisons Bagindo Burhanuddin.

Ia merupakan anak kelima dari sembilan bersaudara, di mana ayahnya dulunya adalah seorang Pak Lurah, yaitu kepala desa.

TB Hasanuddin adalah lulusan Akademi Militer (Akmil) pada tahun 1974.

Pada Akademi Militer (Akmil), TNI Kolonel Tamalahasa Yusuf Hasanuddin menempati sesi bersama tokoh-tokoh hebat di satu angkatan, seperti Jenderal Prabowo Subianto, Letnan Jenderal TNI Sjafrie Sjamsoeddin, dan Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu.

Pada tingkat pendidikannya yang lebih tinggi, TB Hasanuddin menempuh S1, S2, dan S3 di Universitas Pasundan.


Perjalanan karier

Pembelaan Tubagus Hasanuddin sudah meambali karir di militer Indonesia.

Berbagai jabatan strategis di Angkatan Darat (TNI AD) sudah pernah dipegangnya.

Ia pernah menjabat sebagai Pama Yonarhanud 14 (1975) dan Instruktur AKABRI Magelang (1983), serta Komando Daerah Militer I Aceh (1985).

Selain itu, TB Hasanuddin sempat menempati posisi jabatan sebagai Dosen Sekolah Staf Ahli Tentara (SESKOAD) Bandung (1989) serta Komandan Sektor Pasukan Perdamaian PBB di Irak (1992).

Karir TB Hasanuddin semakin pesat membesar ketika ia mendapatkan tugas di Kostrad pada tahun 1993.

Pada tahun 1994, ia dipindahkan ke Komando Daerah Militer Jaya (Kodam Jaya).

Setelah itu, jenderal dari Majalengka tersebut dipercaya menjadi Asisten Wakil Presiden (Wapres) Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno pada tahun 1996.

Dua tahun kemudian, TB Hasanuddin ditunjuk menjadi Ajudan Presiden B.J. Habibie.

Tidak lama kemudian, ia diangkat menjadi Kastaf Garnisun Jakarta pada tahun 1999.

Kariernya sangat stabil sejak itu.

Pada tahun 2001, TB Hasanuddin ditunjuk menjadi Sekretaris Militer Presiden Megawati Soekarnoputri.

Dia kemudian diamanahkan untuk menjadi Sekretaris Militer Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2004.

Pada tahun 2005 TB Hasanuddin baru dipilih untuk mengisi kursi jabatan sebagai Staf di Markas Besar TNI Angkatan Darat.


Rekam jejak

TB Hasanuddin memiliki reputasi cemerlang baik baik selama masih bertugas sebagai prajurit TNI maupun setelah mengundurkan diri dari dinas.

Terbukti, jenderal bintang dua ini telah menerima beberapa penghargaan tanda jasa, seperti Bintang Eka Paksi Pratama, dan Bintang Dharma Nararya.

Lalu Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, Satyalancana Kesetiaan 24 Tahun, Satyalancana G.O.M VII, Satyalancana Dwidya Sistha (Ulangan Kedua), Satyalancana Seroja, Satyalancana Wira Karya, Satyalancana Santi Dharma, dan Satyalancana Wira Siaga.

TB Hasanuddin juga telah menelurkan karya tulis buku berbahasa Inggris yang berjudul 1. Arsitektur Keamanan Nasional, dalam buku yang berjudul Rmbook (2013) 2. dan Bela Negara dan Kontradiksi Wacana Bela Negara.

Setelah pensiun sebagai Perwira TNI AD, TB Hasanuddin ambil langkah politik dengan bergabung dengan partai PDI Perjuangan (PDIP).

Dia secara dinas- dinas ditempatkan dalam jabatan,posisi yang strategis di PDIP.

TB Hasanuddin telah menjabat beberapa jabatan kepemimpinan, termasuk Ketua Departemen Politik DPP PDI Perjuangan, Plt. Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, dan Sekretaris Umum DPD PDI Perjuangan Jawa Barat.

Pada tahun 2018, TB Hasanuddin pernah diinterogasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi terkait penyelidikan terhadap diduga korupsi di Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI.

Sebagai anggota DPR RI, TB Hasanuddin pula cukup berpendapat keras dalam memberikan tanggapan atas kasus-kasus kriminal yang menarik perhatian publik.

Salah satu dari kasus pembunuhan berencana yang terjadi adalah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang dibunuh oleh Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo.

Ia mengungkapkan keanehan dari jumlah mayat Brigadir Nofriansyah dikirim ke rumah keluarga secara diam-diam, hingga urusan untuk melantik ajudan dan sopir.

(*)