Siswi Paskibraka Ditemukan Tewas, Keluarga Curiga

Posted on

Keluarga Tidak Menerima Kematian Siswi SMA yang Diduga Bunuh Diri

Keluarga dari seorang siswi kelas 2 SMA berinisial EA mengalami ketidakpuasan terhadap penyebab kematian putrinya. Awalnya, mereka menerima informasi bahwa EA meninggal akibat bunuh diri. Namun, setelah melihat ada kejanggalan dalam kondisi jenazah korban, keluarga memutuskan untuk melakukan autopsi.

Jenazah EA ditemukan di rumahnya di Kecamatan Seruyan Hulu, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah pada hari Sabtu (9/8/2025). Setelah menemukan hal-hal yang tidak biasa, jenazah dibawa ke Ruang Jenazah RSUD dr Murjani, Sampit, Kotawaringin Timur, untuk menjalani proses autopsi pada Jumat (15/8/2025) sore.

Proses Autopsi Dilakukan dengan Pendampingan Polisi

Berdasarkan pantauan, jenazah tiba sekitar pukul 17.00 WIB menggunakan mobil ambulans. Ayah korban, Hepri, mengonfirmasi bahwa autopsi dilakukan. Ia mengatakan bahwa ia sudah menunggu di rumah sakit sejak pukul 15.00 WIB.

Sebelum autopsi, makam korban telah dibongkar pada pagi hari. Langkah ini dilakukan atas permintaan pihak kepolisian yang menangani kasus tersebut. “Sesuai permintaan pihak kepolisian. Dengan berat hati kami lakukan pembongkaran makam tadi pagi, dan saat ini jenazah sudah di ruang autopsi,” ujar Hepri.

EA dikenal sebagai siswi berprestasi dan aktif dalam kegiatan sekolah. Ia juga terpilih menjadi anggota Paskibraka. Keluarga berharap autopsi bisa memberikan kejelasan tentang kematian putrinya.

Kakek Korban Menolak Hasil Awal Kematian

Meski sebagian besar keluarga telah menerima hasil awal kematian EA, kakek korban, berinisial KS, menyatakan ketidaksetujuannya terhadap klaim bahwa cucunya meninggal karena bunuh diri. Ia menilai ada banyak hal janggal dari kondisi jenazah EA.

“Yang jelas saya pribadi tidak terima. Saya pernah melihat sendiri empat orang meninggal gantung diri. Semuanya lidahnya keluar, tergigit, bahkan sampai keluar kotoran. Tapi pada cucu saya, kondisinya berbeda. Itu membuat saya curiga,” ujar KS.

KS berharap pihak kepolisian bekerja maksimal dalam mengungkap kebenaran di balik kematian cucunya. “Kami meminta polisi menyelidiki kasus ini sampai benar-benar terang. Jangan sampai ada hal yang ditutup-tutupi,” tambahnya.

Proses Autopsi Dilakukan oleh Tim Forensik

Pada Jumat (15/8/2025) sore, jenazah EA dibawa menggunakan mobil ambulans ke Ruang Jenazah RSUD dr Murjani, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur. Proses autopsi dilakukan oleh tim forensik dengan pendampingan pihak kepolisian.

Polres Seruyan memastikan bahwa pihaknya masih menunggu hasil resmi autopsi. Hasil tersebut diperkirakan baru akan keluar dalam kurun waktu satu hingga dua minggu ke depan. Polisi menyebut, hasil autopsi akan menjadi dasar langkah hukum selanjutnya.

Penjelasan Kasat Reskrim

Kasat Reskrim Polres Seruyan, AKP Rahmad Tuah, mengatakan bahwa pihaknya mendampingi pelaksanaan autopsi atau eksumasi terhadap korban. “Hari ini kami melakukan pendampingan otopsi terhadap saudari berinisial E yang diduga sementara kematiannya karena gantung diri,” ujarnya.

Meski begitu, ia menegaskan bahwa hasil autopsi bukan ranahnya untuk disampaikan ke publik. “Kalau hasil autopsi, saya tidak berwenang menjelaskan karena itu adalah kewenangan dokter forensik,” katanya.

Peringatan Penting

Artikel ini dibuat bukan untuk menginspirasi Anda yang sedang berpikir untuk mengakhiri kehidupan. Bagi Anda yang merasa kesepian dan memiliki permasalahan mental, jangan menunda untuk meminta pertolongan profesional. Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.