Insiden Pemecahan Kaca Kereta Commuter Line dan Pengalaman Penumpang KA Sancaka
Insiden pelemparan batu terhadap kereta api kembali terjadi, kali ini menimpa Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line 1332 yang beroperasi pada relasi Jakarta – Kota Bogor. Aksi tersebut terjadi di lintasan antara Stasiun Cilebut dan Stasiun Bogor, tepatnya di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Pasar Anyar, pada Jumat (11/7/2025) sore. Akibat dari kejadian ini, kaca pintu kereta mengalami retak dan harus diperbaiki selama beberapa hari.
“Rangkaian Commuter Line tersebut tidak dapat beroperasi selama tiga hari karena membutuhkan proses perbaikan dan penggantian kaca pintu kereta,” ujar VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus dalam keterangan tertulis, Sabtu (12/7/2025). Beruntung, insiden ini tidak sampai melukai penumpang di dalam kereta. Namun, kejadian ini menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran bagi para pengguna jasa KRL.
KAI Commuter langsung mengerahkan petugas untuk melakukan penelusuran dan menangkap pelaku pelemparan batu tersebut. Joni menyatakan bahwa pihaknya sangat mengecam aksi tersebut dan menyesalkan tindakan vandalisme yang dilakukan oleh orang tak dikenal. Ia menegaskan bahwa KAI tidak akan mentolerir tindakan serupa dan berkomitmen untuk memproses insiden ini melalui jalur hukum.
Langkah ini diambil agar memberikan efek jera kepada pelaku serta memberikan pemahaman bahwa tindakan seperti pelemparan batu bisa menyebabkan kerugian bahkan korban jiwa. “Tindakan ini sangat membahayakan keselamatan penumpang dan bisa berujung pada kecelakaan besar,” tambah Joni.
Pengalaman Penumpang KA Sancaka yang Dilempar Batu
Sebelumnya, insiden serupa juga terjadi terhadap KA Sancaka, yang viral di media sosial. Widya Anggraini, seorang penumpang KA Sancaka, menceritakan pengalamannya saat dilempar batu saat sedang dalam perjalanan dari Yogyakarta ke Surabaya Gubeng. Kejadian ini terjadi pada Minggu (6/7/2025) sekitar pukul 22.25 WIB.
Widya duduk di gerbong 2, kursi 4C-4D. Tiba-tiba, ia mendengar suara pecahan kaca. Batu dilemparkan dari luar kereta dan mengenai jendela di samping tempat duduknya. Ia sedang membaca buku dan mendengarkan musik ketika kejadian itu terjadi.
“Kaca gerbong dilempar batu dari luar. Aku kena. Muka penuh darah. Aku bahkan enggak sadar sampai orang-orang di sekitar panik dan bilang ‘Mbak, wajah dan leher berdarah’,” tulis Widya di akun Instagramnya. Serpihan kaca menghujani tubuhnya, masuk ke rambut, menempel di wajah, dan bahkan masuk ke dalam baju.
Ia kemudian dibawa ke belakang dan dibantu oleh tim KAI untuk membersihkan serpihan kaca satu per satu. Setibanya di Stasiun Solo, ia diturunkan dan dibawa ke RS Triharsi Surakarta untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dokter spesialis mata tidak tersedia malam itu, sehingga hanya diberi obat dan dibersihkan seadanya.
Widya mendapatkan informasi dari pihak KAI bahwa ia akan dirujuk ke rumah sakit spesialis mata di Surabaya karena ada serpihan kaca yang masuk ke matanya. Ia bersyukur masih selamat setelah kejadian ini. Namun, ia mengingatkan masyarakat untuk tidak menganggap remeh tindakan sembrono seperti pelemparan batu ke kereta.
“Tolong, jangan ada lagi pelemparan batu ke kereta. Satu tindakan sembrono bisa membahayakan banyak orang. Saran dari aku untuk kalian yang lagi naik kereta, gorden tutup saja, biar lebih aman,” pesan Widya.


