DL Entertainment selanjutnya menangani proyek film baru.
Kali ini berjudul
Cyberbullying.
Movie ini adalah sebuah film khusus untuk anak-anak yang mengangkat masalah sosial bullying online dan juga menekankan kepentingan pendidikan moral sejak usia muda.
Berikut sinopsenya: Neira (13 tahun), seorang pelajar kelas dua SMP yang terkenal menjadi teladan di sekolahnya, tiba-tiba menjalani pergantian kehidupan yang sangat besar dan tak terduga.
Video perdebatannya dengan kawanku sekolah tiba-tiba menyebar luas dan berbalik merugikan diriku sendiri.
Neira merasakan beban emosional, menjauh dari sekitarnya, dan hilangnya antusiasme dalam hidup.
Untuk menyembuhkan keadaan Neira, keluarganya menempatkannya untuk tinggal serumah dengan sang kakek.
Di tempat yang baru, Neira menyadari kembali arti harapan dan prinsip-prinsip hidup seperti ketakwaan, kerja keras mandiri, cinta tanah air, serta rasa solidaritas bersama-sama.
Dengan kawan-kawannya yang baru, dia mendirikan perpustakaan kebun dan area pelatihan untuk kompetisi eja kata guna membantu anak-anak tidak mampu.
Ceritanya memuncak ketika Neira pulang kampung ke almamaternya guna berpartisipasi dalam perlombaan Spelling Bee, meraih kesuksesan, serta menutup luka di hatinya dari masa lalu.
Cyberbullying
membecani film ketiga yang diproduksi oleh DL Entertainment.
Film sebelumnya,
Pulang Tak Harus Rumah
(2024) dan
Keluar Main
(2024).
Proses syuting
Cyberbullying
Dimulai pada Rabu (9/4/2025) lalu, dengan proses produksi yang sepenuhnya berlangsung di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Perencanaannya akan diumumkan pada tahun ini.
Rusmin Nuryadin mengambil peran sebagai sutradara sementara Liani Kawati berperan sebagai produser.
“
Cyberbullying
Bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai kawan untuk anak-anak. Kami berharap mereka merasakan di dampingi oleh tokoh-tokohnya dalam film ini sehingga dapat tumbuh tanpa ketakutan, dipenuhi dengan keyakinan diri serta prinsip hidup yang teguh,” ujar Liani melalui pernyataannya.
Film ini bukan hanya sebuah proyek hiburan biasa, melainkan juga merupakan sumbangan langsung DL Entertainment dalam mengatasi masalah sosial yang dihadapi oleh anak-anak Indonesia di zaman digital.
Liani berharap
Cyberbullying
dapat menjadi hiburan keluarga yang juga cocok untuk diskusi reflektif pada acara piknik kelas di sejumlah sekolah.
Film ini diciptakan dengan penuh kasih. Kami menghargai prosesnya, kedisiplinan, serta attitude-nya. Sebab buat kami,
sikap lebih penting daripada keterampilan.
Liani mengatakan, ‘Terlebih lagi ada banyak aktor cilik dalam film ini, yang membutuhkan kesabaran serta kolaborasi tim luar biasa,’
Liani mengatakan bahwa dunia digital telah menjadi elemen tak terpisahkan dalam hidup anak-anak.
Melalui produksi film ini, DL Entertainment juga menyokong upaya pemerintah untuk menghadirkan lingkungan digital aman bagi anak-anak serta terbebas dari kekerasan.
(*)