Ternyata, peristiwa penting yang menghadirkan para pemimpin dunia dalam satu tempat dapat dibuat menjadi sebuah film. Patricia Riggen bertindak sebagai pengarah kreatif dan menyampaikannya lewat pembuatan film ini.
G20
.
Rilis tanggal 10 April di Prime Video, film yang dibintangi oleh Viola Davis, Ramon Rodríguez, dan Antony Starr ini bakal menampilkan adegan seru tentang teror dalam sebuah acara penting itu. Mau tahu bagaimana ceritanya? Apakah filmnya oke atau tidak?
1. Viola Davis sukses membintangi peran seorang ibu yang menjadi Presiden AS.
Akting Viola Davis sungguh tak perlu dipertanyakan lagi, bahkan dalam berbagai film
G20
Ini. Sebagai Danielle Sutton, Presiden Amerika Serikat, Davis menampilkan kemampuan akting luar biasa di tiap adegannya dengan situasi yang bervariasi.
Sebagai contoh, saat memerankan seorang ibu, dia merasakan betul emosinya sebagai orang tua ketika harus menghadapi adegan bersama Marsai Martin yang berperan sebagai putrinya. Sementara itu, di sisi lain, dia juga berhasil menyampaikan aura kewibawaan, kepemimpinannya serta kebraniannya dalam perannya sebagai presiden saat bertarung melawan karakter Rutledge diperankan oleh Antony Starr.
Dapat dikatakan bahwa Davis sukses menggambarkan peran sebagai seorang ibu, isteri, presiden, serta pimpinan dalam sebuah grup.
G20.
2. Kekuatan Perempuan! Tokoh wanita yang berhasil menarik perhatian dalam film G20
Peran wanita memiliki peran signifikan di dalam film tersebut. Tak cuma sang Presiden dari Amerika Serikat, figur-figur lain juga menarik perhatian, misalnya Ibu Negara Korea Selatan dimainkan oleh MeeWha Alana Lee serta Sabrina Impacciatore berperan sebagai Kepala Dana Moneter Internasional (IMF).
Di samping itu, tokoh Serena, putri Danielle, memegang peranan penting dalam upaya menyelamatkan konferensi G20 South Africa. Walaupun pada awal cerita ia tampak sedikit frustasi, pertumbuhan karakter yang dimainkan oleh Marsai Martin ini cukup menggetarkan saya berkat kemampuan aktingnya.
3. Tiap adegan dalam konferensi G20 ini membuat penasaran, walaupun cukup dapat diprediksi.
Keseruan cerita film
G20
Bisa dikatakan bahwa naik turun cerita ini berhasil menciptakan rasa ingin tahu pada penonton tentang apa yang akan terjadi selanjutnya serta cara Patricia Riggen menghidupkannya.
Sebagai contoh, adegan perkelahian di dapur serta penerbangan helikopter dinilai oleh saya sebagai bagian yang dieksekusi dengan luar biasa hebatnya. Tension yang diciptakan dalam film tersebut sungguh sukses.
G20
pun terasa sangat intens.
Sebenarnya ada
plot twist
di dalam movie tersebut, namun berdasarkan pendapat saya,
twist
Hal itu tidak memiliki dampak signifikan pada jalannya cerita. Sebab, alur tersebut tak berhubungan dengan tokoh utama dan belum mencapai puncak konflik, sehingga tampak seolah-olah hanya melewatinya tanpa ada perubahan yang berarti.
4. Kecantikan Cape Town tidak dijadikan fokus utama sebagai tempat konferensi G20
Dengan tema G20 Afrika Selatan, sangat disayangkan bahwa Cape Town sebagai pusat pemerintahan belum ditemukan secara mendalam. Sebenarnya, di awal cerita, para pemirsa telah diajak menyaksikan pemandangan mempesona dari ibu kota Afrika Selatan yang sepertinya menggambarkan janji akan hal-hal lebih lanjut.
Selain itu, penggunaan
green screen
Untuk melihat panorama Cape Town dari tempat rapat para petinggi dunia sedikit banyak mengalihkan perhatian penonton. Jika scene itu disempurnakan lagi, pasti akan jadi tayangan yang lebih menyenangkan untuk dinikmati.
Di samping itu, sejumlah besar adegan yang terjadi di dalam gedung serta pemilihan waktu pada malam hari membuatku sebagai penonton cukup lupa bahwa film tersebut disajikan dengan setting di Afrika Selatan.
Meski begitu,
G20
sudah menghadirkan hembusan baru di tengah-tengah industri perfilman tersebut.
action
Lainnya. Mengusung tema wanita yang kuat, menjadikan film ini harus ada dalam daftar nonton Anda.