Pentingnya Skrining Kanker Payudara
Skrining kanker payudara merupakan salah satu metode penting dalam mendeteksi penyakit ini sejak dini. Dengan deteksi dini, pengobatan menjadi lebih efektif dan meningkatkan peluang kesembuhan. Penelitian menunjukkan bahwa skrining tahunan dapat mengurangi risiko kematian akibat kanker payudara. Meskipun tidak mencegah kanker, skrining membantu mempercepat diagnosis dan pengobatan.
Bunda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter tentang jenis skrining yang paling sesuai dan kapan harus melakukannya. Berikut penjelasan lebih lengkap mengenai skrining kanker payudara.
Apa Itu Skrining Kanker Payudara?
Skrining kanker payudara adalah proses pemeriksaan pada payudara perempuan untuk mendeteksi kanker sebelum muncul tanda atau gejala. Proses ini dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten dan bisa memberikan rekomendasi terbaik untuk setiap individu.
Menurut rekomendasi dari Satuan Tugas Layanan Pencegahan Amerika Serikat (USPSTF), perempuan berusia 40 hingga 74 tahun disarankan melakukan skrining setiap dua tahun. Namun, beberapa studi menunjukkan bahwa skrining tahunan memiliki manfaat tambahan dalam mengurangi risiko kematian.
Manfaat Skrining Tahunan
Studi yang dipimpin oleh Epic Research menemukan bahwa perempuan yang menjalani skrining tahunan memiliki risiko kematian 17 persen lebih rendah dibandingkan yang menjalani skrining setiap dua tahun. Hal ini sangat penting karena populasi rentan seperti perempuan kulit hitam, yang tinggal di daerah pedesaan, atau berusia di atas 60 tahun, cenderung memiliki risiko kematian yang lebih tinggi setelah diagnosis kanker payudara.
Dr. Nicole B. Saphier, seorang ahli pencitraan payudara, menyatakan bahwa analisis ini sangat menarik dan mendukung kebutuhan mammogram tahunan. Ia juga menyoroti bahwa penelitian ini tidak mempertimbangkan faktor gaya hidup dan alasan perempuan memilih skrining tahunan.
Rekomendasi dari American Cancer Society
American Cancer Society (ACS) merekomendasikan mammogram tahunan bagi perempuan berusia 45 hingga 54 tahun. Untuk perempuan berusia 40 hingga 44 tahun, mereka memiliki pilihan untuk menjalani skrining tahunan. Bagi perempuan di atas 55 tahun, ACS menyarankan skrining setiap dua tahun, kecuali mereka memilih untuk tetap menjalani skrining tahunan.
Selain itu, American College of Radiology dan Society of Breast Imaging merekomendasikan mulai skrining mammogram pada usia 40 tahun untuk perempuan berisiko normal. Mammogram tahunan dapat meningkatkan kemampuan mendeteksi kanker payudara yang agresif, terutama sebelum menopause.
Jenis Tes Skrining Kanker Payudara
Ada beberapa tes yang digunakan dalam skrining kanker payudara:
-
Mammogram
Mammogram adalah rontgen payudara yang umum digunakan sebagai cara terbaik untuk mendeteksi kanker sejak dini. Ini dapat menemukan kanker sebelum ukurannya cukup besar untuk dirasakan. -
MRI Payudara
MRI menggunakan magnet dan gelombang radio untuk membuat gambar payudara. Biasanya digunakan bersama mammogram untuk perempuan berisiko tinggi. Namun, karena kemungkinan hasil positif palsu, tidak direkomendasikan untuk perempuan dengan risiko rata-rata. -
Pemeriksaan Lainnya
- Pemeriksaan payudara klinis: Dilakukan oleh dokter atau perawat dengan meraba payudara.
- Kesadaran diri terhadap payudara: Memahami bagaimana payudara terlihat dan terasa membantu dalam mengenali perubahan yang mungkin mengkhawatirkan.
Manfaat dan Risiko Skrining
Setiap tes skrining memiliki manfaat dan risiko. Manfaat utamanya adalah deteksi dini kanker. Namun, risiko termasuk hasil positif palsu, diagnosis berlebih, dan paparan radiasi. Selain itu, skrining juga bisa menyebabkan kecemasan dan prosedur tambahan yang tidak perlu.
Cara Melakukan Skrining yang Efektif
Untuk melakukan skrining yang efektif, Bunda dapat:
- Mulai skrining pada usia 40 tahun, sesuai risiko dan konsultasi dengan dokter.
- Memilih frekuensi skrining: tahunan atau setiap dua tahun.
- Menambahkan skrining tambahan seperti USG atau MRI jika diperlukan.
- Menggunakan teknologi canggih, seperti AI, yang dapat mengurangi false positives.
- Berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan metode dan frekuensi terbaik berdasarkan riwayat keluarga, kesehatan, dan hasil skrining sebelumnya.
